BAB 6

156 12 0
                                    

Sera melirik Nathan dengan penuh ketakutan ketika lelaki itu membelokkan mobilnya ke areal hotel berbintang lima. Lelaki itu sama sekali tak mengajaknya bicara. Dia menyetir mobil dengan tenang tetapi rahangnya menegang seperti menahan marah. Apakah lelaki itu akan berbuat kasar padanya untuk melampiaskan kemarahannya? Tadi siang dia sudah menghina lelaki itu dan dia menyadari bahwa ego seorang lelaki sangat mudah terluka. Dia ketakutan kalau Nathan akan melampiaskan kemarahannya dengan kasar. Dia tidak pernah disentuh lelaki sebelumnya selain ciuman dan pelukan dari Rafael yang tidak pernah melebihi batas.

Sera terlonjak ketika pintu mobil itu terbuka, ternyata Nathan sudah keluar dari mobil dan membukakan pintu penumpang untuknya. Lelaki itu mengernyit ketika melihat wajah Sera yang pucat pasi.

“Ayo” gumamnya kaku, kemudian meraih tangan Sera untuk membantunya keluar dari mobil.

Setelah Nathan menyerahkan kunci mobilnya kepada petugas hotel untuk diparkir, mereka berjalan bersisian memasuki lobby hotel yang sangat mewah. Resepsionis hotel menerima mereka dengan ramah dan memberikan kartu kamar yang dipilih oleh Nathan. Bahkan di dalam liftpun mereka lewati dengan keheningan. Kamar itu begitu luas dan sangat mewah sehingga membuat Sera terpaku sambil terkagum-kagum akan keindahan interiornya. Sementara Nathan hanya berdiri di sana menatapnya.

“Kamu pasti belum makan, aku akan memesan makan malam di kamar” Ucap Nathan

” Sementara itu, ku persilahkan kamu mandi duluan, badanmu basah, kamu bisa mandi dengan air hangat"

“Ta…tapi, saya tidak membawa baju…” ucap Sera gugup

Nathan sengaja menatap Sera dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan begitu intens sehingga wajah Sera merah padam.

“Aku akan memesan pakaian di butik kenalanku, besok pagi pesanan akan diantarkan kemari. Bajumu yang basah letakkan ditempat yang disediakan di kamar mandi, petugas hotel akan mengambilnya untuk di laundry, sementara itu…”

Nathan sengaja menggantung kalimatnya dengan penuh arti,

“malam ini kamu tak perlu repot-repot memikirkan baju, toh kamu tak akan sempat mengenakannya” Ucap Nathan dengan smirk evilnya.

Kalau wajah Sera bisa lebih merah padam lagi, itu akan menunjukkan betapa malunya dia dengan kata-kata vulgar Nathan. Setelah menggumamkan beberapa kalimat tak jelas dengan gugup, Sera setengah berlari menuju kamar mandi. Di dalam kamar mandi Sera merasa sedikit aman. Disandarkannya punggungnya ke pintu dan dicobanya menarik napas dengan normal. Dia takut pada Nathan, lelaki itu seperti seekor singa yang menemukan domba lemah, lalu memutuskan untuk bermain-main dengannya dulu sebelum memakannya.

Sera melangkah telanjang ke kamar mandi lalu menyiram tubuhnya yang letih dan kedinginan karena kehujanan dengan shower air panas. Setelah selesai mencuci rambutnya, Sera menyandarkan kepalanya di tembok dan membiarkan punggungnya yang pegal tersiram shower air hangat. Dia takut menghadapi masa depan dan ketika membayangkan Rafael, air matanya Menetes, mengalir bersama siraman shower.

"Maafkan aku Raf, setelah ini mungkin aku akan menjadi wanita kotor dan tak pantas untukmu, tapi hatiku tetap milikmu."

Ketika selesai membasuh muka dan menggosok gigi, Sera memandang bayangan dirinya dicermin, keadaannya sudah lebih baik pipinya sudah tidak pucat lagi, sudah ada rona merah disana setelah mandi air hangat. Ketukan di pintu hampir membuat tubuh Sera melonjak kaget.

“Kamu lama sekali, apa kamu baik-baik saja di sana?” tanya Nathan

“Yyaaa…sebentar lagi saya selesai” Sera menjawab sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling,

Apakah aku harus keluar dari kamar mandi dalam keadaan telanjang? Matanya menatap tumpukan baju kotornya memikirkan kemungkinan mengenakan bajunya lagi, dan membayangkan mengenakan baju yang hampir basah kuyup itu membuatnya begidik. Senyumnya muncul ketika menemukan tumpukan handuk berwarna biru tua di lemari samping wastafel, dan dia beruntung, bukan hanya handuk, tapi dia menemukan sepasang jubah mandi dengan warna yang sama. Yang satu berukuran besar dan yang satu berukuran kecil.

Romantic Story about Sera Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang