Vano kaget melihat Sarah menangis terisak. Segera ia peluk hangat perempuan itu yang berusaha mendorongnya.
"Sssstttt. Kenapa nangis hm?" Tanya Vano lembut.
Sarah kesal. Kenapa om om tua ini masih bertanya? Gak sadar banget sama kelakuan nya sama anak kecil!
"Lepas om! Awaaas." Sarah kesulitan membebaskan diri dari pelukan hangat Vano yang sialnya terasa nyaman ini.
Dia juga masih menangis karena sadar telah mengalami pelecehan dari om nya.
"Saya minta maaf udah sentuh sentuh kamu. Tapi saya tidak menyesal." Kata Vano enteng.
Dengan sekuat tenaga Sarah mendorong nya paksa. Kali ini Vano biarkan. Ada jarak setengah meter di antara mereka, Vano menahan senyum dan tatapan nya hangat sekaligus geli memperhatikan wajah basah Sarah yang mengusap air mata nya dengan lengan.
Bibirnya mencebik cemburu, matanya terlihat kesal. Sarah imut sekali di wajahnya.
"Saya jadi pengen cium kamu lagi." Katanya sungguh sungguh. Lalu tatapan nya turun pada penampilan Sarah yabg masih kacau.
Tali gaun nya melorot dan payudara besarnya terekspos sejak tadi begitu pun bagian bawahnya yang tersingkap sehingga masih bisa ia lihat selangakangan Sarah yang menggiurkan itu.
Vano ingin mengulang adegan tadi tapi dengan lidahnya bukan tangan lagi.
"Om nyebeliiiin!" Sarah menyadari penampilan nya yang hampir telanjang itu buru buru memperbaiki pakaian nya.
Perempuan itu turun dari pantry dan berlari terbirit birit. Di kamar dia segera mengunci pintu. Sarah marah, harusnya dia menangis dan ketakutan tapi.... Biasa saja.
Sarah tidak trauma. Apa mungkin karena terbiasa dengan mimpi mesum nya?
Tidak. Tidak. Dia sungguh tidak normal karena merasa baik baik saja setelah mendapat pelecehan dari Vano bahkan dia bisa tidur nyenyak sampai pagi. Tidak seperti Vano yang terpaksa memperkosa istrinya karena butuh pelepasan berakhir dengan Rania yang marah marah karena dua jam penuh harus melayani suaminya yang seperti kesetanan itu!
"Harusnya aku laporin kamu ke polisi karena udah perkosa aku!" Kesal Rania yang sedang mengompres selangakangan nya tanpa dibantu Vano.
"Kamu bakal diketawain sama mereka. Emang gak boleh istri diperkosa sama suaminya sendiri?" Katanya enteng.
Rania mendelik sebal lalu berpakaian. "Semalam abis nonton bokep? Tiba-tiba horny."
Kali ini Vano mendelik. Daripada liat vidio porno mending liat langsung wanita telanjang. Semalam dia kenapa? Tentu saja karena keponakan nya yang cantik itu! Tapi Vano tidak mungkin jujur.
"Salah mu tidur dada nya ke mana-mana."
Meski datar datar saja, Rania tetap salah tingkah. Oh jadi suaminya horny karena dirinya. Pikir Rania kepedean. Karena alasan Vano itu lah marahnya jadi mereda.
"Mana aku tahu. Aku kan tidur... Oh iya, kamu ke Makassar ajak Sarah aja gimana? Kasihan kalo sendirian di rumah."
Vano diam sejenak sambil sisiran. "Emang dia gak pulang ke kampung nya?"
"Aku belum nanya sih. Nanti deh aku tanyain sekalian dia mau gak ikut kamu pulang."
Vano manggut manggut saja. "Terserah."
"Aku berangkat ya Mas." Rania kecup pipi Vano. "Sarah bareng kamu?"
"Gak tau."
"Bareng kamu aja ya? Tungguin Sarah." Menurut Rania suaminya ini tidak bisa di tebak, kadang terlihat perhatian kadang cuek pada ponakan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair with My Uncle [21+] 💋
RomancePart masih lengkap (48 Part + Prolog)💋 Epilog + Extra Part (only KaryaKarsa) 💋💋 Bagaimana bisa seorang paman yang sudah beristri memiliki hasrat kepada ponakan nya sendiri? Revano Kalingga. Pria matang 32 tahun memiliki perasaan tak wajar pada se...