Jess duduk di ruang tunggu bandara dengan segelas americano yang ditangannya. Ia mengingat kembali kenangannya bersama shun, mulai dari pertemuan pertama Mereka, kenangan manis hingga kenangan buruk yang membuat mereka berpisah.
Orang tua Jess berkunjung ke apartemennya tanpa pemberitahuan terlebih dahulu karena sedang menghadiri acara saudara mereka yang juga tinggal di New York lalu tak sengaja mengetahui perihal orientasi seksualnya. Demi apapun ayah Jess adalah seorang pensiunan tentara ia benar-benar dihajar saat itu hingga tak sadarkan diri, sedangkan Shun tak jauh beda dengan dirinya ia mendapatkan pemukulan dari mamanya tanpa memberikan perlawanan. Jess ingin sekali berlari melindungi kekasihnya itu namun sayang Jess perlahan kehilangan kesadaran. Hal terakhir yang dilihatnya adalah Shun yang berteriak memanggil namanya.
Saat tersadar Jess sudah berada di rumah sakit karena mengalami luka dirusuknya. Kala itu ia benar-benar diawasi dan tidak dapat memiliki akses untuk menghubungi Shun sama sekali. Ia benar-benar mengkhawatirkan kondisi kekasihnya itu, bahkan tiada hari ia lewati tanpa keributan dengan orangtuanya, Jess bahkan memohon kepada kedua orangtuanya agar mereka mau menerima kondisinya begitu juga hubungannya dengan Shun namun semua nihil.
Setelah keluar dari rumah sakit, untuk sementara Jess tinggal dirumah pamannya yang berada di New York, mereka berencana akan membawa Jess kembali ke Atlanta. Namun Sebelum semua itu terjadi, Jess memohon kepada sepupunya agar mengantarkan Jess ke apartemennya ia sangat mengkhawatirkan Shun, dan Karena kasihan sepupu nya mau mengantarkan ia ke menemui Shun.
sayangnya saat ia tiba di apartemen tidak ada siapapun disana, bahkan apartemennya tampak sangat rapi seolah tidak ada keributan apapun sebelumnya. Jess tetap mencari Shun keseluruh ruangan, hingga ia menemukan sticky note yang tertempel di kulkas.
"Jess maafkan aku karna telah membuat keributan antara kamu dan kedua orang tua mu, aku tidak bermaksud begitu. Mari kita akhiri semuanya, aku kembali ke jepang. Terimakasih atas semuanya.... selamat tinggal"
Setelah Membaca pesan dari Shun, seketika pijakannya seolah runtuh. Ia ingin mengejar Shun kejepang namun kondisinya saat ini tidaklah memungkinkan dan akhirnya Jess ikut kedua orangtuanya ke Atlanta dengan harapan bisa membujuk kedua orangtuanya lantas membawa Shun kembali.
Seiring waktu berjalan Jess tetap berusaha menghubungi Shun, Ia bahkan pernah sekali ke jepang untuk menemui Shun tapi saat ia tiba di apartemen lama Shun ternyata sudah dihuni oleh orang lain, bahkan Jess pergi ke panti asuhan dimana Shun tumbuh besar sebab segala akses komunikasi pada Shun telah tertutup. Shun tampak sengaja menghindari nya, bahkan taehoon sahabatnya bungkam atas keberadaan Shun.
pada akhirnya ia kembali ke New York untuk melanjutkan hidupnya sebagai penerus usaha kedua orangtuanya, dan menyibukkan dirinya dengan berbagai macam pekerjaan, tak ayal membuatnya sukses membuka beberapa gerai lainnya. Meski begitu Jess menjalaninya hidupnya selama dua tahun itu seperti cangkang yang kosong, kenangan terakhir saat Shun memanggil namanya bahkan menjadi mimpi buruk yang terus menghantuinya karna rasa penyesalan.
Lambat laun mama Jess merasa simpati atas kondisi anaknya dan mulai mau menerima orientasi seksual anaknya, bahkan hubungan Jess dengan Shun sekalipun ia terima selama itu membuat bahagia putra pertamanya itu. Hal tersebut membuat Jess bahagia ia mulai kembali merangkai angan bersama Shun Meski kecil kemungkinan Jess dapat kembali menemukan Shun. Namun berbeda dengan sang ayah yang tetap kukuh kepada pendiriannya.
Siapa sangka Saat yang dinantikan Jess pun tiba, ia mendapat undangan pernikahan dari salah seorang rekannya sehingga membawa Jess kembali ke jepang dan akhirnya ia menemukan Shun yang tengah menyantap makanannya dengan riang. Jess baru selesai menghadiri acara dan berencana mengisi perutnya karna selama acara pernikahan berlangsung ia tidak berminat menyantap apapun.