02

8.1K 389 11
                                    

Tanpa mempedulikan jawaban Ezra, Alea mengangkat tubuh ringkih pria itu dan memposisikannya dalam gendongan koalanya.

"Eh?! " Pekik Ezra terkejut dengan apa yang baru saja terjadi, wajahnya bersemi merah setelah sadar bahwa dirinya berada dalam gendongan Alea. Namun setelah sadar akan posisinya serta kondisinya saat ini, dia menundukkan kepalanya sedih.

"Nona, turun, nanti kotor " Ucap Ezra mengingat wanita itu sangat mencintai kebersihan, dan Ezra merupakan hal yang paling dihindari oleh wanita itu untuk di sentuh.

"Makanya ini mau mandi biar gak kotor " Jawaban santai Alea mengejutkan Ezra, tapi dia tetap diam karena takut menyusahkan wanita itu jika terlalu banyak bergerak, selain itu dia bahkan tidak berani bermimpi untuk bisa berada di posisi ini, jadi bolehkah dia egois dan menikmatinya kali ini?

"Bukannya saya masih dihukum? " Alea tidak menghiraukan pertanyaan Ezra.

Dia melangkahkan kakinya menuju kamarnya di lantai 2, sengaja tidak menggunakan lift untuk memperpanjang durasinya menggendong Ezra.

'Ezra pengen di gendong Alea, kayak Gavin'

Kalimat itu masih terngiang di telinganya, karena kalimat itulah yang di ucapkan Ezra di saat-saat terakhir kehidupannya sebelum meninggalkan Alea untuk selamanya.

Seakan belum puas membuat Ezra terkejut, Alea membawanya memasuki kamar wanita itu yang menjadi area terlarang di rumahnya, dan yang boleh masuk ke sana hanya pelayan pribadinya dan Alea sendiri. Namun Ezra tidak berani membantah atau menolak, karena dia ingat kalimat yang selalu di ucapkan Alea saat dia hendak membantahnya.

'Jangan membantah ataupun mempertanyakan keputusan saya dan semua yang saya lakukan'

Mira yang masih ada di kamar itu merasa jantungnya hendak melompat dari tempatnya, bagaimana tidak, Nona-nya yang sangat membenci suaminya kini membawanya masuk ke dalam kamarnya sambil menggendongnya.

Jika dia tidak melihatnya sendiri, mungkin dia tidak akan percaya meskipun semua orang mengatakan demikian.

"Nona? "

"Buatkan bubur lalu bawa ke sini " Titah Alea tak ingin dibantah, dia juga tidak ingin tindakannya dipertanyakan oleh orang lain.

"Ba-baik nona " Mira segera keluar dari ruangan itu untuk menyadarkan dirinya bahwa yang dia alami bukanlah mimpi. Setelah terbebas dari keterkejutannya, dia membuat bubur sesuai perintah Alea.

Di dalam kamar, Alea memasuki kamar mandi dengan Ezra di gendongannya. Tanpa melepas pakaian yang melekat di tubuh keduanya, dia masuk ke dalam bathtub berisi air panas lalu mendudukkan dirinya disana. Ezra yang tadinya berada dalam gendongannya kini telah beralih ke sampingnya.

Bathtub di kamar mandinya memang lumayan besar, jadi masih banyak ruang meskipun di isi oleh dua orang.

"Sa-saya bisa ma-mandi di bawah " Ucap Ezra gugup, takut Alea memarahinya dan menganggapnya tidak tahu terima kasih.

Alea menatap Ezra yang menegang di sampingnya, dia bisa memahami hal itu, bagaimanapun selama ini dia telah menyiksa pria manis itu, jadi wajar jika dia takut kepadanya.

"Nurut, oke? " Alea meraih tubuh Ezra dan menenggelamkan seluruh nya kedalam air, hanya menyisakan kepalanya yang kini dia sandarkan di dadanya.

Saat memeluk dan menggendong Ezra tadi, Alea merasakan tubuh pria itu sangat dingin, dan jika di biarkan mungkin hasilnya akan sama dengan kehidupan sebelumnya, oleh karena itu Alea berusaha menaikkan suhu tubuh Ezra dengan membuatnya berendam air panas.

Di sisi lain, Ezra merasakan hatinya menghangat mendapat perlakuan seperti ini dari Alea, karena sungguh, dia tidak pernah terpikirkan akan mendapat perhatian semacam ini dari Alea yang notabene adalah istri sah nya.

Memanjakanmu di kehidupan kedua (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang