Tujuh bulan sudah berlalu dan kini mereka sudah di karuniyai bayi cantik dan mungil, bayi cantik bernama Sena kanawut Jongchveevat itu lahir dengan selamat dan kini ia sudah berumur lima bulan, membuat hari-hari Mew dan Gulf semakin bahagia.
"Enghh... Mew hentikan,"
"Sayang, diamlah sudah hampir lima bulan lebih aku tidak mendapatkan jatahku, jadi biarkan malam ini aku mengambil jatahku,"
"Tapi kau sudah sejak dua jam lalu meniduri ku, biarkan aku istirahat sebentar,"
"Tidak-tidak, nanti jika berhenti kau akan banyak alasan lagi,"
"Mew, kau berat,"
Mew tetaplah Mew ia tidak perduli meskipun istrinya mengeluh yang terpenting ia bisa mendapatkan jatahnya.
"Kau sangat menyebalkan,"
"Biar Sena cepat memiliki adik sayang,"
"Kau pikir aku kucing? Yang empat bulan sekali melahirkan?"
"Kau memang bukan kucing, tapi kau Papa nya Sena sayang,"
"Dasar otak mesum, menyingkir cepat,"
Bukannya menyingkir Mew malah semakin membuat Gulf menjerit kesakitan, beruntung Sena tidak bangun gadis kecil itu tetap terpenjam walaupun suara horor itu terdengar menyeramkan.
"Apa kau lelah?"
"Pertanyaan bodoh,"
"Sini biar aku peluk, supaya rasa lelahnya hilang,"
"Mew, mulai bulan depan aku sudah mulai ada pemotretan lagi, apa kau mengizinkan?"
"Selagi itu tidak menganggu waktumu bersamaku dan Sena tidak masalah, tapi jika kau mengabaikan kami dengan alasan sibuk dengan pekerjaan aku tidak mengizinkan,"
"Aku mengerti, dan aku janji aku akan selalu meluangkan waktu untuk kalian lebih banyak, karna bagaimanapun kalian kebahagiaanku,"
"Kau tau, sebenarnya aku tidak ingin kau bekerja lagi, aku ingin kau di rumah mengurus Sena dan menungguku pulang dari kantor,"
"Maafkan aku,"
"Tidak apa-apa sayang, nanti jika kau sedang sibuk baby biar bersamaku, aku akan membawanya ke kantor,"
"Tapi, apa tidak membuatmu repot?"
"Baby anak yang pintar, dia tidak cengeng pasti dia tidak akan membuatku repot, kau tenang saja ada Ayah yang akan mengurusnya,"
"Memang kau berani menyuruh Ayah untuk menjaga baby?"
"Tidak!"
"Dasar bodoh,"
Mana mungkin Mew berani menyuruh Ayah mertuanya untuk menjaga Sena, melihat Tuan Alex melebarkan matanya saja sudah membuatnya takut apalagi menyuruh Tuan Alex menjaga Sena.
"Mew, lusa kita kerumah Papa yuk, sudah lama kita tidak mengunjunginya,"
"Aku terserah kau saja,"
"Pasti nanti Papa akan senang, melihatmu dan Sena berkunjung kesana,"
Meskipun Mew sudah tidak terlalu dingin dengan Papa nya, namun ia belum bisa memaafkan Papa nya begitu saja, luka yang Papa nya berikan terlalu membekas di hati Mew.
"Apa kau tidak bisa memaafkan Papa?"
"Aku tidak bisa,"
"Tapi jika Mama tau, pasti dia akan sangat sedih,"
"Aku tidak perduli,"
Setiap kali membahas masalah ini Mew memang tidak menyukai, karna itu Kana tidak akan memaksa Mew untuk memaafkan Papa nya, cukup melihat mereka bertemu satu sama lain saja membuat Kana bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANA
FanfictionMew "aku tidak perduli, aku akan mendapatkanmu dengan cara apapun, karna kau di ciptakan hanya untuk ku.. Kana "dasar tidak waras dan harusnya kau pergi kerumah sakit..