Setelah lama menyetir, BoBoiBoy dan Serena akhirnya tiba di depan rumah agam milik BoBoiBoy. Pria muda itu menghela nafasnya lelah, sembari menyenderkan tubuhnya ke kursi. Ia sempat menggeliat kecil untuk meregangkan otot-ototnya.
Manik hazel BoBoiBoy beralih menatap Serena yang sudah beberapa menit terlena di sampingnya. Tangannya terulur mengelus puncak kepala gadis itu dengan perlahan dan lembut.
"Maaf, ya. Kamu harus menjadi [boneka] buat melaksanakan misi aku kali ini." Ucapnya lirih.
Pria itu cepat-cepat mengalihkan tangannya dari kepala Serena, saat gadis itu tiba-tiba bergerak dan membuka matanya.
"Hoam...." Serena menguap kecil sembari mengucek pelan matanya. "Kita di mana?"
Serena memandang sekitarnya. Ia menjadi kagum seketika setelah melihat rumah tiga lantai yang tersergam indah di depan matanya.
"Rumah gue." BoBoiBoy menjawab singkat sembari melepas sabuk pengamannya. "Ayo turun." Ucapnya lagi.
Serena hanya mengangguk pelan. Gadis itu turut melepas sabuk pengamannya lalu ikut turun dari mobil bersama BoBoiBoy. Manik biru gelapnya sekali lagi meliar, memandangi setiap sudut halaman rumah yang terlihat sungguh cantik dengan pokok-pokok bunga tiruan yang berjejer rapi. Ada juga beberapa pohon buah yang ditanam di kebun yang ada di samping halaman rumah yang cukup luas itu.
"Cantiknya." Gumam gadis itu pelan dengan matanya yang bersinar-sinar kagum.
BoBoiBoy yang melihat kekaguman Serena itu hanya bisa melakar senyuman kecil di bibirnya.
Sama seperti [name]. Batinnya.
Pria bermanik hazel itu kembali melangkah menghampiri pintu rumah dan mulai membukanya dengan menaruh jarinya di tempat sidik jari yang sudah disediakan di sana. Detik berikutnya pintu itu terbuka.
"Woah!" Serena yang dari tadi menyaksikan kejadian itu kembali berdecak kagum.
"Kenapa malah bengong? Ayo masuk." Panggil BoBoiBoy yang sudah masuk ke rumah.
Serena berhenti dari melamun. Ia cepat-cepat melangkah laju ke arah BoBoiBoy lalu masuk ke dalam rumah agam itu.
BoBoiBoy langsung menutup pintu setelah mereka berdua masuk ke dalam rumah. Matanya kembali menatap Serena yang sedang berdiri di sampingnya.
"Peran kamu...bermula dari sekarang."
_______________
Yaya tersenyum lega setelah selesai mengerjakan pekerjaannya. Ia mengalihkan tangannya dari kekunci monitor sembari menghela nafas lelah. Kepalanya yang terasa sedikit pusing itu diurutnya perlahan.
"Hah...akhirnya selesai juga." Gumam Yaya lalu menaruh kepalanya di atas meja.
Tup
Yaya kembali mengangkat kepalanya saat mendengar seperti ada sesuatu yang di taruh di atas mejanya. Ia memandang berbinar ke arah kaleng soda yang ada di depan matanya. Gadis berkerudumg pink itu mengalih pandangannya ke arah si pemberi.
"Terima kasih, Ying." Ucap Yaya sambil melemparkan senyum manisnya pada wanita muda dan cantik yang sedang berdiri di depannya. Itu Ying, sahabat baiknya.
Wanita berbangsa cina itu kembali membalas senyuman mesra dari Yaya. Ying kemudian menarik kursi kosong yang dekat dengan meja Yaya lalu duduk manis di sana, bersama kopi di tangannya.
"Lo baik-baik-baik saja, Yaya? Kenapa terlihat stres?" Tanya Ying sembari menatap wajah ayu sahabatnya yang berkerut itu.
Yaya sedikit membenarkan kerudungnya, lalu mengambil dan membuka minuman yang barusan Ying beli untuknya. Ia meneguk pelan minuman dingin itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
owner of my heart
FanfictionRomance Series ©®FanficLilyanas12 Book 1 OF Lilyanas Series Status : Slow Update __________ [Owner Of My Heart] : [BoBoiBoy / Gempa W/ Female!Readers °°° Semua insan di dunia ini, menginginkan jalan kehidupan yang bahagia dan sempurna. Begitu juga...