M/N kembali masuk dengan membawa nampan yang di tangannya. Menyimpannya di atas meja yang satu set dengan sofa yang memang tersedia di kamar Gojo, ia kembali melangkahkan kakinya untuk mendekat pada si surai putih di kasur.
Duduk di samping Gojo, sebelum menatap yakin kearahnya, "Gojo-san, bisa tolong dengarkan cerita ku? Aku tidak tahu harus bercerita kepada siapa lagi selain dirimu."
Gojo adalah orang pertama yang ia temui di dunia ini. M/N pun diam-diam merasa bersyukur tentang hal itu, jika ia malah bertemu dengan sosok Kenjaku bisa di bayangkan kutukan itu pasti akan memanfaatkan dirinya habis-habisan agar rencana yang di buatnya berjalan dengan sempurna. M/N menaruh rasa percaya yang tinggi pada Gojo karena meskipun pria itu cuek bukan main, Gojo memiliki jiwa patriotisme yang tinggi dengan mengesampingkan tingkah slengeannya.
Gojo menaikan alisnya sedikit penasaran dengan apa yang akan di ceritakan oleh pemuda di depannya, apalagi M/N nampak sangat serius meskipun ada gurat keraguan di wajahnya. Berdehem sebagai persetujuan dengan di ikuti dengan anggukan kecil, "katakan." Ujarnya.
M/N kembali terdiam, sebelum akhirnya menarik nafas dalam dan mulai bercerita, "Gojo-san, aku sudah katakan jika aku bukanlah berasal dari dunia ini. Sebelumnya aku berpikir, jika aku mati disini kemungkinan besar aku akan bisa kembali ke dunia ku, karena itu aku memberitahukan tentang masa depan kepadamu."
Sebuah senyuman terukir di bibir pucat M/N saat dengusan terdengar keluar dari bibirnya, "sayang sekali dugaan ku salah." Katanya lemah, tetapi Gojo tahu ada rasa putus asa disana.
"Tubuh ku tidak kuat untuk tetap bertahan di saat luka dari kecelakaan yang ku alami begitu parah. Aku ... telah mati. Meninggalkan ibu ku sendirian disana."
Tarikan nafas berat terdengar, M/N menatap pada langit-langit kamar dengan senyuman namun tatapan kosong membuat hati Gojo tersentil dengan hal itu, "jujur aku tidak mau, apalagi alih-alih ke akhirat aku malah ada disini." Kehehan miris mengudara Gojo tidak tahu harus merespon apalagi selain mendengarkan cerita M/N.
"Aku masih ingin bersama dengan ibu. Baik ibu atau pun aku tidak memiliki orang lain lagi untuk dapat kami andalkan, mengingat ayah meninggal sejak aku kecil. Aku khawatir tidak ada yang menjaganya lagi setelah ini."
Sudut bibir yang tertarik itu terlihat sayu penuh kesedihan membuat Gojo yang melihatnya tidak nyaman dan juga tidak suka entah kenapa. Tangannya pun bergerak ingin meraih bahu kecil yang seolah menanggung banyak beban dalam hatinya itu.
"Sosok wanita hebat yang membesarkan ku dengan sepenuh hatinya. Bagaimana bisa aku tidak menyayanginya dengan sangat. Aku bahkan merasa akan gila saat tahu bahwa aku tidak akan pernah bisa kembali untuk bertemu dengannya. Aku... Merindukannya, Gojo-san."
Cairan bening itu mengaliri pipi dan meluncur mulus menetes pada tangan yang saling meremat di pangkuannya, M/N menarik nafasnya sebelum mengusap pipinya yang basah. Tersenyum hingga matanya tertutup manis, namun entah mengapa terasa menyesakan untuk di lihat, "maaf sudah menunjukan sisi seperti ini kepada mu, Gojo-san. Padahal kita baru beberapa hari kenal, rasanya memalukan." Katanya di akhiri sebuah tawa kecil.
"Tetapi, aku bersyukur karena saat sampai di sini aku bertemu dengan mu. Diantara banyaknya tokoh yang aku tahu, kau adalah yang paling bisa aku percaya dan andalkan. Jadi, terimakasih untuk segalanya."
Wajah itu tersenyum hingga matanya melengkung manis, Gojo bisa melihat bagaimana rupa indah itu dengan jelas meskipun cahaya di kamarnya remang-remang. Ia tertegun, lidahnya kelu tidak tahu harus menjawab apa. Hingga tanpa sadar tangannya yang tadi tertahan untuk menyentuh M/N, kini mendarat dan mengusak pucak kepala pemuda itu.
Sedikit tersentak dengan yang di lakukan oleh dirinya sendiri, namun tak ayal sebuah senyuman pun terukir di bibirnya, cahaya remang memudarkan rona merah tipis dipipi pucatnya hingga M/N tidak dapat melihat hal tersebut, "kau sudah bertahan sejauh ini. Ibu mu pasti akan ikut senang jika kau juga bahagia disini. Yakinlah bahwa ia juga akan bahagia disana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Move (Gojo Satoru x M. Reader)
RandomDia hanyalah seorang pemuda biasa dengan tampang manis dan lembut cenderung cantik. Banyak orang yang salah mengira gendernya hingga dirinya harus menegaskan di saat perkenalan. Hobinya adalah makan dan menonton film, baik itu anime atau film-film...