16

3.3K 240 7
                                    

Tak terasa sudah seminggu berlalu sejak kelahiran kembali Alea. Hari ini hari peringatan satu tahun pernikahannya dengan sang suami.

"Udah siap? " Tanya Alea setelah Ezra keluar dari walk in closet dengan baju yang dia siapkan.

Dia tersenyum melihat suaminya yang sangat manis dengan setelan putihnya yang terlihat menyatu dengan kulitnya yang senada.

"Mau kemana sih, kok pake baju gini? " Tanya Ezra penasaran. Karena Alea tidak memberitahunya apapun, hanya menyuruhnya memakai pakaian semi formal ini dan berkata akan mengajaknya keluar.

"Cuma mau makan malam kok " Jawab Alea singkat, tanpa mengatakan mengenai anniversary mereka.

.
.
.

Ezra tidak bisa menahan untuk membolakan matanya saat melihat apa yang ada di hadapannya.

Di depannya ada sebuah restoran yang berada di atas kapal pesiar yang sangat mewah. Di lihat dari tampilannya saja bisa di tebak jika untuk makan disana pasti akan sangat menguras kantong.

Meskipun sedikit heran karena banyak pelayan berjejer yang menyambut di pintu masuk, Ezra berpikir mungkin restoran yang biasanya di datangi orang kaya memang seperti itu, jadi dia tidak ambil pusing. Dia menggandeng tangan Alea dan mengikutinya masuk ke dalam.

"Selamat datang di tempat saya yang sederhana " Sapa seorang pria seumuran Alea yang berdiri diam di dalam seakan menunggu mereka.

Ezra membalas sapaan pria itu dengan senyuman, sedangkan Alea stay dengan wajah datarnya.

"Saya kira orang gila mana yang mereservasi restoran saya untuk makan malam berdua, saya sampai datang secara pribadi untuk mengetahuinya. Ternyata Nona Aubrey, kalau begitu tidak mengejutkan lagi " Ucap pria itu dengan nada bergurau.

Sebenarnya tidak begitu, dia sudah tau kalau yang mereservasi restorannya adalah Alea, makanya dia datang ke sini di tengah kesibukannya.

Biasanya tujuan reservasi di restorannya di gunakan untuk pesta kalangan atas, jadi dia agak terkejut saat mengetahui ada yang membayar ratusan juta hanya untuk makan malam berdua.

Namun setelah mengetahui orang itu adalah Alea, dia sudah tidak terkejut lagi. Siapa yang tidak tau jika Vega Corp adalah perusahaan dengan penghasilan milyaran setiap bulannya.

"Belum lama kita tidak bertemu, kau semakin banyak bicara Mike " Balas Alea yang kini telah menghilangkan wajah datarnya, juga ada senyum kecil di bibirnya.

Ezra menatap Alea, tatapannya seolah bertanya 'Dia siapa? Apa kamu mengenalnya? '.

Seakan paham dengan tatapan tanya yang dilayangkan padanya, Alea berbicara dengan nada lembutnya, "Dia teman sekaligus mitra bisnis ku "

"Salam kenal, Aku Mike " Pria tadi mengulurkan tangannya ke hadapan Ezra, mengajaknya berkenalan.

"Ezra " Ucap Ezra singkat, membalas uluran tangan Mike sebelum melepasnya dengan cepat, dia agak tidak nyaman dengan tatapan pria itu padanya.

"Dia sangat manis Lea " Ucap Mike tanpa mengalihkan tatapannya dari Ezra, membuat Alea merotasi kan matanya jengah.

"Dia suamiku, jangan macam-macam dengannya " Ucap Alea posesif, sebelah tangannya melingkari pinggang Ezra untuk menunjukkan kepemilikannya.

"Huh sayang sekali " Terlihat raut kecewa di wajah Mike, namun Alea tau jika temannya itu sedang bercanda.

Bukan sepenuhnya bercanda, karena pria itu memang menyukai kecantikan, tidak masalah entah itu lawan jenis atau sejenisnya dengannya. Saat kuliah dulu dia pernah dekat dengan Alea, hanya saja mereka sama-sama dominan, jadi tidak ada niatan untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya.

Berbeda dengan respon Alea yang biasa-biasa saja, Ezra sedikit merinding dengan tatapan Mike kepadanya. Jika dari yang tangkap, apakah pria ini..... Ezra bergidik ngeri hanya karena memikirkannya, dia semakin merapatkan dirinya kepada Alea untuk mencari perlindungan.

