PROLOG

2.8K 44 3
                                    

“Papa akan menikahkan kamu dengan anak dari keluarga Nugraha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Papa akan menikahkan kamu dengan anak dari keluarga Nugraha.”

Suara Panji memecah keheningan yang tercipta di meja makan itu. Suara sendok yang saling beradu dengan piring berhenti seketika. Empat mata dari dua orang perempuan yang ada di meja itu menatap ke arah Panji. Keterkejutan tidak bisa di sembunyikan oleh anak tunggal dari keluarga Suherman itu. Berita dadakan itu dia terima di tengah makan malamnya.

“Pa, kita belum bicarakan semua ini dengan pasti.” Hera memegangi lengan Panji, menghentikan sang suami yang langsung mengeluarkan titah kepada Aruna.

Panji tidak menghiraukan Hera, matanya terus tertuju kepada Aruna yang masih diam. “Perusahaan Papa tengah di ambang kebangkrutan, Run. Hanya keluarga Nugraha yang bisa membantu perusahaan Papa agar bisa bangkit lagi”

“Tapi, Aruna sudah memiliki pacar, Pa. Papa harus menghargai keputusan Aruna juga. Dia sudah pacaran sama Darel 4 tahun.” Bantahan itu keluar dari mulut Hera, sementara yang bersangkutan masih terdiam.

Aruna menatap ke arah Panji, dia masih mencerna segala ucapan yang di ucapkan oleh Panji. Dia akan di nikahkan, lebih tepatnya di jodohkan dengan seseorang yang tidak dia kenal. Tidak pernah terbesit di benak Aruna jika pada akhirnya dia akan dijodohkan dengan laki-laki pilihan dari orang tuanya.

Bukan hanya tentang di mana dirinya bersekolah, les apa saja yang harus dia ikuti, dan jurusan apa yang harus Aruna ambil di perkuliahan. Semua yang Aruna lakukan di tentukan oleh orang tuanya. Bahkan kini, kehidupan percintaannya pun di tentukan, seperti biasanya.

“Apa enggak ada cara lain untuk menyelamatkan perusahaan Papa?” tanya Aruna pada akhirnya. Dia memikirkan pertanyaan yang sekiranya tidak akan di anggap sebagai bantahan bagi sang Papa.

Panji menaruh sendoknya di piring, tangannya terangkat untuk mengusap pelipisnya. Kepala Panji terasa pusing memikirkan nasib perusahaannya. “Enggak ada, Run. Kamu tahu sendiri kondisi perusahaan kita, kamu lihat sendiri bagaimana kita melakukan pengurangan karyawan dalam jumlah besar baru-baru ini.”

Aruna ada di sana, dia bekerja di perusahaan keluarganya, dan menyaksikan sendiri karyawan yang terpaksa harus di PHK. Mereka tidak sanggup lagi membayar gaji karyawan dalam jumlah besar karena penghasilan yang tiap bulannya semakin berkurang. Tidak ada harapan, secara mendadak JCorps mengalami kemerosotan dalam segi pendapatan.

“Kamu mau bantu Papa, Run? Ini Papa lakukan demi keluarga kita,” tambah Panji.

Kedua orang tuanya tidak pernah memaksakan, mereka hanya mengarahkan Aruna. Setiap bagian hidupnya, orang tuanya masih memberikan Aruna kesempatan untuk memilih. Hanya saja, dari kecil Aruna terbiasa mengikuti segala pilihan yang di pilih oleh orang tuanya. Aruna sangat penurut, apa pun yang di katakan oleh orang tuanya akan dia lakukan.

Namun, permintaan Panji kali ini berat untuk Aruna terima, bahunya terasa melemah, dan merosot penuh kecewa. Bagaimana dengan hubungannya bersama Darel? Aruna sudah menjalin hubungan yang cukup serius dengan laki-laki itu. Mereka berpacaran sudah lama, 4 tahun, dan waktu 4 tahunnya bersama Darel akan terbuang sia-sia.

Titik TungguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang