9 - My Precious

114 21 24
                                    

"Apa ini?"

Lauren menatap kotak yang disodorkan padanya di meja makan. Gadis itu tahu Daniel akan menggodanya sesaat setelah melihat kilatan di mata pria itu.

"Hadiah pernikahan."

Daniel suka sekali melihatnya kehilangan kata-kata karena tindakan pria itu. Seperti saat ini. Lauren berusaha bersikap senormal mungkin di bawah tatapan ingin tahu Daniel. Dia merobek kertas pembungkus kotak tersebut, tidak dapat menyembunyikan keterkejutan saat melihat isi di dalamnya.

"Daniel, kau tidak perlu..."

"Aku ingin bisa menghubungimu di mana saja."

Lauren masih menatap ponsel yang tampak mahal tersebut. Berkilat tanpa noda setitik pun.

"Ponsel ini mirip dengan milikmu."

"Tidak. Ini seri terbaru. Setingkat di atas milikku," Daniel berkata tenang.

"Aku tidak bisa menerimanya." Mendadak, Lauren merasa panik. Dia mendorong ponsel tersebut ke arah Daniel, hanya untuk mendapat balasan yang sama.

"You'll take it." Suara Daniel masih terdengar santai, tapi Lauren mulai mengenali peringatan yang tersirat di dalamnya.

"Aku...aku bisa menjatuhkannya!"

"Ini ponsel yang kuat."

"Aku tidak tahu memakai benda ini."

"Akan kuajari."

"Aku bisa saja merusaknya!"

"Kita akan beli yang baru."

"Daniel...," Lauren praktis merengek karena pria itu menolak semua argumennya. Dia tidak terbiasa memegang barang mahal. Pemikiran bahwa hal-hal buruk bisa terjadi pada ponsel yang jelas tidak murah itu, membuatnya benar-benar kalut.

"Ambil."

Gadis itu tahu tidak ada gunanya membantah saat mendengar nada tajam Daniel. Dengan sangat hati-hati, dia menggeser ponsel itu lebih dekat, lalu menggenggam erat seakan takut benda tersebut jatuh dari tangannya.

"Terima kasih. Akan kujaga baik-baik," dia berkata sungguh-sungguh.

Daniel tersenyum sambil menyesap kopinya. "Ada nomorku di situ. Speed dial nomor 1."

Lauren menggeser layar dengan canggung, lalu mulai mencari di daftar kontak, yang ternyata hanya memiliki satu nomor di dalamnya.

"Siapa namaku di daftar kontakmu?" Lauren bertanya otomatis setelah melihat tulisan Husband  menggantikan nama Daniel di ponselnya. Dia agak berharap pria itu akan memakai sebutan yang mengukuhkan bahwa Lauren adalah pasangannya.

Daniel meraih ponsel di saku dalam jasnya, lalu menunjukkan layar yang tertera nomor gadis itu. Kiddo. Seketika wajah gadis itu cemberut begitu membacanya. Tak dapat dipungkiri bahwa dia kecewa karena Daniel masih suka menyebutnya anak-anak meski tidak secara langsung. Tapi kekecewaannya tidak bertahan lama saat dia mendengar tawa merdu pria itu. Lauren mengerucutkan bibir dengan kesal, sadar bahwa lagi-lagi dia berhasil menjadi objek hiburan suaminya.

"Jangan cemberut begitu. Akan kuganti." Daniel mengetikkan sesuatu di layar dengan senyum yang belum juga menghilang. Dia kembali menunjukkan layar ponselnya kepada Lauren. Kali ini, wajah gadis itu merona saat membacanya. My Precious.

"Kau berlebihan," Lauren mengatakannya dengan agak terbata, kehangatan menjalari kedua pipinya.

"That's how I feel about you." Daniel mengangkat bahu dengan ringan, kembali meminum kopinya.

"Kau sedang menggodaku lagi."

"Tidak," Daniel mengatakannya sembari menatap langsung ke dalam mata Lauren. Gadis itu menunduk, hanya sanggup membalas tatapan tersebut melalui naungan bulu matanya.

My Little BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang