Gojo menemui Yuta yang sekarang tinggal di luar negeri, tepatnya di negara Afrika. Salah satu mruidnya yang di sebut sebagai yang terkuat setelah dirinya itu tengah menjalani pelatihan untuk mengasah teknik kutukannya dengan seorang pria asal sana yang bernama Miguel.
Dengan baju kemeja dan celana kain hitam, tidak lupa kacamata hitam senantiasa bertengker di hidungnya, menutupi manik biru lautannya, Gojo berjalan dengan satu tangannya ia masukan ke delam saku mendekat pada Yuta yang tengah menikmati makanannya hingga tidak menyadari kehadiran gurunya tersebut.
"Yuta." Panggilnya membuat pemuda itu menoleh dengan mulut penuh dengan makanan.
"Gojo-sensei? Kapan anda sampai di sini?" Tanyanya sedikit terkejut dengan kehadiran Gojo yang tiba-tiba saja ada di hadapannya.
"Aku tidak bisa membicarakannya disini." Katanya.
Yuta dibuat tertegun dengan nada bicara Gojo yang terdengar serius, berbeda sekali dengan Gojo yang ia kenal. Pria itu seolah tidak mau membuang waktu dengan berbasa-basi, dan Yuta tahu artinya itu, bahwa keadaan sedang tidak baik-baik saja. Akhirnya mereka pun memutuskan untuk kembali ke apartemen yang di tinggali Yuta tentu dengan Miguel yang mengekori, karena Gojo juga mengatakan bahwa ia ingin membicarakan sesuatu dengan pria itu.
Mereka duduk saling berhadapan sekarang, raut wajah Gojo yang serius membuat keduanya bertanya-tanya mengapa dia seperti itu? Apa keadaan di dunia jujutsu se serius itu?
"Aku tidak akan bertele-tele. Yuta, kembali lah ke Jepang, aku akan mengurus kepindahan mu. Misi yang sekarang aku berikan padamu sangat penting. Dan, Miguel aku harap kau juga mau membantu kami."
M/N mendengarkan dengan seksama cerita yang Yuta sampaikan padanya meskipun sebenarnya dirinya pun sudah mengetahui perihal tersebut. Hanya saja ia mengantisipasi karena dirinya yakin jika Gojo belum memberitahukan apapun pada Yuta tentang ia yang mengetahui masa depan.
"Tunggu, kenapa kau mengatakan semua hal ini kepada ku?" Selanya.
Yuta yang tengah duduk berhadapan dengan M/N menatap lurus pada manik ungu itu, "karena Gojo-san juga menitipkan suatu pesan pada ku agar aku menjaga mu."
M/N mengedipkan beberapa kali matanya, menatap polos dengan raut penasarannya, "menjaga ku?" Katanya memastikan.
Dengan tegas Yuta pun mengangguk, "benar. Aku juga diperintahkan untuk tidak membiarkan seseorang menyentuh mu, termasuk diriku sendiri." Katanya sembari tertawa kecil, "awalnya aku bingung, tetapi aku juga tidak bisa protes. Guru ku itu memang aneh."
"Tapi kenapa? Apa dia takut aku akan kabur?"
"Entahlah, kau bisa tanyakan itu pada Gojo-sensei nanti."
"Gojo Satoru tengah di segel jika kau lupa."
"Kami akan mencari cara untuk membebaskannya."
M/N tersenyum tipis mendengar hal itu, tangan dengan jemari lentiknya meraih gelas berisikan teh hijau yang tadi sempat di siapkan oleh Kazuki, "kalau begitu berjuanglah."
Yuta membalas senyuman itu, "ya. Lalu, aku juga akan kembali pergi sekarang. Aku datang kemari hanya untuk memastikan keberadaan dan kondisi mu saja, aku juga akan melapisi lagi penghalang yang terpasang agar tidak ada orang yang bisa masuk kemari."
"Apa penghalang yang dipasang sebelumnya kurang?"
Yuta tersenyum canggung dengan mengusap tengkuknya, bukannya kurang apalagi lemah, justru penghalang yang Gojo pasang sangatlah kuat hingga membuatnya kesulitan untuk masuk karena sangat sulit untuk memastikan posisinya dimana. Yuta sempat berkeliling beberapa di sekitar hutan saking tidak terlihat dan terasanya penghalang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move (Gojo Satoru x M. Reader)
RandomDia hanyalah seorang pemuda biasa dengan tampang manis dan lembut cenderung cantik. Banyak orang yang salah mengira gendernya hingga dirinya harus menegaskan di saat perkenalan. Hobinya adalah makan dan menonton film, baik itu anime atau film-film...