M/N mematut penampilannya di depan cermin full body yang ada di kamar miliknya dan Gojo. Iya, setelah lepas segel mereka berdua akhirnya tidur satu kamar. Bahkan sampai M/N sering kali memakai pakaian milik Gojo.
M/N itu pecinta pakaian longgar dan oversize. Rasanya nyaman aja gitu. Apalagi ukuran baju Gojo itu gede banget di tubuhnya yang mungil dan pendek- ekhem.
Menatap lurus, ada getar kegugupan di manik amethys itu. Hari ini, Gojo berniat untuk membawanya ke base tempat di mana jujutsu berkumpul untuk membahas pertarungan mereka dengan Sukuna dan Kenjaku.
Jujur saja, M/N gugup bukan hanya karena ia yang akan bertemu dengan para karakter utama, tetapi juga takut dengan hal kedepannya. Lebih tepatnya pertarungan antara Gojo dan Sukuna yang akan menjadi pembuka.
Hatinya yang sudah jatuh, tubuh dan jiwanya yang sudah ia serahkan, M/N tidak tahu harus bagaimana jika Gojo nantinya akan benar-benar mati seperti apa yang sudah di takdirkan.
Dirinya merasa tak berguna. Ia yang mengetahui segalanya justru tidak bisa berbuat apapun untuk menolong orang yang di sayanginya. Sosok yang bersedia memberikannya naungan di dunia yang tidak di kenalnya ini.
Kepalanya yang menunduk memikirkan sesuatu sampai tidak menyadari keberadaan Gojo yang mengamatinya sedari tadi. Pria itu baru saja keluar dari kamar mandi, tangannya yang bergerak untuk mengeringkan rambut basahnya terhenti saat melihat sang kekasih seperti penuh pikiran.
Melangkah perlahan, Gojo memeluk pinggang ramping itu dari belakang menumpukan dagunya di bahu M/N yang lebih pendek. Cukup membuatnya kesulitan karena harus menunduk akibat perbedaan tinggi badan yang jauh, namun itu sebanding dengan aroma manis yang di hirupnya, selalu menjadi candu. Gojo suka.
Sedang si manis tersentak kaget dengan tindakannya menatap dari pantulan cermin, namun ekspresi itu tidak banyak berubah, hanya senyuman saja yang kini beralih menghiasi bibirnya.
"Ada apa?"
Pertanyaan itu di balas gelengan oleh M/N yang memilih untuk memendam kegelisahannya sendirian, "tidak ada."
"Katakan, jika kau tidak bicara pada ku, bagaimana aku bisa tahu apa yang mengganggu pikiran mu itu?"
Gojo berujar lembut penuh perhatian membuatnya luluh. Sejak kapan pria itu berubah seperti ini? M/N tidak kuat sungguh. Gojo yang lembut selalu membuat jantungnya berdebar hebat hingga ia takut pria itu dapat mendengarnya juga.
"Gojo-san-"
"Tidak, bukan Gojo. Kita sudah membicarakannya kemarin, panggil aku dengan nama depan ku." Potongnya.
M/N tersenyum sesaat, ia lupa soal itu, "maaf, Satoru." Menghela nafasnya pelan sebelum kembali berbicara, "aku, aku hanya takut." Katanya.
"Takut? Apa yang membuat kekasih yang terkuat ini takut?"
Ada jeda sesaat dalam pembicaraan itu, M/N yang menunduk tidak berani menatap pada manik biru Gojo bahkan meskipun itu dari bias cermin di depannya, "justru itu yang aku takutkan, Satoru. Kau yang terkuat dan diri mu yang memaksa untuk menanggung semuanya."
"Aku tahu, bahwa jauh di lubuk hati mu kau pun gelisah. Kau juga tidak yakin bisa memenangkan pertarungan ini. Perkataan mu yang mengatakan bahwa kau akan menang pun itu hanya sebuah kata penenang saja kan? Sukuna, dia jauh lebih mengerikan dan kau pun tahu itu."
Gojo dibuat tertegun dengan apa yang di ucapkan oleh M/N. Itu memang benar, semua yang dikatakan oleh kekasihnya itu benar. Meskipun ia mengatakan bahwa ia akan menang, terkadang terbesit dalam pikirannya, apakah memang bisa?
Apalagi Sukuna ada di tubuh Fushiguro, besar kemungkinan raja kutukan itu akan menggunakan teknik anak angkatnya dalam pertempuran mereka nanti. Gojo mungkin bisa menang jika saja Sukuna hanya menggunakan teknik sepuluh bayangan milik Fushiguro, tetapi jika sudah digabung dengan teknik Sukuna sendiri besar kemungkinan dirinya akan kalah dan mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move (Gojo Satoru x M. Reader)
RandomDia hanyalah seorang pemuda biasa dengan tampang manis dan lembut cenderung cantik. Banyak orang yang salah mengira gendernya hingga dirinya harus menegaskan di saat perkenalan. Hobinya adalah makan dan menonton film, baik itu anime atau film-film...