Dark Side Series
WARNING! Rating 24+
Rape, Mature, Angst
🚫Not Children
***
10 tahun sudah berlalu sejak hari di mana dirinya menjadi korban pemerkosaan oleh tiga lelaki yang bahkan tidak begitu dikenalnya.
Karena strata sosial yang tinggi. Ketigany...
"Kita tidak bisa lama-lama mengurung, Y/n," Jaemin yang pertama kali membuka percakapan setelah mereka bertiga bertemu di rooftop sekolah setelah jam pulang.
Renjun menaikan sebelah alisnya, "bukannya kau yang paling tenang waktu Jeno menyarankan rencananya?"
"Masalahnya hanya aku yang mendapat tuduhan di sini." Jeamin menatap tajam keduanya. Merasa bodoh, terjebak dalam perangkap yang mungkin saja dirinya dijadikan kambing hitam.
"Aku tidak mau Y/n lepas begitu saja," sahut Jeno yang membuat keduanya menatap.
"Dia bukan milikmu," balas Jaemin.
"Dia juga bukan milikmu, tapi kau tetap ingin mempertahannya juga 'kan?" timpal Jeno, "kau kira aku tak mengerti jalan pikiranmu? Kau pasti ingin Y/n keluar dari tempat itu supaya bisa memilikinya seorang diri."
Jaemin mengacak rambutnya, dia mendengus kasar. "Aku tak mau tau. Cepat atau lambat, kita harus mengeluarkan Y/n dari sana."
"Lalu bagaimana kalau dia mengadu?" tanya Renjun.
"Aku harus membuat dia tutup mulut dan tetap menurut meski sudah kita lepaskan."
Jeno menggeleng. "Aku tetap tidak mau melepaskannya!"
|||
Bondage
Venuskinsa Fanfiction 2024
| Jaemin x Y/n x Renjun x Jeno|
Genre : Romance, Angst, Tragedy.
MATURE CONTENT-YOU HAVE BEEN WARNED!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Renjun melangkahkan kakinya menuju ke apartemen Jeno seorang diri. Setelah memastikan Jeno dan Jaemin tidak datang ke sini karena terlibat pertengkaran di rooftop.
Begitu masuk, Renjun melihat meja ruang tengah sudah bersih. Berarti Jeno sudah datang ke sini, dan mungkin langsung pulang setelah membantu Y/n membersihkan diri.
Saat Renjun ke kamar di mana Y/n di kurung. Wanita itu duduk di tengah ranjang, rambutnya masih sedikit basah dengan tubuh polos yang tertutupi selimut tebal, menoleh padanya sekilas dengan tatapan kosong, seperti enggan hidup dan tak sabar menunggu kematian.
"Oh, kali ini kau?" lirihnya. Sudah mulai pasrah dengan kedatangan tiga lelaki yang berbeda setiap harinya. Hanya gantian saja.
Renjun melepaskan almameter sekolahnya, menaruhnya di sudut ruangan. Dia mendekati Y/n, duduk di sisi ranjang.
"Kedua temanku bilang tidak ingin melepaskanmu dari tempat ini."
Y/n tampak biasa saja, seakan sudah tau dengan fakta itu. "Kalian mana mau melepaskan aku."