Move (Gojo Satoru x M. Reader)

Hachi

Kelopak mata itu mengerjap pelan, kepalanya pusing mungkin karena terlalu banyak tidur hingga membuat pandangannya berputar. Tubuhnya entah mengapa terasa berat, terutama di bagian pinggang, seperti ada yang memeluknya dan membuat M/N tidak bisa bergerak bebas.

Tatapannya turun mencari tahu, sebuah tangan besar melingkar melingkupi pinggangnya, tubuhnya berbalik secara perlahan, matanya di buat membelalak saat sosok berambut putih tengah tertidur pulas sembari memeluknya dari belakang.

Kakinya bergerak menendang tubuh besa Gojo dengan spontan hingga pria itu terjerembab jatuh dari ranjangnya sendiri. Mengusap kepalanya sakit kerena terpentok lantai, dahinya mengkerut kesal karena mendapat serangan tiba-tiba.

Sedang M/N, pemuda itu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut dan menunjuk Gojo, "kau dasar mesum! Apa yang kau lakukan pada ku hah?!" Ujarnya kesal sekaligus takut. Iya takut. Takut di grepe sama Gojo maksudnya.

Lagian pria itu kenapa bisa ada di sini dan memeluknya, bukankah sebelumnya pria itu belum pulang? Kapan Gojo kembali?

Gojo yang di rutuki tentu tidak terima, "mulut mu itu memang minta untuk di sumpal, chibi." Sahutnya ikut kesal juga. Ia yang tengah enak menikmati tidur lelap yang nyaman malah di kejutkan dengan tendangan maut yang berhasil membuatnya jatuh dari kasur tentu membuatnya kesal. Padahal jarang sekali loh, Gojo bisa tertidur dengan nyenyak seperti itu.

Benar-benar sebuah keajaiban menurutnya. Karena semenjak six eyes-nya bangkit, tidur nyenyak seolah menjadi musuhnya. Setiap hari tidak ada kata istirahat, pernah sih tertidur tetapi itu pun tidur yang tidak nyaman, karena bayang masa lalu saat ia gagal menarik teman seperjuangannya ke sisi terang masih terus menghantuinya hingga kini.

Memang orang mana yang masih waras di saat dirinya di paksa untuk membunuh teman karibnya sendiri? Jika mereka psikopat gila sih tidak aneh lagi. Tetapi Gojo, meskipun hatinya bisa menjadi sedingin es, jika di hadapkan kematian orang-orang yang berharga siapa yang tidak akan goyah?

Getou Suguru adalah sosok berharga baginya. Sosok yang menemaninya saat title yang terkuat sudah tersemat di bahunya semasa remaja. Sosok yang menurutnya bisa mengimbanginya baik dari segi kemampuan maupun sifat. Satu-satunya teman baginya.

Kematiannya merupakan pukulan sekaligus kegagalan terbesarnya yang berhasil menampar Gojo begitu dalam. Kepergiannya meninggalkan luka terbesar bagi Gojo. Bayang kenangan yang selalu muncul kala malam sering membuatnya tersiksa hingga tak ayal dirinya sering sekali meminum minuman keras untuk menghilangkan rasa stress di kepala. Sayang sekali usahanya untuk mabuk gagal karena kekuatannya sendiri.

Tetapi kini, seorang pemuda asing tiba-tiba saja datang entah dari mana, mengatakan omong kosong tentang masa depan yang ternyata adalah sebuah kenyataan. Namun pertemuan mereka yang masih bisa di hitung hari malah memberikan sebuah kenyaman nyata bagi Gojo.

Bau harum yang lembut adalah hal kedua yang menyitanya setelah wajah indah berhias manik ungu yang cantik. Tercium begitu nyaman di hidungnya, wanginya tidak menyengat namun begitu candu untuk di hirup. Gojo suka itu karena memberikan efek kenyaman seperti halnya lilin aroma terapi.

Gojo sendiri tidak tahu pasti wangi apa itu, rasanya seperti bunga lavender yang di campur dengan harum aroma angin di pedesaan yang sejuk. Enak sekali untuk di cium, namun kadang kala seperti tercampur sedikit aroma manis layaknya cemilan gula yang Gojo sukai.

Mata birunya mendelik tidak terima, masih dengan tangan yang mengusap kepalanya yang terasa sedikit pening, ia bangun dan kembali untuk berbaring di kasur empuknya menghiraukan M/N yang semakin meringsut mundur.

Pemuda itu mengamati tingkah Gojo yang seperti tidak terjadi apa-apa. Mengeratkan pegangan saat selimut di tarik oleh si surai putih, Gojo berbalik saat merasakan perlawanan itu. Matanya menatap tajam M/N, "lepaskan." Katanya, namun tidak di turuti oleh M/N yang masih kekeh memegangnya.