M/N berjalan menunduk mengikuti langkah Gojo, tepat didepannya ada Utahime, Gakuganji dan Ichiji, mereka bertiga akan membantu Gojo untuk melancarkan serangan pertamanya di atas rooftop nanti.
Aura serius yang keluar dari Gojo menekan semua orang yang ada di sana untuk mendukungnya membuat mereka menjadi segan untuk sekedar mendekat. Tetapi Itadori tanpa ragu menghampiri gurunya dengan santai berkata, "sensei, aura mu menekan kita semua." Katanya.
Gojo yang mendengar itu sedikit tertegun, namun ia kembali rileks dan mengumbar senyum lebarnya, melepas syal serta jubah yang di pakai lalu menyampirkannya di bahu, satu tangannya menunjuk dirinya sendiri, "aku akan memenangkannya." Katanya percaya diri.
Itadori yang melihat sinyal dari Gojo menepuk bahu lebar sang guru, di ikuti oleh murid-murid yang lainnya. Mereka tersenyum lebar menyemangati sang kepala klan Gojo dengan sentuhan serta pukulan ringan itu, sedang si surai putih semakin tersenyum lebar saat merasakan dukungan dari orang-orang di sekitarnya.
"Hajar dia penutup mata bodoh."
"Buktikan pada kami kalau kau lebih dari berwajah tampan."
"Shake."
"Kalau keadaan jadi sulit aku akan membantu mu."
"Menangkan ini Gojo-san."
Seruan itu terdengar menggema di seluruh ruangan. Mereka yang biasanya meroasting habis Gojo kini memberikan banyak semangat untuknya saat akan bertarung. Jujur saja, Gojo di buat terharu bukan main, adrenalinnya terpacu keras. Semangatnya untuk berjuang dan menang semakin berkobar.
"Aku paham." Katanya tegas.
M/N yang melihat semua hal itu dari belakang pun ikut berkaca-kaca. Dulu saat ia membaca part ini di kehidupan sebelumnya, ia ikut merasa terharu, tetapi sekarang bukan hanya haru, M/N rasanya ingin menangis juga dadanya terasa sesak.
Ada rasa tidak rela di hatinya. Diam-diam berusaha tegar, ia tidak mau saat nanti ia justru malah kelepasan mengutuk Gojo dan mengubahnya jadi roh kutukan seperti Rikka. Meskipun di situasi apapun sekali pun itu sulit, M/N harus bisa menahan dirinya untuk tidak melakukan hal kejam itu.
Manik biru itu menoleh ke belakang dimana sang terkasih berdiri di sana dengan senyuman tipis. Gojo melihatnya, kesenduan dari mata amethyst cantik yang selalu di sukainya, "sayang." Pekiknya keras membuat semua orang terdiam menunggu apa yang akan di katakan selanjutnya.
"Apa semua rencana kita akan berhasil?" Tanyanya membuat semua orang di sana kebingungan. Mengapa Gojo bertanya tentang hal ini kepadanya.
Setetes air mata turun melewati pipinya, senyuman itu kian lebar, M/N mati-matian menahan tangisnya untuk tidak keluar. Kepalanya mengangguk kecil sebagai jawaban, "iya." Jawabnya mantap.
"Kalau begitu aku tidak perlu khawatir." Sahut Gojo tersenyum menampakan gigi putih dimana matanya ikut menyipit.
Gojo berbalik, tidak ada keraguan lagi di hatinya sekarang saat mendapatkan konfirmasi yang nyata dari kekasihnya. Ngomong-ngomong, soal segel sumpah pengikat sudah Gojo lepaskan sepenuhnya dari M/N. Kekasihnya itu sudah sepenuhnya terbebas dari ikatan yang di buatnya. Sebelum ia mati, setidaknya ia ingin M/N mendapatkan sepenuhnya kebebasannya. Yah, Gojo sudah bersiap untuk segala hal yang akan terjadi kedepannya.
Hal yang tadi pun di tanyakan semata-mata untuk memastikan keselamatan si manis. Sudah dikatakan bukan, jika Gojo ingin membuat dunia yang aman untuk tempatnya tinggal, saat mengetahui bahwa hal itu kemungkinan bisa terwujud dengan pengorbanan ini, maka Gojo tidak akan ragu lagi untuk bertarung sekarang.
Tepat saat Gojo pergi, M/N berbalik menutup mulutnya yang mengeluarkan darah, mengelapnya pelan, Okkotsu yang memang memperhatikan gerak gerik dari pemuda itu pun mendekat, mengulurkan sapu tangan padanya, "ini. Pakai ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Move (Gojo Satoru x M. Reader)
RandomDia hanyalah seorang pemuda biasa dengan tampang manis dan lembut cenderung cantik. Banyak orang yang salah mengira gendernya hingga dirinya harus menegaskan di saat perkenalan. Hobinya adalah makan dan menonton film, baik itu anime atau film-film...