20 - New Family

129 16 7
                                    

Lauren berdiri dengan gugup di depan rumah mungil tersebut. Sarapannya pagi ini seakan mendesak keluar. Mengancam untuk mengotori trotoar di bawah kakinya. Tidak. Itu hanya perasaannya saja. Perasaan mual yang didorong oleh rasa gugupnya.

"Aku tidak bisa melakukan ini." Gadis itu berbalik, berusaha kembali pada mobil yang terparkir di seberang jalan.

"Hei...hei...." Daniel menangkap pinggang Lauren sebelum dia sempat mengambil langkah, membalikkan tubuh gadis itu menghadapnya. "You can do this. Ingat apa yang sudah kita bicarakan semalam."

"Nothing to lose." Setelah mengambil napas dalam-dalam, Lauren mengulangi pembicaraan mereka tadi malam.

"Nothing to lose...," Daniel mengulangi kalimat gadis itu, memancing Lauren untuk melanjutkan.

"Kita akan hadapi ini bersama. Apapun hasilnya, aku masih punya kau. Promise me you're not gonna leave me, Daniel. Say it." Kalimat terakhir diucapkan Lauren dengan suara gemetar menahan tangis. Semua ini terlalu menakutkan untuknya. Terbiasa hidup tanpa dipedulikan, membuat gadis itu lebih ketakutan saat menemukan hal yang berarti baginya. Lauren terlalu sering diabaikan, hanya berpindah dari satu rumah ke rumah lainnya tanpa benar-benar mendapat kasih sayang. Dan kini saat dia menerima kasih sayang tersebut dari Daniel, dia benar-benar takut kehilangan pria itu. Dia tahu rasanya sendiri, dan dia tidak menyukainya.

"I promise." Daniel menangkup wajah gadis itu kemudian menyatukan kening mereka, membisikkan kalimat tersebut dengan mata terpejam. "I love you."

"I love you more," balas Lauren lirih.

Daniel tergelak pelan mendengar jawaban gadis itu. Setelah mendaratkan ciuman singkat pada bibir Lauren, dia menggenggam tangan gadis itu erat, menuntun ke teras rumah tersebut. "Come on."

Tangan Lauren terasa begitu dingin dalam genggaman Daniel, meski gadis itu tidak menariknya dan memilih untuk ikut melangkah. Dentang bel yang ditekan oleh Daniel menambah ketegangan Lauren. Dia menggenggam tangan suaminya lebih erat, melingkarkan sebelah tangan ke lengan Daniel. Lalu pintu di depannya terbuka. Menampakkan sosok pria paruh baya dengan tubuh yang nyaris setinggi Daniel serta rambut sewarna jerami.

"Ada yang bisa kubantu?" tanya pria tersebut dengan suara ramah namun waspada saat mendapati orang tidak dikenal di pintu rumahnya.

"Kami ingin bertemu dengan Mrs. Courtney Simmons. Apakah dia ada di rumah?" Daniel yang menjawab sementara Lauren masih diam dengan wajah tegang.

"Siapa kalian? Ada perlu apa dengan istriku?" Pria itu tidak lagi terdengar ramah.

"Maaf atas ketidak sopananku. Namaku Daniel Levingston. Dan ini adalah..."

"Siapa yang datang, Hugh?"

Kalimat Daniel terputus oleh pertanyaan dari balik punggung pria yang dipanggil Hugh. Seorang wanita cantik dengan rambut auburn bergelombang, muncul dengan wajah bertanya. Daniel dapat merasakan Lauren yang memeluk lengannya lebih erat. Sebagai balasan, dia mengelus tangan gadis itu yang berada dalam genggamannya. Memastikan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Mrs. Simmons I believe. My name is Daniel Levingston. Aku kemari membawa seseorang yang anda kenal. My Dear?"

Lauren mengulurkan tangannya yang gemetar ke arah Courtney, menyebut nama lamanya dengan suara terbata. "Ha..hai...Namaku Lauren...Glides..."

Wajah bertanya Courtney Simmons langsung diliputi keterkejutan yang tidak dapat dia tutupi. Dia mengenali nama itu hanya dengan sekali dengar. Rona di pipinya seketika menghilang. "Lauren?"

"Ya...aku...aku adalah..."

"She is your daughter, Mrs. Simmons." Daniel mengambil alih saat dilihatnya Lauren kesulitan untuk melanjutkan.

My Little BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang