Saat ini Sarah sedang menyiapkan baju yang diperlukan selama di Makassar nanti, Rania menyarankan Sarah dan Vano membawa satu koper saja supaya tidak ribet.
Sarah turun dari kamarnya membawa beberapa pakaian di tangan untuk dimasukkan ke koper Vano mengingat dirinya tidak punya koper.
Rania sendiri sudah berangkat ke bandara pagi pagi sekali.
Vano keluar dari kamarnya dan melihat Sarah di ruang tengah. "Itu baju baju yang mau kamu bawa?"
"Iya om."
"Sebentar. Saya ambil dulu koper nya." Vano kembali masuk ke kamarnya dan tak lama kemudian keluar membawa koper berwarna abu tua miliknya.
"Koper nya lumayan besar, cukup untuk baju baju kita."
Sarah mengangguk. Dia duduk bersila di lantai dan mulai menata pakaian nya sendiri serta merapikan pakaikan Vano lagi supaya milik mereka rapih dan pas di dalam koper tersebut. Vano yang duduk di sofa perhatian nya tertuju pada Sarah, memperhatikan pakaian santai perempuan mungil itu. Berupa setelan pendek berbahan satin.
Tidak seksi memang tapi tetap saja Vano yang normal itu menatap minat pada leher jenjang Sarah yang terlihat karena mengikat rambut tinggi, terutama bagian dada yang cukup ketat dibanding perut membuat dada padat Sarah nampak jelas menonjol.
Meski Sarah sedikit lepek berkeringat karena pekerjaan rumah yang dia kerjakan tidak menghalangi pesona Sarah terutama di mata Vano.
Sarah ini anak yang rajin dan resik setiap hari rumah ini selalu dalam keadaan bersih dan rapih. Belum lagi masakan nya yang enak enak, tiap harinya ada saja menu lain yang dibuat katanya belajar dari resep yang ia tonton dari internet.
Vano semakin nyaman dengan suasana yang berbeda di rumah nya ini apalagi keberadaan Sarah di sini membuatnya merasa ada yang urus dan diperhatikan. Vano jadi teringat dengan ucapan ibunya kalau sudah berumah tangga harusnya ada yang mengurusnya. Selama ini Vano tidak mendapatkan itu dari Rania kecuali urusan ranjang.
Wajar saja, pernikahan mereka bukan karena cinta tapi karena kesepakatan. Vano juga sampai saat ini tidak mencintai istrinya hanya sekedar menghargai saja.
Dalam kesepakatan mereka tidak pernah terucap soal perselingkuhan, dibolehkan atau tidak tapi selama enam tahun ini pernah tiga kali Vano tidur dengan perempuan lain selain dengan Rania. Itu terjadi sudah lama saat dia pergi ke London, Bali dan Itali. Vano hanya membutuhkan teman tidur bukan teman kencan, katakanlah saat itu hanya one night stand tidak lebih.
Rania tidak pernah mengetahui itu.
Sekarang dengan hadirnya Sarah yang menarik perhatian nya, ada desakan ingin bercinta dengan perempuan cantik itu. Vano bertekad akan melakukan nya. Nanti. Karena Sarah harus jadi miliknya!
Niatnya ini tidak pantas diwajarkan. Dia sadar betul bisa berpotensi adanya perselingkuhan di rumah tangganya.
Sarah... baru kali ini dirinya memiliki niat untuk bermain api dalam pernikahan dan itu karena keponakan sang istri yang telah menarik perhatian nya sejak awal.
Lalu perhatian nya tertuju pada isi koper nya. Agak aneh melihat isi kopernya bukan cuma baju baju nya saja tetapi ada pakaian wanita juga. Ini adalah pertama kalinya karena dia dan Rania terbiasa memakai barang masing masing namun bukan berarti Vano tak suka kopernya ada barang milik Sarah. Dia tidak masalah.
"Udah om."
"Setengah jam lagi kita ke bandara. Kamu siap siap aja."
Perempuan itu mengangguk. "Sarah mandi dulu ya om." Dia bangkit lalu melangkah pergi ke kamar untuk membawa baju terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair with My Uncle [21+] 💋
RomancePart masih lengkap (48 Part + Prolog)💋 Epilog + Extra Part (only KaryaKarsa) 💋💋 Bagaimana bisa seorang paman yang sudah beristri memiliki hasrat kepada ponakan nya sendiri? Revano Kalingga. Pria matang 32 tahun memiliki perasaan tak wajar pada se...