Bab bonus: Jalinan Akar dan Dewa: Kisah Waru Sakti dan Hutan Akar Belantara

2 0 0
                                    

Hutan Akar Belantara membentang dalam kegelapan malam, dikelilingi oleh aura misterius dan kekuatan yang tak terlihat. Hutan ini, dengan akar-akar pohon yang menjalar seperti jari-jari raksasa, menciptakan labirin yang penuh rahasia dan keajaiban. Tiap dedaunan dan cabang mengalir dalam harmoni dengan kekuatan yang lebih dalam dari alam.

Waru Sakti, makhluk setengah dewa berwujud ular anaconda blasteran naga, adalah penjaga yang tak terlihat di balik keremangan hutan ini. Dalam bentuknya yang megah dan penuh aura mistis, ia bergerak dengan keanggunan yang mengesankan, setiap gerakan seolah mengubah getaran di tanah di bawahnya. Sayapnya yang dulu menyala dengan warna-warni megah kini telah menghilang, namun kekuatan dan ikatannya dengan hutan tetap tak tergoyahkan.

Pada malam ini, ketika bulan purnama mengalirkan sinarnya yang lembut ke seluruh hutan, Waru Sakti merasakan panggilan dari jantung hutan. Getaran ini bukan sekadar sinyal—itu adalah permohonan dari jiwa hutan, sebuah panggilan untuk menjaga keseimbangan yang sangat rapuh. Dengan setiap langkah, Waru Sakti menyentuh tanah yang lembut dan sejuk, menghubungkan dirinya dengan energi yang mengalir melalui setiap akar dan dahan.

Hutan Akar Belantara bukanlah sekadar tempat tinggal; ia adalah entitas hidup yang saling bergantung pada Waru Sakti. Dalam setiap pohon yang menjulang dan setiap akar yang membelit, terdapat bagian dari jiwa hutan yang lebih besar—sebuah kesatuan yang dipelihara dan dilindungi oleh Waru Sakti. Hutan ini, dengan semua keanekaragamannya, menjadi satu dengan penjaganya, menciptakan hubungan yang mendalam dan harmonis.

Waru Sakti berhenti di tengah sebuah clearing, di mana sebuah kolam kristal yang berkilauan terletak. Airnya yang jernih mencerminkan bulan, menciptakan pemandangan yang magis dan tenang. Di sekitar kolam, akar-akar pohon besar menjulur ke dalam air, seolah-olah mencoba merasakan setiap tetes kehidupan yang mengalir. Waru Sakti melingkari kolam dengan hati-hati, setiap gerakannya menyebarkan getaran yang menenangkan ke seluruh area.

Saat ia menyentuh air dengan ekornya yang besar, Waru Sakti merasakan aliran energi yang mendalam. Setiap riak di permukaan air adalah pesan dari hutan—tentang keseimbangan yang terancam dan tentang harapan untuk melindungi harmoni yang telah ada. Dalam refleksi air, Waru Sakti melihat lebih dari sekadar citra dirinya; ia melihat gambaran dari masa lalu, saat ia masih memiliki sayap naga dan mengelilingi hutan dengan kekuatan penuh.

Setiap malam, saat bulan mengayun di langit dan angin berbisik melalui dedaunan, Waru Sakti menjalankan ritual kuno untuk menjaga keseimbangan. Dengan ekornya, ia menyentuh tanah dan mengarahkan energi ke dalam akar-akar pohon, memastikan bahwa aliran kekuatan tetap stabil dan tidak terganggu. Dalam proses ini, ia juga berkomunikasi dengan roh-roh hutan—entitas tak terlihat yang membantu menjaga keseimbangan alam.

Kehidupan di hutan ini tidak selalu tenang. Terkadang, ancaman dari luar datang dalam bentuk perusakan dan pelanggaran terhadap aturan alam. Pada malam seperti ini, Waru Sakti merasakan getaran yang berbeda—satu yang mengandung kekacauan dan gangguan. Dengan kecepatan yang mengesankan, ia meluncur menuju sumber getaran tersebut, mengikuti jejak yang merusak.

Ketika ia tiba di sebuah bagian hutan yang mulai meranggas, tampak jelas bahwa kekuatan jahat telah menyentuh tempat ini. Tanah yang subur dan pohon-pohon yang dahulu hijau kini tampak kering dan layu. Waru Sakti mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menyelidiki penyebab kerusakan ini. Ia merasa keberadaan makhluk yang mencoba mengacaukan keseimbangan—kekuatan yang berasal dari keinginan yang egois dan merusak.

Dengan gerakan hati-hati, Waru Sakti menggunakan kekuatan magisnya untuk membersihkan kerusakan. Ia menggerakkan ekornya dengan lembut namun penuh kekuatan, menyalurkan energi penyembuhan ke dalam tanah. Akar-akar yang sebelumnya layu mulai mendapatkan kembali kekuatan mereka, dan dedaunan yang kering mulai memunculkan warna hijau baru.

Di tengah-tengah proses ini, Waru Sakti merasakan keberadaan sesuatu yang lebih dalam dan gelap, yang mengancam untuk merusak lebih jauh. Ia mengerahkan energi lebih banyak, menciptakan perisai magis yang melindungi hutan dari ancaman yang lebih besar. Dalam setiap gerakan dan mantra, ada rasa keterhubungan yang mendalam antara Waru Sakti dan hutan—sebuah simfoni kehidupan yang saling bergantung.

Saat pagi menjelang, Waru Sakti berdiri di tepi hutan yang telah diperbaiki. Hutan Akar Belantara kembali menunjukkan kemegahannya, dengan warna hijau yang segar dan udara yang penuh dengan aroma kehidupan. Waru Sakti merasa tenang, mengetahui bahwa ia telah berhasil mengembalikan keseimbangan dan melindungi rumahnya. Setiap batang pohon, setiap aliran sungai, dan setiap helai daun kini berdiri sebagai saksi dari perjuangan dan dedikasinya.

Malam itu, saat bulan purnama kembali mengisi langit, Waru Sakti melayang di atas hutan, mengawasi dengan penuh perhatian. Dengan hati yang damai dan rasa syukur yang mendalam, ia menyadari bahwa meskipun sayap naga telah hilang, kekuatan dan ikatannya dengan hutan tetap abadi. Hutan ini, dan semua makhluk yang mendiami tempat itu, adalah bagian dari dirinya—sebuah hubungan yang lebih dari sekadar pelindung, tetapi sebagai bagian integral dari kehidupan yang saling bergantung.

Dengan langkah yang mantap dan penuh keanggunan, Waru Sakti melanjutkan penjagaannya. Hutan Akar Belantara, dalam keheningan dan kedamaian malam, menyimpan kisah tentang hubungan yang mendalam dan kekuatan yang melindungi keseimbangan antara alam dan makhluk-makhluknya. Dan di bawah bintang-bintang yang bersinar lembut, Waru Sakti terus menjaga, memastikan bahwa kedamaian dan keharmonisan tetap menjadi bagian dari dunia yang penuh keajaiban ini.

DENGKANG (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang