"Kalau begitu, berikan terlebih dahulu penjelasan mengenai perjanjian jiwa yang kau tanam. Maka setelah itu aku pun akan memberitahukan apa yang kau mau dengar." Ujar M/N menawar dengan tatapan yang tidak kalah serius.
Gojo terdiam sebentar sebelum akhirnya mendekat dan meraih pinggang si pemuda ke dekapannya, M/N bahkan di buat melotot terkejut bukan main. Saat mulutnya hendak protes, Gojo langsung membawanya pergi ke sebuah tempat yang lebih aman. Lebih tepatnya, kamarnya yang ada di kediaman.
"Akan berbahaya jika aku menjelaskannya disana, karena ini menyangkut hidup dan mati kita berdua." Mereka duduk berhadapan dengan pandangan fokus pada keindahan manik masing-masing.
"Seperti yang aku katakan sebelumnya, bahwa perjanjian jiwa yang mengikat kita adalah sehidup semati. Artinya, jika kau terluka maka dampaknya akan terasa olehku, begitu juga sebaliknya, selain itu tanda yang terukir karena perjanjian jiwa ini juga bisa membuatku mengetahui posisi mu jika kau dalam bahaya, jadi aku bisa langsung datang membantu. Ini aku lakukan untuk memastikan kau tetap selamat. Ingatlah, bahwa kau ada di bawah pengawasan ku."
"Selain itu, perjanjian jiwa ini juga bisa memberitahukan pada ku mengenai kebenaran dari perkataan mu. Sekali kau berbohong, dapat dipastikan kau akan mati sebagai hukuman dari perjanjian jiwa itu."
M/N menatap tak percaya dengan hal yang di katakan Gojo, jadi maksudnya ini dirinya diapit oleh dua kematian sekaligus? Berbohong kena, jika ia jujur juga kena. Sialan, ia benar-benar tidak bisa kabur jika begini.
Gojo melipat tangannya di depan dada dengan sebuah seringai yang terukir di wajahnya,"aku tahu kau berniat untuk memanfaatkan diriku chibi. Tetapi kau tidak bisa melakukan itu."
Alisnya menukik dengan pandangan tajam menghunus manik biru Gojo. Dirinya tahu jika pribadi Gojo Satoru memang menyebalkan sedari awal, tetapi ia tidak tahu akan semenyebalkan ini. Ingin sekali ia tampar wajah itu.
Rahangnya mengeras, "ini tidak adil bagi ku." Ujar M/N tidak terima dengan perjanjian jiwa yang Gojo katakan.
"Kontrak sudah dibuat. Kau tidak bisa membantah."
Setelah mengatakan itu, Gojo bangkit dan berjalan mendekat pada sebuah lemari kayu yang ada di sisi ruangan, membukanya dan mengambil dua kaos berwarna hitam miliknya yang salah satu dari kaos itu di berikan kepada M/N, "pegang ini, jangan sampai muntahan darah mu mengotori kasur ku."
Katanya sebelum dengan tidak tahu malu berganti baju di hadapan M/N yang langsung membalikkan tubuhnya dengan pipi yang memerah total. Tubuh si penyihir terkuat sebagus itu astaga sampai membuat M/N tanpa sadar menyentuh perutnya sendiri. Tidak kotak-kotak dan malah terasa lembut.
"Setidaknya beritahu aku jika kau mau mengganti baju mu. Dan lagi ..." M/N tidak melanjutkan ucapannya yang menggantung membuat Gojo penasaran. Pikiran pemuda itu melayang entah kemana.
Dirinya terdiam mengingat sebelumnya ia hanyalah seorang pelajar biasanya, tiba-tiba saja mati tertabrak karena di dorong oleh seseorang secara tidak sengaja hingga membuatnya berakhir di dunia tidak di kenalnya yang menerapkan hukum rimba.
' Siapa yang terkuat maka dialah yang bertahan'.
Menurutnya itu sangat cocok untuk dunia jujutsu kaisen yang mana banyak sekali tokoh mati terbunuh.
Meremat kaos yang ada di genggemannya, tatapannya terlihat kosong, namun sebuah sungai kecil terbentuk melintasi pipinya dan kemudian jatuh membasahi kaos milik Gojo yang ada di tangannya.
Semenjak tiba di dunia ini, M/N berpura-pura baik-baik saja. Tetapi di balik semua itu hatinya benar-benar kalut, otaknya tidak bisa berpikir dengan jernih. Hanya satu yang selalu ia teriakan dalam pikirannya, bahwa ia ingin pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move (Gojo Satoru x M. Reader)
RandomDia hanyalah seorang pemuda biasa dengan tampang manis dan lembut cenderung cantik. Banyak orang yang salah mengira gendernya hingga dirinya harus menegaskan di saat perkenalan. Hobinya adalah makan dan menonton film, baik itu anime atau film-film...