Dark Side Series
WARNING! Rating 24+
Rape, Mature, Angst
🚫Not Children
***
10 tahun sudah berlalu sejak hari di mana dirinya menjadi korban pemerkosaan oleh tiga lelaki yang bahkan tidak begitu dikenalnya.
Karena strata sosial yang tinggi. Ketigany...
Setelah mendapat jawaban dari ujung telepon sana, Gyuvin segera mematikan sambungan teleponnya. Dia menaruh ponselnya itu tepat di atas meja, yang menjadi pembatas antara dirinya dan kakak kandungnya.
"Pasti ada alasan penting kenapa kau mau datang ke sini lagi," Gyuvin melirik sekilas Haewon yang duduk di samping Hanbin, "ah iya, mana Y/n? Biasanya dia bersamamu."
Semenjak orangtuanya berpisah yang di mana disebabkan oleh kesalahan ayah mereka yang menghadirkan wanita lain. Hanbin tak pernah mau menginjakan kaki di rumah megah ini.
Meski ayah mereka yang memegang hak asuh, kakaknya itu tak pernah mau mengikuti ayah mereka.
"Aku butuh –bantuan ayah," ucapnya terbata.
Merasa harga dirinya terjun bebas meski dia tidak mengatakan ini langsung di depan ayahnya. Masih ingat jelas dengan sumpahnya sendiri yang tidak mau berhubungan lagi dengan ayahnya perihal apa pun.
Dia menghela napas pendek sebelum melanjutkannya. "Dan ini menyangkut Y/n."
Gyuvin mengernyit. "Kau tau 'kan, kalau kau berani meminta bantuan dari ayah, itu artinya kau harus kembali ke rumah ini lagi. Meninggalkan ibu."
Hanbin diam sesaat.
Haewon menepuk pelan lengan Hanbin. "Sudah kita laporkan ke polisi saja."
Hanbin menggeleng. "Percuma, tidak akan berhasil." Pandangannya pun tertuju lurus ke Gyuvin, "aku butuh bantuan dari ayah. Dengan bantuannya saja, aku kurang yakin ini akan berhasil. Apa lagi tanpa bantuannya."
"Memangnya kau butuh bantuan apa?"
"Melepaskan Y/n yang sekarang di kurung Jeno."
|||
Bondage
Venuskinsa Fanfiction 2024
| Jaemin x Y/n x Renjun x Jeno|
Genre : Romance, Angst, Tragedy.
MATURE CONTENT-YOU HAVE BEEN WARNED!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Atensinya menerawang pada langit kamar yang berwarna putih. Tangannya terulur meraih udara hampa yang tak bisa tergenggam olehnya.
Kepalanya menoleh perlahan ke pintu yang ditutup Jeno, mungkin sejak 6 jam yang lalu? Entahlah, jangankan jam, hari keberapa pun dia berada di sini, dia sudah tidak menghitungnya lagi.
