Yo!
Chapter ini masih ada sedikit lanjutan adegan panas kemarin, jadi saya ingatkan kembali ya, mohon bijak sebagai pembaca.Btw, chapter ini agak cringe, soale saya bikin pas malem-malem, jadi di maklum, karena saat itu kondisi saya sudah antara setengah sadar dan setengah nggak.
Love (๑•ᴗ•๑)♡
.
.
.Tubuh itu bergerak naik turun saat sosok di atasnya menggempurnya dengan semangat. Kedua kakinya memeluk sempurna pinggang sang dominan, berjengit saat benda itu masuk semakin dalam, punggungnya melengkung dengan sangat indah bak busur panah.
Desahannya mengudara kala rasa nikmat memenuhi tubuhnya, keringat berjatuhan bersamaan dengan air mata yang juga ikut keluar, perasaan terpuaskan memenuhi rongga dadanya bahkan sampai meluap hingga ia terus mengerang.
Tubuhnya mundur berusaha menghindar dari serangan sang dominan yang menggila, tubuhnya sudah mencapai batas maksimal, ia tidak kuat untuk terus menerima serangan yang di berikan oleh Gojo.
Namun sayang pria di atasnya tidak membiarkan dirinya untuk kabur sebelum ia merasa puas hingga tangannya menarik pergelangan kakinya untuk membuat tubuh itu kembali berbaring di bawahnya.
"Cukup, aku tidak kuat lagi Gojo-san." Katanya lirih menatap sayu pada si surai putih yang masih turn on.
Mereka sudah melakukan kegiatan panas itu sangat lama, sekarang bahkan matahari sudah siap untuk menampakan dirinya lagi. Perutnya pun sudah penuh karena terus di siram oleh benih-benih milik Gojo hingga membuatnya kenyang sekaligus mual.
Mengerang saat Gojo kembali memasukan benda itu kedalam hanya dengan satu hentakan. Setiap sodokkan dari pen*s Gojo menghantam titik manisnya dengan tepat, membuatnya mendesah antara kelelahan juga nikmat yang kembali mendera.
Menjilat sensual leher putih penuh dengan tanda yang ia ukir, Gojo berbisik di telinga memerah itu, membuat setiap hembusan nafasnya yang panas itu menerpa hingga bulu kuduknya di buat merinding, "cukup? Yang dibawah sini masih begitu rakus melahap ku."
Tangannya yang besar meraba gundukan di perut bagian bawah sang submissive, menekannya pelan, M/N kembali mengerang saat Gojo menghentakan benda itu dan memuntahkan kembali benihnya, "hah, sayang. Aku ingin membuat mu hamil dan mengandung anak ku."
Sialan Gojo. M/N yang seorang lelaki tulen di minta hamil? Yang benar saja. Ingin sekali M/N memukul kepalanya, tetapi cengkeraman sang dominan begitu kuat. Tubuhnya juga sangat lelah sekarang.
Tidak mempedulikan lagi yang Gojo katakan, kelopak mata itu memilih untuk menutup, membiarkan kegelapan menyapa. Gojo yang melihat hal itu tersenyum dan mencium kening mulus itu lembut sebelum akhirnya ikut tertidur.
.
.
.Mata itu terbuka, mengerjap beberapa kali memperhatikan sekitar, tempat ini berbeda dengan yang terakhir ia lihat. Tubuhnya pun sudah bersih tertutupi oleh yukata putih berkain lembut. Agak menyebalkan kala ia tahu bahwa dirinya memakai kembali pakaian ribet tersebut.
Berusaha untuk bangkit, tetapi rasa nyeri yang kemudian menyambar pinggang hingga kakinya membuat ia urung dan memilih menenggelamkan tubuhnya kembali di balik selimut. Gojo Satoru sialan. Rutuknya dalam hati.
Rasanya menyesal sudah membiarkan pria itu mengambil pengalaman pertamanya. Tetapi ya, lagian sudah terjadi, toh dirinya pun tidak menampik bahwa ia menikmatinya juga.
Fusuma di geser, Gojo datang membawa nampan berisi makanan serta air putih. Rambut putihnya turun sedikit menutupi mata bermanik biru, yukata serupa terpasang di tubuh tingginya berwarna abu-abu, dengan obi hitam. Berjalan masuk, senyuman manis tersemat di bibirnya.
"Sudah bangun? Aku bawakan makan untuk mu." Katanya lembut.
Wah, M/N benar-benar merasakan perubahan Gojo semenjak pria itu terbebas dari prison realm. Agak aneh sih, disaat ia yang biasa di hadapkan dengan Gojo yang menyebalkan justru di berikan versi romantis yang lembut. Kebanting gitu.
