Prolog

3.7K 296 0
                                    

Pemuda itu berjalan dengan lesu melewati jalan pulang menuju rumahnya. Baju seragam yang di gunakan sudah berantakan, jas sudah tidak di tempatnya lagi, begitu pula dengan dasi juga dua kancing bagian atasnya yang terbuka, memamerkan dada juga tulang selangka yang menggoda.

Musim panas tahun ini cukup menyiksa, tubuhnya berkeringat sangat banyak hingga membuatnya ingin berendam di air berjam-jam lamanya. Menghela nafas, tangan ramping berbalut kulit seputih susu itu bergerak mengipasi wajah, padahal hari sudah menunjukan pukul 6 sore, tetapi hawa panas masih saja terasa.

Menunggu dengan sabar kala lampu pejalan kaki menunjukan warna merah, ponsel ia mainkan di tangan, hingga sesuatu tiba-tiba saja mendorongnya dari belakang, membuat tubuhnya yang kurus terbanting ke tengah jalan dengan cepat, bersamaan dengan itu sebuah mobil melaju kencang tanpa bisa di hentikan.

Ia terdiam kaku di tempat, kakinya lemas bukan main, matanya melebar saat cahaya dari sorot lampunya mobil semakin mendekat, hingga akhirnya ia bisa merasakan hantaman kuat mengenai tubuhnya, dan kegelapan yang mulai menyapa.

Hembusan angin kencang terasa, tubuhnya seperti melayang kuat di udara tertarik gravitasi. Mata yang semula terpejam kembali terbuka lebar, menatap langit malam berhias bulan sempurna terpampang nyata di hadapannya.

Nafasnya tercekat, dalam benak berpikir apalagi yang terjadi kali ini? Tubuhnya terus melaju turun tanpa bisa ia hentikan, berpegangan pun percuma mau kepada apa. Hingga suaranya keluar dari mulut, sebuah teriakan keras pun terdengar begitu menggema.

"ARGH! APA INI?! APA INI?! SESEORANG TOLONG SELAMATKAN AKU!"

"OH DEWA, BUDHA, ATAU APAPUN ITU, KENAPA KAU MENGHIDUPKAN KU LAGI JIKA AKU AKAN KEMBALI MATI SEKARANG?!"

Pemuda itu terus bersumpah serapah, menggemakan ketidakadilan yang terjadi padanya dalam sehari berturut-turut. Namun tubuhnya yang terus tertarik ke bawah semakin membuat jantungnya seolah tertarik dari tempatnya.

"BRENGSEK!!!"

HUP!

"Ugh."

Matanya itu terbuka saat tubuhnya di tangkap oleh seseorang. Manik ungu yang tadinya bersembunyi kini menampakan eksistensinya, bertatap langsung sosok pria beruban dengan penutup mata hitam.

Seketika itu, otaknya berhenti berfungsi, dahinya mengernyit tajam dengan mata mengerjap beberapa kali. Tangannya dengan lancang langsung menunjuk ke arah pria itu, sedang tangan lain menopang pada bahu kokoh sang pria yang di buat kaget, "kau!"

Dari balik kain penutup matanya, pria itu menaikan alis melihat respon pemuda yang di selamatkannya, terdiam hening menunggu kelanjutan yang akan di sampaikan. Hingga dirinya di buat terkejut bukan main dengan ucapan selanjutnya yang di keluarkan pemuda itu.

"Gojo Satoru?!"


ʕ'•ᴥ•'ʔ

Hai!
Ini cerita pertama saya. Mohon dimaklumi jika masih kaku dan berantakan ya.

Oh ya, karena masih di tahap percobaan, sewaktu-waktu akan ada kemungkinan di unpublished hehe. Tapi kalo rame sih kayaknya saya juga bakalan mikir-mikir lagi.

Vote and komen kalo suka, kalau nggak juga ga papa.

Dan sampai jumpa lagi di next chapter!

Bye!

Move (Gojo Satoru x M. Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang