Saat ini mereka tengah menyantap makan malam meskipun hanya menu seadanya namun Mew tetap makan dengan lahap, sedangkan Kana sejak tadi tidak berhenti menatap Mew ia merasa bingung sebenarnya apa yang terjadi pada Mew, pertanyaan itu terus berputar di kepala Kana namun ia tidak berani menanyakannya pada Mew.
"Masakanmu sangat enak, aku tidak menyangka jika kau sangat pandai memasak, sungguh istri idaman,"
"Hanya masakan sederhana,"
"Masakan sederhana jika membuatnya dengan cinta, pasti tetap akan terasa nikmat,"
"Kau terlalu lebay memujiku, siapapun juga akan bisa hanya masak menu seperti ini,"
"Tapi ini bagiku spesial, karna yang membuat pun orang terspesial,"
Mew terus memandangi Kana hingga membuat Kana salah tingkah, namun Kana berpura-pura tidak melihat kearah Mew karna wajahnya kini sudah pasti memerah.
"Kana!"
"Hmmm!"
"Maukah kau menjadi kekasih ku?"
"Kekasih?"
"Ya, aku ingin kita punya hubungan lebih,"
"aku tidak bisa, bukankah kau tau jika aku sudah punya suami,"
"Kita bisa berhubungan di belakang suamimu, dan hanya kita berdua yang tau,"
"Tidak, aku tidak ingin menghianati suamiku, karna kami saling mencintai,"
"Kau tidak mencintainya, kau mencintaiku, dan hanya aku yang berhak memilikimu,"
"Apa kau sudah gila? Masih banyak perempuan di luaran sana untuk apa kau menginginkanku?"
"Karna aku mencintaimu, sejak pertama bertemu kau sudah mencuri hatiku,"
"Aku tidak bisa, maaf,"
"Baiklah, terimakasih atas makan malam nya,"
Mew pun pergi meninggalkan Kana seorang diri meskipun banyak ide di kepalanya namun Mew tidak ingin terlalu terburu-buru, Mew tetap harus bermain aman karna ia sangat yakin jika Kana pasti akan jatuh cinta padanya dengan seiringnya waktu.
Setelah mencuci piring Kana pergi ke kamar, ia ingin tau apa yang sedang Mew lakukan, saat sudah sampai di kamar Kana mencari keberadaan Mew namun Kana tidak mendapati Mew dimanapun, kini Kana sedikit merinding saat ia berada di kamar yang bernuansa merah darah itu namun biarpun begitu entah mengapa ia begitu sangat nyaman saat berada disani, jujur saja Kana tidak menyukai warna merah karna menurutnya warna itu tidak cocok untuknya.
"Kau sedang apa?" Tanya Kana saat menemukan Mew di balkon kamarnya.
"Menikmati hidup, sebelum aku mati,"
"Apa yang kau lakukan ini, tidak baik untuk kesehatan, berhentilah menghisap Nikotin dan meminun Wine seperti ini,"
"Kenapa? Jika aku tidak boleh menghisap Nikotin, apa aku harus menghisap seluruh tubuhmu?"
Mew berdiri lalu menghampiri Kana yang sedang berdiri dan bersandar di pagar besi, sedangkan Mew berdiri tepat di hadapan Kana dengan posisi tangan menghimpit tubuh Kana membuat Kana tidak bisa bergerak, aroma nikotin dan Wine bercampur menjadi satu saat hembusan nafas Mew menerpa wajah Kana.
"Apa yang kau lakukan? Menyingkirlah,"
Bukannya menyingkir Mew malah semakin mendekatkan wajahnya pada Kana, sedangkan Kana memejamkan matanya ia sudah siap dengan apa yang akan terjadi selanjutnya, bahkan kini jantung nya berdebar sangat kencang namun ia harus merasa kecewa saat Mew tidak melakukan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANA
FanfictionMew "aku tidak perduli, aku akan mendapatkanmu dengan cara apapun, karna kau di ciptakan hanya untuk ku.. Kana "dasar tidak waras dan harusnya kau pergi kerumah sakit..