22

6K 384 5
                                    

Alea mengambil handphone nya yang ada di tangan Aksa, setelah itu menunjukkannya kepada Ezra.

"Ezra, kamu tenang dulu, em? Hp nya tahan banting, jadi gak rusak, kamu liat kan? " Alea menunjukkan layar handphone nya yang menyala dan tidak ada retakan di layarnya. Setelah Ezra melihatnya, dia melemparkan kembali benda itu ke atas meja.

"Sekarang kamu tarik napas dulu, stabilkan napas kamu, biar gak sakit lagi? " Alea kembali berucap lembut sambil mengusap dada Ezra naik turun.

Setelah alasan kekhawatirannya menghilang, Ezra mulai bisa menstabilkan napasnya kembali. Meskipun nyeri di dadanya masih ada, setidaknya dia mulai bisa bernapas dengan normal.

"Ambilkan air hangat " Titah Alea kepada Aksa, namun tatapannya tak teralihkan dari wajah Ezra yang memerah dengan keringat dingin dan juga air mata di wajahnya.

Dia mengambil tisu dan mengusap wajah Ezra hingga bersih, setelah itu mendaratkan kecupan ringan di puncak kepalanya.

"Silahkan Nona " Aksa meletakkan segelas air hangat di meja depan Alea, yang langsung di ambil oleh wanita itu.

"Minum dulu, pelan-pelan " Alea membantu Ezra meminum air itu hingga tersisa setengah, setelah itu meletakkannya kembali ke atas meja.

Ezra menyandarkan kepalanya ke pundak Alea. Tubuhnya sangat lemas, jika Alea tidak menyangganya, dia pasti sudah terjatuh ke lantai.

"Tidur aja, kamu harus istirahat " Ucap Alea lembut sembari mengelus punggung dan kepala Ezra bergantian.

Mungkin karena lelah sehabis menangis dan juga penyakitnya yang kambuh, Ezra langsung tertidur tak lama setelahnya. Apalagi Alea terus mengusap punggungnya, membuat rasa kantuk langsung datang dan merenggut kesadarannya.

Setelah memastikan Ezra benar-benar tertidur, Alea mengalihkan fokusnya kepada Aksa yang masih setia berada disana, menjadi nyamuk antara dirinya dan Ezra.

"Apa yang terjadi sebelumnya? " Tanya Alea dingin. Nada lembutnya tadi sudah hilang tak tersisa, entah pergi ke mana.

Wajahnya sangat terlihat tidak bersahabat, apalagi saat Aksa menunjukkan sebuah rekaman CCTV sebagai jawaban atas pertanyaannya.

"Siapa wanita ini? "

"Namanya Bella, manager keuangan dan akuntansi di perusahaan ini " Aksa menjawab pertanyaan Alea.

"Pecat dia, masukkan ke dalam daftar hitam. Lalu umumkan kepada seluruh pegawai tentang status Ezra, dan katakan kalau aku tidak ingin hal seperti ini terjadi lagi di masa depan " Ucap Alea tak ingin di bantah. Saat Alea membuat keputusan, tidak ada siapapun yang bisa merubahnya, oleh karena itu Aksa segera melakukan apa yang diperintahkan padanya.

"Tunggu! Ambikan laptop ku dan berkas-berkas yang ada di sebelahnya sebelum keluar " Ucapan Alea menghentikan Aksa yang hendak meninggalkan ruangan.

"Apakah anda tidak ingin memindahkan tuan Ezra terlebih dahulu? " Tanya Aksa saat meletakkan apa yang di minta Alea di depannya.

Saat mengambil berkas-berkas dan laptop tadi dia melihat bahwa pekerjaan Alea belum selesai, jadi mungkin atasannya itu akan menyelesaikan pekerjaannya. Namun dengan posisinya yang seperti itu Alea tidak akan bisa bekerja dengan leluasa, dan bisa jadi tangannya akan mati rasa jika terlalu lama, makanya dia bertanya khawatir.

"Tidak usah, dia susah tidur nyenyak saat sakit, biarkan saja begini " Balas Alea sembari menatap seorang pria yang kini tertidur dalam dekapannya.

Aksa mengangguk diam-diam sebelum keluar dari ruangan Alea. Tak ingin atensinya mengganggu pasangan yang ada di dalam sana.

Memanjakanmu di kehidupan kedua (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang