05

7.3K 399 0
                                    

Setelah membaringkan Ezra, Alea mengambil obat di laci sebelah tempat tidurnya. Karena beberapa kali mengalami sakit lambung, Alea selalu mempunyai stok obat tersebut di kamarnya.

Mengambil sebutir obat itu, lalu menyodorkannya ke depan mulut Ezra. Obat yang dia berikan adalah tablet kunyah yang di konsumsi sebelum makan, makanya dia menyuruh Ezra untuk memakannya sebelum bubur yang di masak Mira jadi.

Namun Ezra tak kunjung membuka mulutnya, membuat kening Alea sedikit berkerut.

"Gak mau? " Tanya Alea dengan alis terangkat.

Ezra menggeleng pelan, kepalanya tertunduk dalam, dia takut Alea marah karena dirinya rewel. Tapi sungguh, Ezra tidak suka minum obat, sedari kecil dia harus mengkonsumsi benda-benda itu dalam jumlah yang tidak sedikit, dan dia membencinya.

Waktu ibunya masih hidup dulu, ibunya lah yang akan memaksanya meminum benda yang dibencinya itu, namun setelah ibunya meninggal dan dia tinggal bersama ayahnya, keluarga ayahnya tidak ada yang tau tentang penyakitnya, atau lebih tepatnya tidak peduli, jadi tidak ada obat apapun yang di konsumsinya.

Setelah pindah ke rumah ini pun sama, dia tidak pernah sekalipun mengkonsumsi benda itu, karena jangankan di paksa meminum obat, tidak di pukuli saja sudah merupakan keberuntungan untuknya.

"Kenapa gak mau? " Tanya Alea lembut, tidak ada sedikitpun kemarahan dalam suaranya.

"Gak suka minum obat " Cicit Ezra pelan.

"Ezra mau perutnya sakit terus? " Tanya Alea sambil melihat tangan Ezra yang memegangi perutnya sedari tadi, makanya dia menduga kalau asam lambungnya naik karen terlalu lama melewatkan jam makan.

"Makanya minum obat " Ucap Alea setelah mendapat gelengan dari Ezra.

Melihat Ezra keukeuh tidak mau membuka mulutnya, Alea merubah tatapannya menjadi datar dan suaranya berubah tegas tak ingin dibantah.

"Minum obatnya sekarang "

Akhirnya Ezra mau membuka mulutnya untuk menerima sodoran obat dari tangan Alea, meskipun terpaksa, dia lebih baik memilih untuk menurut daripada melihat Alea marah lagi padanya.

"Anak pinter " Puji Alea sembari menepuk puncak kepala Ezra, persis seperti seorang ibu yang berhasil membujuk anaknya.

"Di kunyah dulu obatnya, baru di telan " Ucapnya perhatian, dia juga mengulurkan tangannya untuk mengusap perut Ezra yang terasa sakit, terbukti dari tangan pria itu yang dari tadi tak lepas dari sana.

Tidak membantah ucapan Alea, Ezra mengunyah obat di dalam mulutnya sebelum menelannya, setelah itu kelopak matanya terasa berat hingga hampir tertutup. Mungkin karena terlalu lama menangis dan ketakutan di dalam gudang, membuat tubuhnya lelah dan ingin beristirahat, apalagi usapan Alea di perutnya membuatnya merasa nyaman dan tidak lagi merasakan sakit yang teramat sangat seperti tadi.

"Kamu ngantuk? " Tanya Alea saat melihat kelopak mata Ezra yang hampir tertutup sempurna.

Mendengar pertanyaan Alea, kelopak mata Ezra spontan terbuka untuk menatap wanita itu. Dia mengangguk menjawab pertanyaan barusan.

"Makan dulu ya? Setelah itu gapapa tidur, takutnya perutnya tambah sakit kalo gak makan "

Mungkin Ezra sangat mengantuk, dia tidak merespon ucapan Alea dan hampir menutup matanya lagi, tapi dengan cepat Alea meraih tubuh pria itu dan merubah posisinya untuk duduk bersandar padanya.

"Makan dulu, oke? " Bertepatan dengan itu, Mira mengetuk pintu kamarnya dan mengatakan kalau buburnya sudah siap.

Alea menyuruh Mira masuk dan menyerahkan bubur itu padanya, setelah itu memerintahkan pelayan pribadinya untuk keluar dan melanjutkan pekerjaannya.

Memanjakanmu di kehidupan kedua (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang