Daniel berjalan mondar-mandir di dalam kamar dengan kemarahan yang nyaris meledakkan kepalanya. Yang dilakukan oleh Paman Hans sungguh-sungguh licik. Apa yang pria itu pikirkan? Tindakan pamannya ini bisa mengirim Daniel ke penjara. Sebesar itukah kebencian Paman Hans kepada dirinya?
Daniel menjatuhkan bokongnya dengan keras ke tempat tidur. Ini buruk. Benar-benar buruk. Kalau tebakannya benar, maka dia dalam masalah besar. Reputasinya akan hancur. Dan seiring dengan itu semua, maka dia akan kehilangan kendali perusahaan hanya dalam hitungan hari.
Suara pintu yang terbuka menyadarkannya dari lamunan. Daniel mendongak dan seketika itu juga, dia langsung merasa seakan seseorang telah meninju perutnya. Dia mengusap wajah dengan frustrasi. Ini keterlaluan.
"Duduk." Perintah Daniel ketika Lauren melangkahkan kaki dengan takut-takut saat keluar dari kamar mandi. Wajah wanita itu masih basah setelah mencuci muka. Rambut tembaganya telah diurai dan menjuntai hingga punggung. Namun pemandangan itu sama sekali tidak membuat Daniel terangsang seperti sebelumnya. Sebaliknya, dia melihat Lauren seakan wanita itu adalah seseorang yang sangat menakutkan.
"Jangan di situ. Cari tempat duduk yang lebih jauh. Aku bisa melakukan hal yang buruk kepadamu."
Lauren tidak meragukan itu jika melihat ekspresi wajah Daniel. Dia cari aman dengan menempati tempat duduk yang agak jauh dari ranjang, tempat Daniel tengah duduk sambil menatapnya tajam.
"Siapa namamu? Yang sebenarnya," tanya Daniel dengan nada menusuk saat Lauren baru saja duduk di hadapannya dengan jarak tidak kurang dari lima meter. Bagus. Dia tidak tahu apa yang akan tangannya lakukan jika Lauren berada terlalu dekat dengan dirinya. Daniel tidak pernah merasa semarah ini selama hidupnya. Jadi dia tidak dapat menduga tindakannya pada satu-satunya sasaran kemarahan di ruangan ini.
"Lauren...Glides," jawab Lauren dengan harapan suaranya tidak terdengar terlalu ketakutan.
"Ceritakan, apa yang sebenarnya pamanku rencanakan?"
"Sudah kukatakan, dia ingin aku tidur denganmu dan setelah itu aku harus bilang bahwa kau memperkosaku."
"Bilang pada siapa? Polisi? Kau pikir mereka sebodoh itu? Mereka bisa membuktikan apakah kau melakukannya dengan sukarela atau di bawah paksaan," Daniel berkata dengan suara setajam pisau.
"Tidak masalah kalau polisi tidak percaya." Kini nada suara Lauren mulai terdengar lebih stabil. "Setidaknya media akan mendengar beritanya dan mereka tidak akan memeriksa kebenaran dari semua kabar itu, selama bisa menjadi berita besar."
"Pintar. Meskipun aku tidak dipenjara, reputasiku akan hancur karena berita itu," Daniel berkata sinis. "Apa kau tahu bahwa kau bisa dipenjara karena memberikan laporan palsu?"
"Pamanmu bilang dia akan melindungiku selama aku menuruti kata-katanya."
Daniel tertawa hambar. "Kau sungguh-sungguh percaya hal itu? Lihat yang berusaha dia lakukan pada anggota keluarganya sendiri. Kau pikir dia akan peduli pada orang asing seperti dirimu?"
"Pamanmu tidak akan melakukannya karena rasa peduli. Aku bisa membeberkan rencananya kalau dia tidak menolongku."
"Kau belum menceritakan seluruh kisahnya kepadaku, kan? Apa tepatnya rencana Paman Hans untukku?" Daniel berjalan mendekati Lauren seiring dengan setiap kata yang dilontarkan oleh pria itu. Lauren menelan ludah dengan gugup. Habislah dia.
"Kucing mencuri lidahmu?" Daniel berkata sinis. "Tidak masalah. Tidak perlu seorang jenius untuk menyimpulkan apa yang sedang terjadi di sini. Pamanku menyuruhmu untuk menjebakku agar aku dituduh sebagai pemerkosa. Tapi ceritanya tidak berhenti sampai di situ, kan? Dia suka membuat hal menjadi lebih menarik. Rencana tepatnya adalah, dia ingin aku dijebloskan ke dalam penjara. Karena tuduhannya bukan hanya itu. Dia ingin menghancurkan hidupku. Dia ingin aku didakwa karena melecehkan anak di bawah umur! BERAPA USIAMU?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Bride
RomanceDaniel Levingston tidak pernah bertindak keluar jalur seumur hidup. Menjadi cucu pewaris perusahaan besar, Daniel selalu diajarkan untuk bertanggung jawab dalam seluruh tindakannya. Lalu, kakeknya meninggal, dan beban tanggung jawab itu tidak pernah...