"Sepertinya dia takut padaku, kalau begitu aku permisi dulu. Kalian layani si manis ini dengan baik " Mike mengerlingkan matanya genit ke arah Ezra, lalu berkata kepada seluruh bawahannya, setelah itu barulah berlalu dari sana karena masih ada urusan yang harus diselesaikan.

"Mari Nona, tuan " Salah satu pelayan wanita memandu mereka ke lantai atas, dimana meja telah di siapkan.

Ezra terpukau dengan pemandangan di depannya, meja yang telah di hias sedemikian rupa, dengan sepasang kursi di kedua sisinya.

Tampilannya yang elegan di hiasi dengan gemerlap bintang di langit malam, dan di sekeliling mereka hanya ada lautan biru yang terbentang luas. Angin laut di sertai suasana malam sangat sesuai untuk dinner romantis mereka.

Begitu makanan di sajikan, Alea dan Ezra segera menyantap makan malam mereka. Alea sesekali menyuapi Ezra dengan makanan di piringnya, tak jarang juga membersihkan sisa makanan yang tertinggal di sudut bibir pria itu. Siapapun yang melihatnya pasti akan merasakan iri melihat perhatian yang di tujukannya.

"Happy anniversary " Bisik Alea tepat di telinga Ezra. Tangannya melewati pinggang Ezra, memeluk pria itu dari belakang. Matanya menatap ke arah laut yang terbentang di hadapannya.

Bisa dia rasakan jika tubuh dalam pelukannya sedikit terlonjak saat di peluk olehnya.

"Lea inget? " Ezra menggenggam pagar pembatas dengan erat, menahan dirinya agar tidak memekik kesenangan, karena Alea mengingat hari jadi pernikahan mereka.

Tak menjawab pertanyaan Ezra, Alea mengisyaratkan agar seseorang membawakan benda yang dia persiapkan. Dia mengambil kotak berwarna biru dongker dan membukanya, setelah itu menunjukkannya ke hadapan Ezra.

"Maaf telat " Ucapnya saat menunjukkan sepasang cincin di dalam kotak yang terlihat sangat indah. Dia memilih sendiri desain cincin itu, juga orang yang membuatnya.

Ezra membulatkan matanya terkejut, dia membalik tubuhnya dan melihat Alea tanpa mengurangi keterkejutan yang sangat nampak di wajahnya.

"Ini... "

"Cincin pernikahan kita " Alea mengambil salah satu cincin dan memakaikannya di jari manis suaminya. Meskipun telat, setidaknya mereka memilikinya, dan dia akan menjaganya baik-baik. Baik itu cincinnya maupun suaminya.

Setelah menangkan cincin di jari Ezra, Alea mengulurkan tangannya mengisyaratkan Ezra untuk gantian memakaikan cincin padanya.

Meskipun agak gugup, Ezra mengambik cincin yang tersisa dan meraih tangan Alea, memasangkan cincin di jari manisnya.

Alea menatap tangannya dengan senyum mengembang, dia sangat bahagia hari ini.

Setelah melewati penghianatan dan kematian di kehidupan pertamanya, kini Alea bisa merasakan kebahagiaan sesungguhnya dengan orang yang paling menyayanginya di sisinya.

Dia berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak membuat suaminya bersedih, dan akan melakukan apapun untuknya.

Ezra merasa dirinya tengah bermimpi, jika ini benar-benar mimpi, dia rela untuk tidak terbangun lagi selamanya. Dia tidak pernah menyangka jika ada kejadian seperti ini yang akan terjadi di hidupnya.

Kehidupannya yang kelam mulai berwarna sejak perubahan sikap Alea padanya, dan dia berharap akan terus seperti ini kedepannya.

Di tengah kebahagiaan yang masih menguasai mereka, Alea perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Ezra.

Bibirnya menyentuh benda kenyal yang sedari tadi menggoda imannya.

Ezra tertegun. Alea menciumnya!

Perlahan namun pasti, Alea melumat bibir Ezra bergantian. Merasakan sensasi hangat yang mulai menjalar di hatinya.

Meskipun bukan ciuman pertamanya jika dilihat dari dua kehidupan, ini adalah ciuman pertamanya di kehidupan ini, dan dia yakin jika Ezra juga demikian.

(Waktu ngasih napas buatan gk di hitung ya)

Merasa napasnya hampir habis, Ezra mengisyaratkan Alea untuk melepas lumayannya pada bibirnya. Dia terengah-engah akibat ciuman itu, bahkan wajahnya sangat merah, entah karena kehabisan napas atau karena malu atau kejadian barusan.

"Aku akan berusaha buat kamu bahagia " Bisik Alea dengan suara rendahnya tepat di telinga Ezra saat dia memeluknya.

Memanjakanmu di kehidupan kedua (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang