~40 : Apa Lagi

87 20 0
                                    

Prang!

Alena memandang sayu serpihan kaca yang sudah berserakan di lantai kamarnya itu. Manik ungu kelamnya beralih melirik si pelaku, yang barusan memecahkan bingkai foto berharga itu dengan air matanya mulai bergenang di pelupuk matanya.

"K kenapa, Rev?" Tanyanya dengan suara yang sedikit gemetar.

Wanita ini benar-benar belum mengerti dengan situasi yang sedang ia alami saat ini. Apa salah dirinya? Apa yang sudah ia perbuat, sampai-sampai Reverse bisa marah dan kesal dengannya tiba-tiba.

Setahunya, pagi ini ia hanya melakukan rutinitasnya seperti biasa. Membuatkan sarapan, menyapu dan mengepel, mencuci pakaian kotor, dan lain-lain.

Tapi tadi saat ia sedang beristirahat di kamar, tiba-tiba saja suaminya itu masuk ke kamarnya, dan mengamuk tiddak jelas ke arahnya. Lalu tiba-tiba memecahkan bingkai foto keluarganya bersama mantan kekasihnya.

Pria bermanik merah darah itu tersenyum remeh, sembari melangkah menghampiri tubuh sang istrri yang terlihat gemetar karena ketakutan. Senyumnya semakin melebar tatkala melihat wanita itu menundukkan kepalanya, enggan menatap wajahnya.

"Kenapa lo menunduk? Lihat gue." Titah Reverse dingin.

Alena masih terdiam, tak berani ingin memandang wajah bengis itu. Ia menautkan jemari tangannya, mencoba memberi kekuatan untuk dirinya sendiri.

"LIHAT GUE SIALAN!" Reverse memekik penuh amarah sambil menolak kasar dagu Alena agar wanita itu menatap wajahnya.

Wanita itu hanya bisa menelan ludahnya, takut melihat wajah marah sang suami. Air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya jatuh juga ke pipi putihnya.

"K kenapa, Rev? A apa salah ku?" Tanya Alena terbata-bata.

Reverse tersenyum miring lalu mencengkram kuat dagu istrinya sampai wanita itu mengeluarkan ringisannya.

"Lo tau apa salah lo? Lo...simpen foto mantan pacar lo yang bodoh itu!" Teriak Reverse lagi.

Alena mencoba menarik tangan Reverse agar melepaskan dagunya yang mulai terasa nyeri. Namun usahanya sama sekali tak membuahkan hasil. Tangan kekar pria itu masih tidak bergerak dari sana.

"Le...lepasin. sa, sakit...." Lirih Alena sembari mulai menitikkan air matanya lagi, tak kuasa menahan kesakitan.

Pria bernetra merah darah itu semakin menguatkan cengkramannya sehingga pipi sang istri mulai timbul warna kebiru-biruan. Rintihan dan tangisan memohon dari wanita itu tidak dihiraukan olehnya.

"T tolong lepasin. Maafkan aku....hiks!" Pohon Alena lagi.

Reverse tersenyum miring. "Bisa, sayang."

Tanpa aba-aba, ia langsung membanting keras tubuh mungil Alena ke atas lantai kamar yang terdapat beberapa serpihan kaca yang barusan ia pecahkan.

"A-argh!"

Alena lantas berteriak kesakitan saat beberapa kaca itu mengenai punggungnya. Ia semakin berteriak histeris saat merasakan sakit luar biasa yang tiba-tiba menyerang area perutnya.

"SAKIT!!! PERUT AKU! ARGH!"

Reverse memandang kosong ke arah tetesan darah yang membuak-buak keluar dari kain dan kaos yang dikenakan istrinya. Sama sekali tak punya niat untuk membantu wanita itu.

"T tolong, Rev." Lirih Alena kembali merintih menahan sakit.

"Mati Lo di sana. Siapa suruh lo masih punya perasaan sama cowok itu." Ujar Reverse lalu keluar dari kamar itu.

Bamm!

Alena hanya bisa memandang pintu yang sudah tertutup itu dengan air mata yang masih terus mengalir. Ia perlahan-lahan mengesot ke arah kasur, lalu mengambil ponselnya.

owner of my heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang