SELAMAT MEMBACA
Tiga bulan berlalu begitu cepat, di sebuah apartemen kecil yang di sediakan oleh Academy tempat ku menuntut ilmu menjadi pesepak bola profesional, aku duduk dengan perasaan gundah gulana. Ternyata untuk mencapai sesuatu tak semudah yang ku pikirkan, Ferrel yang keterbatasan dalam berkomunikasi dengan rekan se Academy nya, mendapatkan perlakuan diskriminatif dari anak-anak Eropa lainnya.
Karena itulah aku enggan menghubungi Flora, bahkan untuk membalas pesannya saja aku tak lakukan. Walaupun sedikit egois, tetapi itu adalah cara ku agar menambah motivasi lebih terhadap diriku.
Walaupun memiliki skill mengelola bola yang bagus, Ferrel masih belum mendapatkan waktu bermain di Academy nya, Ferrel kerap sekali salah mengumpan, bahkan terkesan ragu-ragu untuk melakukan sesuatu, sehingga Ferrel harus di cadangkan dalam laga hari ini.
NOTE:setiap percakapan Ferrel di chapter ini menggunakan bahasa inggris, tapi karna agak panjang jadinya gunain bahasa indo aja ya hehehe
Hari ini aku ada jadwal uji coba sebelum memulai liga musim depan, tentu saja aku hanya menjadi pemain cadangan.
"Hey bocah Asia, kenapa kau selalu terlihat ragu-ragu dalam melakukan sesuatu. Lebih percaya dirilah bodoh"Dia Rodriguez, ia satu-satunya yang menggunakan bahasa Inggris kepadaku, walaupun sedikit mengesalkan, tetapi aku bersyukur dengan kehadirannya.
"Nama ku Ferrel, berhenti bersikap seperti itu sialan"Ucapku mendengus kesal kearahnya.
"Hahaha, kenapa kau marah, bukannya kau sering di ejek oleh anak-anak yang lain"Ucap Rodriguez.
"Karena mereka menggunakan bahasa yang tak ku mengerti sialan. Akhh berhenti sok akrab denganku. Kau hanya membuat ku lebih kesal"Ku tarik ucapanku, aku benci dengan kehadiran nya.
"Kau tahu, selain anak yang berkebangsaan Spanyol, kau harus menunjukan kehebatan mu untuk di anggap oleh mereka. Jadi kau bocah Asia, tunjukan kehebatan mu di depan mereka"Ujar Rodriguez, aku kesal mengakuinya, tetapi apa yang di ucapkan oleh Rodriguez ada benarnya.
"Kau tahu, aku kesepian disini. Mampirlah ke kamar ku hanya untuk sekedar bercerita "Ucapku.
"Maaf aku masih suka cewek" Mungkin lebih baik aku merasa kesepian di Spanyol, daripada harus mengobrol dan membuang waktu dengan manusia satu ini.
"Ferrel, lakukan pemanasan"Ujar pelatih kepadaku, tentu dengan semangat aku mengikuti saran nya, bahkan Rodriguez juga di suruh untuk pemanasan.
Setelah selesai babak pertama, benar saja, aku dan juga Rodriguez mendapatkan kesempatan bermain. Mungkin pelatih ingin menguji kelayakan ku dan juga Rodriguez yang lebih sering duduk di bangku cadangan.
Oh iya, semasa aku mengikuti seleksi, aku berposisi di Central midfielder dan itu memang posisi ternyaman ku. Masuk di babak kedua, tentu menjadi motivasi sendiri bagiku, setelah mendegar ucapan yang Rodriguez, sepertinya aku harus bermain lebih lepas agar bisa mendapatkan menit bermain yang banyak, dan tentu saja untuk segera berkembang.
Rasa gugup menyerang ku saat ku menginjakkan kaki ku di lapangan. "Ferrel gua yakin lo bisa, semangat"ucapku dan untuk diriku sendiri.
Peluit tanda mulai nya babak kedua di mulai, aku melakukan pertandingan dengan baik, mengikuti semua taktik yang pelatih kasih, aku bermain lepas sekali hari ini, bahkan tak jarang permainan tim kami hampir membuahkan gol. Sampai tiba di menit 74 Rodriguez yang berposisi Right winger di tackle dengan sengaja dan membuahkan free kick dekat kotak penalti.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATI RASA
Teen FictionMengikhlaskan orang tersayang tidak cukup dengan waktu sebentar.Bahkan bagi sebagian orang,butuh waktu seumur hidup. -ferrel alicia tamara