Bab 16

104K 1.3K 29
                                    

Sarah menunggu Vano di depan kampus duduk di tempat yang teduh. Dia sudah mengirim pesan dan Vano bilang tunggu saja.

"Yahh lowbet. Untung udah ng-WA Om Vano."

Wajarlah baterai ponselnya cepat habis dan lama terisi. Awalnya Sarah biasa biasa saja dengan ponselnya bahkan tidak berniat mau ganti hp walaupun harus nabung dulu tapi semenjak kuliah di sini yang mayoritas orang orang kaya dan hp nya boba semua, Sarah jadi minder kalo bermain ponsel di depan mereka.

Kemarin Sarah sudah lihat lihat harga ponsel tahun ini. Masih banyak yang harganya di bawah dua juta, Sarah pikir dia mampu membelinya tinggal mengumpulkan uang saja dan berhemat.

Tin.

Sarah berdiri. Dia hafal mobil Om Vano pun bergegas masuk ke mobil itu. Perempuan itu tersenyum.

Vano mengulas senyum tipis. "Nunggu lama ya?"

"Nggak kok om."

Vano mengangguk pelan. "Kita ke mall dulu ya."
Mobil itu pun meninggalkan area kampus.

"Om ada perlu?"

"Iya."

Setelah itu tidak ada obrolan lain. Mereka menunggu mobil mereka sampai ke tempat tujuan. Ternyata Vano ke mall yang kemarin dan masuk ke konter Samsung.

Mereka di sambut ramah, Vano mencari Samsung seri Z dan dua karyawan laki-laki mengelurkan dua ponsel yang stock tersedia. Z flip6 dan Z fold6. Selebihnya hanya ada seri S.

"Sarah mau warna yang mana?"

Sarah kaget dan agak ngebleng. Kok tanya dia? Memang siapa yang mau beli ponsel?

"Hanya ada warna mint sama white aja kak." Ucap Salah satu karyawan itu.

"Putih atau warna mint?" Tanya Vano sekali lagi. Ringan sekali bertanya demikian padahal gadis lugu di sampingnya masih kebingungan.

Sarah mendekatkan bibirnya ke Vano dan pria itu sedikit merendahkan tubuhnya. Sarah berbisik. "Sarah kan gak beli hp."

Vano terkekeh berdiri tegak kembali. "Om yang beliin. Hp kamu udah harus ganti Sarah."

Sarah menggigit bibirnya. Aduh, dia senang sih dibeliin hp baru tapi harus banget ya yang mahal ini?

Akhirnya Sarah cuma bilang terserah, Vano membayar ponsel berwarna putih itu dan kini tas hitam kecil dengan merk ponsel itu Sarah tenteng.

Sementara tas besar berisi laptop Dipegang Vano. Benda yang lebih mahal itu juga Vano belikan untuk Sarah.

"Sarah mau makan dulu?"

Sarah menggeleng. Bahunya lemas dan sejak tadi perasaannya campur aduk. Antara senang, segan, dan menyayangkan uang sebanyak itu harus dibelajakan barang mahal ya walaupun bukan uang Sarah.

Mereka tiba di basement.

Sarah baru saja menarik pintu mobil tapi sebuah tangan besar di samping nya mendorong pintu itu.

Brak.

Sarah menoleh. Dia melihat ada raut kesal dan khawatir di wajah Vano.

"Sarah marah sama om?"

Tuhan.... Sarah tidak kuat. Kenapa hatinya meleleh cuma karena suara Vano yang begitu lembut dan terkesan hati-hati.

"Nggak." Sarah menggeleng pelan.

"Sarah marah. Om bisa liat, bilang kenapa hum?"

Sarah benar-benar ingin kabur saja sekarang. Kemana saja yang penting sembunyi dari Vano. Dia malu dan baper.

Affair with My Uncle [21+] 💋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang