Bab 2

26.1K 418 6
                                    

Berada di satu mobil dengan pria yang masih asing bagi Sarah sungguh membuatnya gugup dan tidak nyaman. Dia yang memang cukup pendiam dan pria di samping nya pun sepertinya tidak berniat basa basi dengan nya.

Hawa di dalam mobil itu cukup akward tapi sepertinya hanya menurut Sarah saja karena yang dia lihat Om Vano biasa biasa saja.

"Kamu udah makan?"

Tubuh Sarah sampai terlompat pelan karena kaget.

"Maaf saya bikin kamu kaget ya." Ucap Vano datar tapi matanya berkilat geli.

"Ng... nggak om— Sarah yang salah tadi bengong." Gugup nya tidak berani melihat ke Vano.

"Kita mampir ke tempat makan dulu." Itu bukan pertanyaan dan Sarah diam saja terserah pria itu toh dia juga sebenarnya lapar.

Mereka mampir ke warung soto yang lumayan ramai pengunjung.

Duduk mereka berhadapan. Sarah tidak berpikir lagi main duduk saja yang membuatnya menyesal karena di posisi ini tentu saja salah. Harusnya tadi duduk di samping Vano saja agar tidak berhadapan seperti ini.

Tapi bagi Vano ini adalah posisi yang cukup menguntungkan karena dari atas bisa melihat belahan dada Sarah.

"Gadis ini punya dada yang lumayan juga." Batin nya mengerang rendah. "Gimana ya rasanya ketika kejantanan ku dijepit dengan bola bola itu"

Sial. Apa apaan ini! Otaknya bekerja mesum lagi!

Vano berdecak menyugar rambutnya gundah.

"Permisi. Mau pesan apa?" Tanya seorang karyawan di tempat itu.

"Soto Betawi nya dua, nasi dua. Pisah. Air botol nya juga dua yang dingin."

"Baik Pak. Tunggu sebentar ya."

Dan keduanya pun kembali hening tidak ada yang mau memulai pembicaraan. Kini Vano sudah sibuk dengan ponsel nya sebagai pengalihan agar tidak berpikiran yang iya iya.

Diam diam tanpa dia sadari Sarah beberapa kali curi curi pandang karena sejak tadi tidak berani tapi dikarenakan Vano sibuk dengan ponselnya, Sarah pikir Vano tidak akan sadar ia perhatikan.

Om nya ini meski badan nya seram dan muka muka galak kayak preman tapi tetap saja karena tampan bikin mata Sarah mau melihatnya lagi dan lagi walau harus diam diam.

Ia sempat menonton di televisi jika laki-laki dewasa memiliki badan berotot seperti Vano adalah tipe laki-laki yang rajin berolahraga. Sepertinya Vano juga begitu.

Baju polo berkerah nya begitu ketat sehingga mencetak jelas bentuk tubuhnya yang kekar. Lengan nya besar dengan urat urat menonjol di tumbuhi bulu bulu seperti pria pada umumnya.

Kulitnya berwarna Tan yang tidak begitu gelap, rambutnya hitam tapi sedikit kecokelatan, Vano memiliki jambang tipis di sekitaran rahang. Hidung nya mancung. Tadi dia sempat melihat matanya berwarna cokelat terang.

Bola mata Sarah membesar karena tertangkap basah sudah memperhatikan Vano. Pipinya nya pun merah merona. Sarah. Malu!

"Ada apa?"

"T toilet! Sarah mau ke toilet." Alibinya cepat.

"Oh." Pria itu menoleh ke belakang dan menemukan pintu dengan tulisan toilet wanita di atas nya.

"Itu di sana."

"I iya. Sarah permisi dulu om." Jantungnya berdebar debar. Sarah gugup setengah mati.

Buru buru dia berjalan cepat ke toilet.

Tadi itu Sarah menggemaskan sekali. Pikir Vano yang terhibur dengan tingkah berani tapi juga malu dari Sarah. Tiba tiba matanya menggelap saat membayangkan bagaimana jika mata itu membesar dengan mulut menganga kecil ketika kejatantanan nya masuk ke lubang wanita itu.

Affair with My Uncle [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang