Einstein said "you can blame gravity for falling in love"
Hal tersebut mungkin berlaku untuk dai yang mencintai shun. orang lain seringkali mempertanyakan terkait perasaanya kepada shun yang terkesan berlebihan dalam waktu singkat. Bahkan ada orang yang mengatakan bahwa perasaan dai hanya lust semata, dai sendiri tidak peduli bagaimana orang melebeli perasaannya, yang terpenting adalah shun harus ada dalam system kehidupannya.
Sebaliknya saat beberapa kenalannya mengatakan bahwa shun sebagai orang yang probrematik dan negative untuk menjadi pasangan dai, ia memilih menutup telinganya. Biar bagaimanapun kehadiran shun sangat berdampak dalam hidupnya, hubungan masalalunya membuat dai berpikir bahwa ia tidak mau jatuh cinta karena ia selalu merasa cinta tidak layak dan cocok untuknya. ia tidak mau terluka dan ia juga tidak mau melukai orang lain seperti yang pernah ia lakukan sebelumnya. Jadi dai cenderung menghindari hubungan emosional dengan siapapun, untuk itu ia memilih untuk lebih fokus dalam menata karirnya.
Sampai ia bertemu dengan shun, dai merasa sudah tidak dapat lagi melarikan diri dari perasaan yang di sebut 'cinta' dan membuat dai mengambil Keputusan besar dalam hidupnya. Bagaimana tidak, untuk pertama kali dalam hidup dai berpikir 'mungkin tidak apa-apa meski ia akan terluka oleh orang ini (shun) dan dia akan berusaha untuk menjaga hubungan mereka agar shun tidak terluka olehnya dan agar mereka terus bersama dalam waktu yang lama, dengan Shun entah kenapa dai merasa ia bisa melihat masa depan.
Pertama kali dai bertemu dengan Shun adalah di green house cafe milik ryota. saat itu dai dan gensei dalam perjalanan pulang dinas luar kota, gensei meminta di drop di sebuah cafe yang memang searah dengan perjalanan pulang mereka dikarenakan gensei memiliki janji untuk menemui temannya di cafe itu. Awalnya gensei hanya basa basi menawari dai untuk bergabung, tapi ternyata bossnya itu menanggapi nya dengan serius dan memilih ikut dengannya ke cafe.
"Sepertinya menyenangkan, sudah lama aku tidak datang ketempat seperti itu" kata dai menanggapi ajakan gensei.
"Tentu saja karna kau lebih sering ke club Daripada ke cafe untuk bersenang-senang, aku bahkan tidak bisa membayangkan kau akan menghabiskan waktu untuk mengobrol di cafe kalau bukan urusan bisnis" sahut gensei yang tak mencerminkan sikap sebagai anak buah, namun hanya ditanggapi cengiran oleh dai, karna memang semua itu benar.
Setibanya dicafe mereka disambut oleh pria berkumis berbadan atletis yang memperkenalkan diri sebagai taehoon. Lalu kemudian datang seorang pelayan cafe yang langsung menarik perhatian dai Karena bandana kucing dikepalanya, pria berkulit putih itu datang menghampiri dan menanyakan pesanan mereka dengan wajah merengut.
"Astaga shun lihat wajahmu" seru taehoon tampak geli melihat wajah pelayan itu.
"Sudahlah aku benar-benar datang kemari langsung dari tempat kerjaku" timpal gensei dengan gestur membujuk.
"Kalian benar-benar pergi sebulan tanpa bisa menemui ku, apa sekarang kalian sudah bisa membeli helikopter yang penuh dengan cake?" Ujar Shun dengan sinis, Shun adalah teman paling muda diantara gensei dan taehoon sudah terbiasa melihatnya merajuk.