Bab 5

129K 1.3K 24
                                    

Klo ada typo tandai 💋

Sarah tersentak. Matanya terbuka mengerjap bingung. "Mimpi apa aku tadi?"

Dia sadar lehernya berkeringat juga— Sarah langsung mengangkat punggung. Duduk dan meraba raba selangakangan nya yang...

"Basah." Lirihnya tak percaya.

Jarinya menyentuh bagian sensitifnya begitu basah dan lengket bahkan sampai rembes sedikit ke daster nya.

Ia mengerang malu. Menggigit bibir gugup. Bisa-bisanya dia mimpi basah berbuat mesum dengan om nya.

"Ibu.." lirihnya lesu.

Sarah pun pindah ke kamarnya. Tapi memastikan dulu apakah ada noda di sofa itu. Untungnya tidak ada. Selama berjalan menuju kamar otak nya terus memutar reka adegan yang di mimpinya tadi. Memang tidak ingat secara detail tapi bagian dia yang dudu di atas batu dan Vano berbuat tak senonoh di selangakangan nya.

Begitu Sarah sudah sampai di ujung tangga atas, Vano yang sembunyi pun muncul. Menjilat bibirnya yang basah dan menyeringai. "Dia manis sekali."

Sarah sudah menutup pintu kamar. Duduk di sisi ranjang sambil meletakkan kedua tangan nya di dada yang berdebar debar.

"Itu cuma mimpi kan? Bukan apa apa. Tapi... tapi kenapa kayak nyata banget ya."

"Punya aku sampe basah gini." Sarah menyibak daster nya. Kembali menyentuh vagina nya yang masih ada jejak jejak basah dari mulut Vano tanpa dia tahu.

Tadi itu Sarah tidak sampai klimaks tapi Vano sudah mencicipi manis nya Sarah yang keluar sedikit sedikit meleleh nikmat.

"Mikir apa ya aku sampe kebawa bawa mimpi."

Padahal Sarah hanya mengagumi ketampanan Vano saja tidak bermaksud lebih. Dia juga sama sekali tidak berpikiran yang macam macam tapi bunga tidurnya malah memberikan adegan tak senonoh.

Sarah merinding sebadan badan. Walau pun ada rasa senang sedikit. Ya, sedikit.

Sadar. Sarah langsung menggelengkan kepala nya kuat kuat. "Heh! Kamu gak boleh begitu!" Ia menegur diri sendiri.

Sama halnya dengan Sarah yang masuk ke kamar. Vano pun begitu. "Sialan punya gue masih ngaceng."

Vano melepas semua pakaian nya dan kini dia telanjang bulat. Mendekati ranjang dan menarik selimut yang menyelimuti tubuh Rania. Wanita itu setiap malam selalu mengenakan lingerie, Vano sudah tidak heran lagi sudah tidak kaget lagi. Hal yang sudah biasa di matanya.

Vano berada di atas tubuh istrinya menatapnya lekat tapi yang dia lihat malah wajah Sarah. Dia pun menciumi wajah istrinya sampai ke leher. Mengecup bergantian kulit leher Rania dan menghisap, menjilati nya pula.

"Eenghhh.." mata Rania terpejam dan gelisah dalam tidur.

Revano tidak peduli. Dia butuh lubang untuk menidurkan penis nya yang sudah sangat tegang ini karena Sarah.

"Sarah." Vano mengerang dalam hati menggumamkan nama ponakan istrinya seraya menjilati puting Rania.

Dada Rania berukuran biasa saja tidak kecil tapi tidak juga besar tapi menurutnya sangat kurang di tangan nya yang lebar. Tidak seperti milik Sarah.

Astaga. Vano kini semakin bernafsu mengenyot puting Rania karena membayangkan milik Sarah yang besarnya pas itu. Tadi dia belum sempat mencobanya dengan mulut karena sudah terpancing duluan oleh vagina Sarah yang terpampang tanpa halangan.

Affair with My Uncle [21+] 💋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang