Rhythm 0.4

94 39 50
                                    

༶┈⛧┈┈•☆♬♩♡♩♬☆┈⛧┈┈•༶

Pagi ini, Melodi sudah siap dengan seragam olah raganya yang rapi, rambut hitamnya juga sudah terikat apik. Gadis itu sudah cukup siap untuk berangkat menuju sekolah.

Namun, ia harus dikejutkan dengan keberadaan seseorang di meja makan rumah Yangti.

Melodi tentu terkejut sekaligus kesal. Tapi, sebisa mungkin gadis itu terlihat biasa-biasa saja.

"Pagi, Mel. Hari ini Aa anter kamu ke sekolah, ya? Gak ada penolakan."

"Serah." balas Melodi. Gadis itu berusaha terlihat acuh. "Sejak kapan di sini?" tanyanya sambil mengambil duduk untuk sarapan.

"Semalem pas kamu tidur." jawab Heesa sambil tersenyum hangat.

Jawaban Heesa hanya Melodi angguki. Setelahnya mereka berdua berangkat.

Di perjalanan Melodi lebih banyak diam. Sebaliknya, Heesa begitu bersemangat berceloteh, mengatakan bahwa betapa senangnya ia setelah mendapatkan izin untuk menginap di rumah Yangti dan bertemu Melodi-adiknya.

"Udah lama Aa gak ikutan acara festival sekolah, jadi pengen liat! Apa lagi Mel mau ikut lomba! Wuih! Aa yakin, Mel pasti menang!" Oceh Heesa sembari terus fokus pada jalanan.

"Mel kalah." Jawab Melodi. Sejujurnya ia masih kesal dengan kekalahannya kemarin. Semua ini salah Naura dan Jiwa. "Mel pulangnya gak usah di jemput. Mel bareng Bang Jopan."

༶┈⛧┈┈•☆♬♩♡♩♬☆┈⛧┈┈•༶

"BUAT YANG IKUT LOMBA NYANYI KUMPUL DI LAPANGAN UPACARA, YA!"

Pengumuman itu segera direspon oleh telinga siswa-siswi SMA Bakti Bangsa. Melodi juga segera berlari, menarik sahabatnya agar ikut berkumpul di lapangan.

"Lo mau ikut, Mel?" tanya Aluna yang segera diangguki oleh pemilik nama.

"Gue yakin, kali ini Si Bisu itu gak akan bisa ngalahin gue! Lo tau kan, Lun seberapa kerennya gue pas nyanyi? Gak bisa di ragukan, gue emang ratunya SMA Bakti Bangsa." ucap Melodi penuh bangga.

Aluna merotasikan bola matanya malas. Sejenak, Aluna teringat akan sesuatu. "Eh Mel, denger-denger dari gosip kelas ... lo suka balik sama Kak Satya, ya?" tanya Aluna sembari menyikut-nyikut lengan sahabatnya.

"Hah? Sejak kapan, njir!? Lo tau sendiri kan, Lun, kalo pembunuhan lebih baik dari fitnah!? Gue gak pernah suka sama Kak Satya!" Elak Melodi. Dan memang benar, faktanya ia memang tak memiliki rasa pada Kakak kelasnya itu.

"Tapi ini sumber gosip yang terpercaya, Mel! Denger-denger, ya! Kak Satya sendiri yang bilang ke temen-temen tongkrongannya!" Tambah Aluna. Gadis itu heboh sekali bila menyangkut kasus percintaan sahabatnya.

Sejenak, Aluna tersenyum ganjil, "lo malu karena makan omongan sendiri? Tapi lo cocok kok, sama Kak Satya!" Godanya lagi.

"Denger ya, Lun! Kalopun di dunia ini cuman ada gue dan Kak Satya, gue lebih milih berduaan sama jurig di rumah kosong sebelah rumah Yangti!"

༶┈⛧┈┈•☆♬♩♡♩♬☆┈⛧┈┈•༶

Perlombaan itu berjalan penuh meriah, banyak sorak-sorak ikut meramaikan. Setelah nama Melodi disebut, sorak-sorak riuh segera terdengar lebih kencang. Seluruh siswa-siswi juga guru-guru beserta jajarannya juga mengetahui bahwa Melodi adalah siswa paling berbakat dalam memanjat gerbang sekolah.

Namun tak bisa dipungkiri, kemampuan Melodi dalam bernyanyi patut diacungi jempol. Suaranya begitu indah, meski tertutup oleh kelakuannya yang ajaib.

Melodi mengangkat tangannya, meminta semua diam. Tersenyum. Netranya terus mencari sosok 'bisu'. Ia ingin menunjukkan betapa hebatnya dirinya dalam hal bernyanyi.

Melodi Jiwa || Jay Park {SUDAH TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang