08

4.4K 279 3
                                    

"Kenapa diem aja, hm? " Tanya Alea setelah mereka memasuki kamar, dia mengajak Ezra untuk duduk di balkon sembari menunggu Mira menyiapkan air hangat untuk mandi.

"Eh, gapapa kok "

Alea merangkulkan tangannya ke pundak Ezra yang duduk di sampingnya, lalu menariknya untuk bersandar padanya.

"Kamu gak nyaman karena ada Gavin? " Tebak Alea tepat sasaran.

Mendengar itu sontak membuat Ezra yang baru saja bersandar pada Alea langsung mendongak kan kepalanya menatap Alea.

"Eng-enggak kok, gak gitu... " Elaknya gugup. Tentu saja Ezra takut kalau Alea akan marah jika dia mengatakan bahwa tebakan Alea benar, karena bagaimanapun selama ini Alea terlihat sangat menyayangi pria itu, jadi tidak ada jaminan kalau istrinya akan lebih memilihnya meskipun dia telah bertekad untuk memperbaiki hubungan mereka.

"Gak usah bohong, kelihatan kok " Ucap Alea sambil tersenyum, tidak ada kemarahan yang di bayangkan Ezra dalam raut wajahnya.

"Maaf "

"Gapapa, wajar kok kalo kamu gak nyaman. Lain kali dia nggak akan ke sini lagi "

"Eh, nggak usah, Aku gak bermaksud kayak gitu.. " Meskipun dalam hati menginginkan hal itu, Ezra tidak boleh egois dan memikirkan perasaannya sendiri. Meskipun Alea adalah istrinya, dia tidak berhak untuk melarangnya melakukan apapun, apalagi jika Alea memang menyukai Gavin.

Alea hanya menghembuskan napas pasrah dan menatap Ezra dengan senyum lembutnya. Namun sebelum dia berkata apapun, Mira labih dulu datang dan memberi tahu jika air hangatnya sudah siap.

"Baiklah, kau boleh pergi dan beristirahat " Balas Alea menyahuti pelayan pribadinya.

"Lea mau mandi? " Tanya Ezra menatap tanya Alea.

"Nggak, Aku udah mandi tadi " Alea tidak bisa menahan senyum saat mendengar Ezra sudah mulai berani menyebut namanya.

"Trus airnya? " Bingung Ezra karena Mira tadi jelas-jelas mengatakan kalau air hangat di kamar mandi Alea sudah siap di gunakan, bukankah itu untuk mandi?

"Ezra gak mau mandi? "

"Ha? Nggak... " Ezra sekarang sadar kalau air itu di siapkan untuknya, tapi Ezra lebih suka mandi air dingin.

Tapi Alea menyalah artikan penolakan Ezra, "Yaudah, kalau gak mandi juga gapapa sih, kamu mau tidur sekarang? "

"Eh? Nggak nggak nggak, bukan gitu maksudnya, Aku mandi pake air dingin aja " Ucap Ezra buru-buru menjelaskan, takutnya Alea akan menganggapnya jorok jika tidak mandi seharian, meskipun memang begitu kenyataannya. Eh, nggak deng! sekarang kan dia mau mandi.

"Kalau itu gak boleh, mau pake air hangat apa gak mandi? " Tanya Alea, menawarkan dua pilihan, tidak ada pilihan ketiga.

"Yaudah, iya. Aku mau mandi dulu, Lea tidur duluan aja " Pasrah Ezra lalu beranjak dari sana ke kamar mandi.

Setelah Ezra meninggalkannya, Alea juga beranjak dari sana dan menaiki ranjang, namun sebelum itu dia menyempatkan diri menutup pintu yang mengarah ke balkon agar angin malam tidak masuk ke kamarnya.

Bersandar di kepala ranjang, Alea memainkan ponselnya sembari menunggu Ezra selesai mandi. Hingga beberapa saat kemudian, dia meletakkan kembali ponselnya saat mendengar suara pintu terbuka.

Ezra keluar dari kamar mandi dengan tubuh di balut bathrobe miliknya, dia terlihat kebingungan dan tak berani melihat ke arahnya.

"Kenapa? " Tanya Alea, meskipun dia tau kalau Ezra sedang bingung karena tidak ada baju gantinya di kamar.

Memanjakanmu di kehidupan kedua (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang