Bab 42

62.7K 2K 899
                                    

Heh apaan nih cepet bngt Bab 41 udh mencapai target 😭😭😭

Teteh ketar-ketir iniiiii gk punya stok draf 🤣🤣🤣

Yuk biasakan yuk VOTE sblum BACA!!

Dua Hari berlalu.

Sarah sudah bangun sejak tadi tapi belum mau beranjak dari tempat tidur. Ia terbaring miring memainkan rambut Vano, pria itu masih aktif menyusu di payudara nya.

Sejam yang lalu di kiri dan ini di sebelah kanan. Paska keguguran kemarin itu, Sarah tentu belum bisa berhubungan badan dengan nya dan yang bisa ia berikan pada Vano hanya ini.

Membiarkan dadanya tanpa mengenakan bra agar sewaktu-waktu vano minta bisa mengeluarkan nya dengan mudah.

Pagi sudah menunjukkan pukul delapan, sinar matahari terlihat cerah di balik jendela besar yang tak terhalang gorden di depan nya.

Mereka sudah dua hari bermalam di hotel ini. Sarah tidak pergi ke mana mana, Vano juga sudah mengurus izinnya dari kampus.

"Mas Vano. Udah jam delapan. Mas gak pergi kerja?" Suara halusnya begitu indah di pendengaran Vano.

Pria itu menghentikan hisapan nya dari puting Sarah lanjut menggesek manja wajahnya di bantalan empuk itu.

"Cepet banget kayaknya udah jam delapan aja." Erangnya serak. Semakin erat ia memeluk tubuh Sarah.

Wanita itu mendengus. "Satu jam lebih loh Mas Vano nen dari tadi gak lepas lepas masa dibilang cepet."

Vano terkekeh. Ia mengecup dada Sarah sekali lagi. Duduk dan meregangkan otot-otot tubuh nya.

Sarah menahan nafas sejenak oleh karena terpaku pada punggung dan bahu kekar Vano yang begitu liat dan menggiurkan.

Tak heran Elin sampai ngeri pada dirinya membayangkan tubuh semungil ini dalam rengkuhan panas Om Vano. Memang sebesar dan sekekar itu pria dengan tinggi badan 187cm itu. (Plis lupa! Kasih tau dong ada yg inget ga??)

"Ayo mandi." Vano mengulurkan tangan.

Dengan malu malu Sarah menerima uluran tangan Vano dan ikut beranjak dari tempat tidur menghiraukan dadanya yang tidak terhalang apa apa.

Mereka telanjang bulat di bawah guyuran shower. Vano memeluknya dari belakang sambil meremas gemas payudara Sarah.

Perempuan itu merintih. Mendesah lirih. Mendekatkan punggung kecilnya di dada Vano.

Sesekali mendongak ke samping untuk membalas cium sang kekasih sedikit menjauh dari guyuran shower.

"Nanti.. Mas telat.." katanya terengah pelan.

Air shower sudah dimatikan. Kini, Vano sibuk mencumbu payudaranya dan meminta tangan Sarah mengocok miliknya di bawah sana.

Keduanya mengerang panas.

"Sayanghhh... Argghh..."

Kedua tangan Vano tanpa sengaja mencengkram kuat payudara Sarah karena terbuai oleh gerakan tangan Sarah di bawahnya.

"Ssshhh.. Mas-aakh.."

"Maaf sayang." Ia usap usap lembut dada Sarah.

Kuat tapi tidak kasar Vano membalikan tubuh Sarah untuk kembali memunggungi nya.

Ia nyalakan lagi air hangat. "Kita lakukan lagi yang semalam." Bisik nya rendah, kejantanan nya pun sudah terjepit di antara paha Sarah.

"Mas kan harus kerja. Nanti telat loh." Kata Sarah seraya merapatkan pahanya.

Affair with My Uncle [21+] 💋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang