CHAPTER 26

501 69 17
                                    

SELAMAT MEMBACA

"kamu beneran mau tau nak?. Tapi bunda yakin kamu akan kecewa"Ucap Chika.

"Apapun yang keluar dari mulut Bunda Ferrel akan terima Bunda"Ucap Ferrel meyakinkan Chika.

"maafin Bunda harus berbohong, ini demi kebaikan kamu Rel, kamu harus fokus untuk kejar cita-cita mu"batin Chika sambil menatap teduh mata si sulung. "Ayah kamu sebenarnya sudah tidak ada Rell, Belum lama ini Bunda dapat kabar kalau dia menjadi korban tabrak lari Rell"Ucap Chika dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Jelas yang di ucapkan Chika adalah kebohongan, tetapi ini semua demi Ferrel dan masa depannya, Chika rela harus di benci, bila suatu saat nanti Ferrel tau semuanya dengan sendiri.

Ferrel pun langsung memeluk sang Bunda. "Maaf Bunda, Seharusnya Ferrel gaperlu pertanyain ini"Ferrel terpedaya dengan ucapan Chika.

"Maafin Bunda ya nak, maafin Bunda"Tangis Chika semakin menjadi-jadi. Callie dan Rasya yang sedang bermain pun menjadi ikut menangis melihat sang Bunda.

"Bunda cukup, Bukan salah Bunda. Maafin Ferrel ya udah bahas hal yang sensitif, Ferrel bakal bersabar sampai Bunda cerita ke Ferrel yang sesungguhnya, Ferrel tau pasti berat jadi Bunda"Ucap Ferrel penuh ketulusan. Walaupun ia tau Chika berbohong, tetapi Ferrel yakin, ini semua demi kebaikan nya.

"tunggu saat nya ya"Ucap Chika sambil memeluk sang anak.

********"

Hari yang ditunggu-tunggu pun sudah tiba. Ferrel dan tim nya sudah bersiap-siap untuk berangkat ke Solo yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan Kejurnas di setiap cabor. Sebelum keberangkatan para murid yang mewakili DKI Jakarta, SMK INSAN CENDIKIA 48 membuat acara pelepasan atlet yang bertanding.

"MEREKA ADALAH ANAK-ANAK YANG AKAN MEMBAWA NAMA SEKOLAH DAN DKI JAKARTA, INILAH DIA TIM FUTSAL YANG AKAN MEWAKILI DKI JAKARTA, BERI TEPUK TANGAN SEMUANYA"

Sean memimpin barisan, di susul oleh kelas 12,11 dan 10 secara berurutan. Ferrel berjalan paling akhir bersama Fino, jaket yang ia kenakan menambahkan ketampanan nya di pagi ini. Mereka berdiri di depan para murid yang masih saja bertepuk tangan dengan semangat yang membara. Tak jarang dari mereka memberikan dukungan kepada orang tertentu.

"SEAN SEMANGAT"Teriak Gracia sambil melambaikan tangan kepada Sean. Sean pun membalas dengan lambaian tangan kearah Gracia.

"FERREL SEMANGAT"Suara yang tak asing lagi di telinga Ferrel, itu adalah suara Flora yang terhalang oleh siswi lain di depan nya, dan akhirnya Flora pun menyalip barisan agar bisa melihat Ferrel secara jelas. Flora tersenyum manis kearah Ferrel sambil memegang setangkai bunga yang sudah ia siapkan sebelum beranLgkat sekolah.

Ferrel pun berjalan kearah Flora, Lalu apa reaksi Flora?. Ia gugup setengah mati, walaupun hubungan mereka sudah banyak yang tau, tetapi saat ini semua murid sedang berkumpul. dan yang lebih parahnya, mereka semua memperhatikan Ferrel yang sedang berjalan kearah Flora.

"Hai Flo"Sapa Ferrel.

"H-hai"Gugup Flora. Ferrel pun tertawa kecil melihat Flora gugup, tak biasanya Flora se gugup ini.

"Kamu kenapa?. Ko gugup gitu"Ferrel pun menarik tangan Flora agar lebih dekat dengan nya.

"Aku malu, kamu bisa ga sii aba-aba dulu gitu. Aku belom siap kalo begini"Bisik Flora.

MATI RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang