SELAMAT MEMBACA
Hari yang ku takuti pun datang, setelah lelah menangis semalaman, aku harus menemani Ferrel ke bandara, dan mungkin ini adalah hari terakhir ku melihatnya sampai beberapa tahun kedepan.
Setelah mobil Ferrel dan Bunda Chika sampai, aku dan ibu pun ikut pergi mengantar Ferrel, karna ibu adalah saksi bisu betapa bahagianya aku dan Ferrel menjalin asmara.
“you okay Flo? "Tanya Ferrel kepadaku yang sedang menatap keluar jendela mobil. Akupun tak berniat menjawabnya, entah mengapa mood ku buruk sekali di hari ini.
Ferrel mengalungkan kedua tangannya di pinggangku, aku pun merasa tak enak, karna saat ini kami berada di mobil Kak Gito dan pasanganya, sedangkan Bunda, Ibu dan kedua adik Ferrel di mobil satu lagi.
“Rell, jangan kaya gini. Gaenak sama Kak Gito"Ucapku sambil melepaskan tangannya Ferrel. Tetapi ia malah mempererat pelukannya seolah tak ingin lepas.
“Gini dulu Flo, jangan lepas"bisiknya sambil meletakan dagu nya di pundakku, aku melihat samar-samar Kak Gito memperhatikan kami dari kaca spion.
Akhirnya aku pun mengalah dengan egoku. “Dasar bayi besar"Ucapku sambil mengelus-elus surai rambut Ferrel
*********
Perjalanan menuju bandara yang cukup jauh, membuatku dan Ferrel tertidur dalam posisi berpelukan, mungkin karena efek menangis semalam aku menjadi mengantuk seperti ini.
Karena terlalu pulas tidur, kami sampai tak sadar sudah sampai bandara, lalu pacar kak Gito membangunkan kami berdua.
“Hey bangun, Flora Ferrel sudah sampai"Ia menepuk-nepuk pelan pipi kami berdua. Lalu kami berdua pun terbangun secara bersamaan. “Eungh... Udah sampe ya Kak Eli"Ucapku sambil melepas pelukan Ferrel.
“Udah, yaudah Kakak tunggu kalian di luar. Temen-temen kalian juga sudah ada di luar"Ujar Kak Eli, lalu keluar dari mobil meninggalkan aku dan Ferrel.
“Rell, bangun ihh. Temen-temen pada dateng loh mau anter kamu"Ucapku sedikit kesal, pasalnya Ferrel sudah bersiap untuk kembali tidur setelah Kak Eli keluar mobil.
Dengan malas Ferrel pun kembali duduk dan mengecup pipi Flora, morning kiss katanya, walaupun sebenarnya sudah siang.
“Kenapa sih jadi manja gini, heran banget"Keluhku
“manja sama pacar sendiri masa gaboleh, lagian kan abis ini kita bakal jarang ketemu"Ucap Ferrel.
“Udah-udah, ngoceh mulu heran deh. Yang lain udah pada nunggu loh"Akupun menarik paksa tangan Ferrel untuk keluar dari dalam mobil.
15 menit sebelum keberangkatan Ferrel...
“Bunda, Bu Ferrel minta doanya ya buat disana, doain gua ya kalian semua“Ucap Ferrel.
“Kita pasti doain lu ko disana, semangat ya Rell"Ucap Aldo mewakili yang lain.
“Bunda yakin kamu bisa Rell"Chika pun memeluk erat tubuh Ferrel sebelum berpisah.
“Ibu juga yakin Rell kalo kamu bisa, jadi semangat ya"
“Makasih ya buat kalian semua, makasih Bunda dan Ibu”Ferrel pun menarik napasnya dalam-dalam, sebenarnya ia juga takut untuk berpisah dengan keluarganya.
“Flo, aku pergi yah. Makasih untuk semuanya Flo, makasih buat semuanya selama ini Flo. Pertemuan kita mungkin akan menjadi lembaran terindah di tahun ini, atau mungkin seterusnya, makasih udah mutusin buat terus sama aku. I always love you"Ferrel memeluk tubuh mungil Flora dengan sangat erat, wangi parfum Flora, cerita-cerita Flora, dan bawelnya Flora adalah bagian yang mungkin Ferrel selalu rindukan dari sosok mungil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATI RASA
Novela JuvenilMengikhlaskan orang tersayang tidak cukup dengan waktu sebentar.Bahkan bagi sebagian orang,butuh waktu seumur hidup. -ferrel alicia tamara