full house

62 12 0
                                    

Akhirnya kita sudah sampai di penghujung dimana member Jagawana House full. Heheh bukan end kok tapi ini merayakan full nya Jagawana House heheheh.
Btw seperti biasa kalau ada typo tandain ya 🌼📍
Enjoy 🌼🙌🏻.













Kini madha sudah berada di depan rumah atau lebih tepatnya rumah tempat mahasiswa nya nge kost, dan madha juga baru tau bahwa si sena ini ternyata pemilik rumah ini.

Tampaknya orang bernama Sena ini lebih tua darinya, ah sudahlah dia akan masuk terlebih dahulu ke dalam dan memastikan nya, lagian dia yang sudah bersikap aneh. Jadi gak masalah lah kalau di cap aneh, yah gmn gak aneh tiba-tiba minta ketemuan sama org yang gak dikenal terus malah dalihnya mau Konsul kan aneh banget.

Ya udah lah malu sekalian aja, yok madha bisa toh ada Cakra sama si jaya mahasiswa nya. Yah gak malu maluin bngt lah walaupun memalukan.

Kini madha tengah duduk di ruangan yang madha yakini itu sebagai ruang tamu, ruangan dan nuansa rumah ini sangat jawa sekali tapi luarnya seperti bangunan ala kolonial Belanda.

Sena menyediakan camilan dan teh, yah walaupun dia sangat malas. Seperti benar-benar sedang melakukan sesi konseling huft.

Sena duduk berhadapan dengan dosen muda ini, ouh iya Sena sempat berfikir bahwa dosen nya Cakra itu tipe orang yang udah agak ber umur mangkanya suka aneh aneh, tapi kalau diliat lagi tua engga kok ganteng malah. Tapi kenapa agak rada-rada coba.

"Boleh di minum dulu pak teh nya" tawar sena untuk memecahkan keheningan

"Eh itu, iya mas. Nanti saya minum, itu sebelumnya maaf kalau mas Sena berfikir saya aneh dan seperti lancang untuk minta bertemu. Saya mohon maaf untuk itu"

"Tapi saya punya alasan mas, semoga mas Sena ngerti itu" ucap madha dengan menunduk di akhir kalimatnya, sejujurnya ia sudah bnr bnr butuh seseorang untuk bertahan, tapi madha tidak sadar itu. Mangkanya kenapa madha bisa se impulsif ini karena alam bahwa sadar nya yang sudah lama butuh pertolongan mulai memberontak keluar.

Sena sepertinya memang manusia yang tidak bisa meninggalkan seorang yang tertusuk duri pun akan ia tolong deh.

"Emm mas madha benar?" Tanya Sena, madha hanya mengangguk

"Sejujurnya saya gak tau apa masalah mas madha, saya juga gk ngerti kenapa mas madha bisa disini, sedikit besar saya paham kenapa ada orang yang cuma mendengar perkataan contekan dari mahasiswa nya terus ia berakhir nyari orang yang kata-kata nya itu cuma bahan contekan, sampai seperti ini. Saya sedikit mengerti mas"

"Mas madha, terkadang banyak hal yang membuat kita tidak bisa mengontrol diri kita sendiri, itu karena dipicu oleh lama nya emosi yang selalu kita pendam. Mas madha?" Panggil Sena pada pemuda di depannya.

Mada akhir nya mendongak kan wajah nya menatap Sena, orang di depannya ini ternyata memiliki raut wajah yang karismatik, bukan bukan karismatik yang semua orang tunduk tapi karisma di mana semua orang dengan rela dan tulus akan mengikuti nya sendiri.

"Mas madha ini kan manusia sama seperti saya kan?" Madha mengangguk

"Mas ini punya hati kan?" Tanya Sena lagi, dan madha kembali mengangguk.

"Mas tau kan bahwa sebenarnya sekarang mas madha itu cuma bingung, karena sesuatu yang menjadi pegangan mas madha untuk berjalan itu tiba-tiba hilang. Mas kalau pegangan itu hilang mas madha cuma perlu berdiri sendiri mas, mas madha cuma perlu belajar lebih untuk bisa berjalan dan untuk lari setelah nya. Kalau sulit perlahan aja, mulai dari awal"

Madha agak nya paham kenapa hatinya bisa teguh tetap ingin bertemu dengan orang bernama Sena ini. Sekarang ia seperti sudah ditarik ke permukaan oleh sekumpulan kata yang Sena lontarkan.

POLARISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang