Bab 43

61.1K 2.1K 967
                                    

Adaaaaaa ajj yg protes ketimbang gw minta vote segitu doang.

Wajar sih bkal lama dapet ny kan bnyk yg ga mw ngasih vote d cerita gw.

Klo kelamaan, jngn nungguin!
Perpustakaan WP kelen bnyk kan cerita2 seru? Baca dlu ajj yg ada jngn protes ini itu ke gw yg ga bisa update cepet.

Dikira nulis fiksi gampang? Ngarang cerita jg butuh mikir butuh waktu njiir 😭😭

👊👊👊👊

Vano tidak langsung ke hotel melainkan ke rumahnya. Bukan untuk mengambil beberapa barang nya lagi tetapi untuk menemui Rania.

Ia turun dari mobilnya yang terparkir di depan gerbang rumah. Tak mau repot-repot masuk bergabung dengan mobil Rania.

Di tangan pria itu ada berkas perceraian yang harus Rania tanda tangani. Vano tidak masalah membayar jasa pengacara dan mengeluarkan uang berjuta juta demi surat dari pengadilan bisa dengan cepat ia dapatkan.

Vano tidak mau berkompromi apa pun, tidak ada alasan lain untuk tetap bersama Rania.

Sudah ada Sarah yang akan segera ia nikahi.

Vano mendorong pintu rumah itu dan menemukan kondisi di dalamnya yang sangat berantakan. Bekas makanan termasuk bungkus dan sampahnya berserakan di kursi dan meja.

Bahkan ada baju baju Rania yang entah bersih atau kotor juga.

Tidak penting memperhatikan isi rumah yang tidak terawat ini. Vano berjalan masuk memanggil Rania.

"RANIA! KELUAR KAMU!"

"RANIA!"

Vano membuka pintu kamar bertepatan dengan wanita itu yang sepertinya hendak keluar juga.

"Tanda tangan ini!" Vano melempar berkas itu ke ranjang.

"Apa isi amplop itu?" Tanya Rania datar. Enggan membuka amplop tersebut.

"Berkas perceraian kita. Saya sudah membayar mahal dan tidak perlu memakan banyak waktu untuk mengurus itu."

Rania berdecih. "Aku gak mau pisah Mas. Kamu selingkuh, aku maafkan. Kita tidak perlu bercerai."

Vano memandang nya sinis. "Kamu ngatain saya selingkuh padahal kamu juga tidur dengan lelaki lain. Apa itu namanya kalo bukan selingkuh?" Vano berkacak pinggang. Aura angkuh dan dinginnya semakin terlihat.

Mata Rania tampak membelalak. "J jangan asal nuduh kamu!"

"Saya tidak menuduh! Tidak perlu berbohong Rania. Kita sama sama selingkuh dan tidak ada alasan lain untuk kita bersama." Rahangnya mengeras. Menatap tajam dan serius pada Rania.

"Saya juga tidak menginginkan kamu." Vano menunjuk nya sarkas.

"Brengsek! Kamu yang selingkuh Mas! Bukan aku!" Rania ngamuk.

"Aku setia walaupun pernikahan kita hanya karena kesepakatan!"

"Tapi kamu malah selingkuh sama si jalang kampungan itu!"

"TUTUP MULUT KOTOR KAMU!"

Rania sampai tersentak mundur. Badannya gemetaran karena bentakan keras dari Vano.

"Saya memang selingkuh. Dan saya mengakui itu." Ucapnya rendah menggertakan rahang. "Bukan kamu yang tidak mau mengaku dan merasa paling tersakiti di sini."

"Apa yang sudah saya lakukan dengan Sarah memang melukai kamu bahkan setelah kamu menyebabkan Sarah keguguran pun rasanya saya tidak berhak untuk marah."

Affair with My Uncle [21+] 💋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang