Shun tengah fokus melipat pakaian untuk di tata dalam lemari baju mereka, hal itu mengingatkan Shun tentang keluhan dai karena Shun jarang sekali membeli pakaian untuk dirinya, adapun bila dai berinisiatif membelikan pakaian untuk Shun maka Shun akan menceramahi dai bahwa dai tidak perlu melakukan itu semua dan baru setelahnya Shun berterima kasih pada dai. Bukannya apa-apa bagi Shun yang jarang keluar rumah ia merasa tidak perlu memiliki banyak pakaian dan lagi Shun sangat suka memakai pakaian dai, seolah ia terus bersama dai sepanjang hari jadi buat apa membeli pakaian baru. Namun berbeda dengan dai, ia tak suka dengan sifat hemat Shun ia ingin memanjakan Shun, membelanjakan semua kebutuhan Shun dari ujung rambut hingga ujung kaki, ia ingin memamerkan Shun kepada semua orang dan bagaimana ia memanjakan kekasihnya, lalu buat apa ia bekerja keras kalau bukan untuk Shun dan dia tidak mau dianggap sebagai kekasih yang pelit.
Sepulang kerja dai dengan tergesa-gesa Menghampiri Shun yang tengah fokus melipat pakaian sambil mendengarkan musik.
"Babyy~~~~" peluk dai dengan manja
"Ada apa sepertinya kamu senang sekali?" kata Shun sambil mengusap rambut dai.
"Ini benar-benar luar biasa" sahut dai mencium pipi Shun dengan gemas, sedangkan Shun hanya tertawa mendengar perkataan dai yang tampak sangat bersemangat meski ia tidak tahu apa yang membuat dai begitu senang.
"Tadi setelah meeting dengan kolega ku, tidak sengaja aku bertemu dengan teman semasa SMA lalu kami memutuskan untuk pergi minum kopi dan mengobrol, aku juga menceritakan tentang kita, dan kamu tahu..." Dai menjeda perkataannya dan menatap mata Shun dengan binar
"Saat aku menunjukkan fotomu, dia mengatakan bahwa dia juga mengenalmu .... Dia teman dari sahabatmu dan luar biasanya kita ternyata pernah bertemu dimasa lalu" Shun mengerutkan kedua alisnya yang tebal, ia mengingat -ingat kapan kemungkinan hal itu terjadi.
"Aku tidak bisa mengingatnya" gumam Shun dengan raut menyesal.
"Tidak apa baby.... kemungkinan kita pernah bertemu saat itu temanku mengajak pergi makan dipesta ulang tahun temannya disebuah resto sayangnya saat aku masuk resto kamu baru saja keluar resto karena harus bekerja paruh waktu, jadi mungkin saja saat itu kita berpapasan namun kita tidak menyadarinya" Shun terpukau mendengar perkataan dai, perasaannya benar-benar campur aduk.