M/N menyukai sisi Gojo yang sekarang, tetapi ia pun tidak menyukainya. Bagaimana menjelaskannya ya? Pokoknya nano nano deh.
Tersadar dari lamunannya saat Gojo sudah duduk di samping tempat tidur dengan satu tangan menopang dagu, M/N masih belum membuka suara dan semakin menatap pria itu sampai sebuah senyuman miring tercetak di bibir Gojo.
"Aku tahu aku tampan, tetapi jangan menatap ku begitu. Kau membuat ku ingin melahap mu lagi." Ujarnya menyebalkan mengundang kernyitan kesal di dahi si manis.
Tanpa menunggu lama sebuah tamparan hinggap di pipi kirinya, M/N hanya mengangguk-nganggukan kepalanya dengan acuh, "oh, kau nyata rupanya."
Sedang yang si korban pukulan memegang pipinya yang terasa kebas bukan main. Pukulan kekasihnya benar-benar sakit, ingin melawan tetapi takut di depak, kan Gojo tidak mau jauh-jauh lagi dari M/N.
"Loh, sayang. Kenapa memukul ku?" Rengeknya membuat M/N memutar mata malas.
"Gojo sialan. Bajingan menyebalkan. Pergi saja sana brengsek!" Balas si manis kesal.
Masih nanya kenapa memukulnya? Pikir sendiri saja sana! Menyebalkan. Siapa yang membuat M/N jatuh cinta pada pria slengean macam Gojo sih?! Tolong dong, nyari yang speknya kayak Nanami gitu.
Ini macam Gojo. Lah, emosinya bakalan terus ke kuras habis. Udah tahu tubuhnya sakit, lelah pula, ini orang datang-datang terus ngomong hal yang mengundang perkara perang dunia ketiga. Kan, asem.
Bibir Gojo mengerucut cemberut dengan lontaran pedas si manis, matanya berubah melas bak anak kucing yang minta di pungut, "aku salah apa loh yang?"
"Dasar ga peka!"
Nah kan, malah kena semprot lagi.
Udah Gojo, kalau pacar kamu lagi sensi mending diem aja, cukup turutin yang dia mau, jangan malah jawab apalagi sampai melawan. Nanti yang ada kamu kelar. Mana belum melawan Sukuna kan, berabe dong.
"Iya, aku minta maaf." Ujar Gojo memilih untuk mengalah. Dalam hati udahlah pasrah aja.
"Kenapa minta maaf? Udah tahu salahnya dimana?"
Hayoloh Gojo, mau jawab apa. Karena bingung, pria itu malah menggeleng dengan kepala menunduk.
M/N dalam mode sensi itu mendecak, "terus ngapain minta maaf kalau tidak tahu salahnya dimana."
Mendengar itu Gojo semakin menundukkan kepalanya. Begini salah begitu salah. Serba salah emang kalau jadi dominan, yang sabar aja deh Gojo mah.
"Sudahlah, mana makanannya aku lapar."
Menurut, Gojo menyerahkan nampan yang tadi di bawanya, menata di atas meja kecil di atas kasur (tahu kan? Kalau di rumah sakit suka ada tuh meja khusus buat makanan pasien gitu. Ilustrasinya kurang lebih kayak gitu). Keringat dingin keluar saat melihat dahi itu mengernyit dalam. Apalagi kali ini ya Tuhan.
"Kenapa tidak ada makanan manisnya?"
Karena terlalu gemas dengan segala yang di ucapkan oleh M/N, Gojo memindahkan makanan itu dengan tekniknya ke meja besar di ruangan tersebut, dan langsung menerjang tubuh kecil itu lalu memeluknya. M/N tentu memberontak namun tubuhnya masih sakit tidak memumpuni untuk melakukan perlawanan.
Kedua tangannya mengukung di antara kepala, mata biru itu menghunus lurus pada manik ungu yang menatapnya sebal, "sekali lagi kau mengomel, aku pasti akan menyetubuhi mu sampai kau kembali pingsan."
***
Minna,
Kalau misal fanfict ini sudah tamat, enaknya nanti bikin fanfict apa lagi ya? Jika ada saran bisa langsung komen aja ya...Btw, Gojo mau M/N tekdung katanya, ada-ada saja tuh si albino, ya ga mungkinlah, dasar.
"Tante~"
"Loh, nak?! Ngapain kesini sayangku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Move (Gojo Satoru x M. Reader)
RandomDia hanyalah seorang pemuda biasa dengan tampang manis dan lembut cenderung cantik. Banyak orang yang salah mengira gendernya hingga dirinya harus menegaskan di saat perkenalan. Hobinya adalah makan dan menonton film, baik itu anime atau film-film...