Ngga sabar buat namatin ini woyy!!
Yuk kasih aku semangat!!!
Happy Reading ❤️
🍁🍁🍁
Aku benar-benar terjaga hingga pagi datang. Berdiri di depan jendela yang terbuka lebar, aku bisa melihat matahari terbit, meski terhalang bangunan-bangunan perumahan yang cukup tinggi. Langit yang tadinya gelap mulai berwarna jingga hingga keemasan cerah.
Kuhela napas dalam-dalam, menikmati udara yang sejuk, namun sedikit dingin. Rasanya menenangkan, membuat perasaanku sedikit membaik.
Kemudian aku mandi dan bersiap. Sudah saatnya kembali ke sekolah yang sudah dua minggu ini kutinggalkan. Duduk di meja rias, kuamati wajahku yang terpantul dalam cermin. Mataku masih terlihat sembap meski kantung mata sudah kusamarkan dengan make up. Aku mendesah pasrah.
Mengejutkan, Kak Shaka sudah menunggu di teras ketika aku membuka pintu. Senyumnya mengembang, membuat dia makin terlihat tampan. Kak Shaka sudah siap dengan setelan jas seperti biasanya.
"Sarapan dulu, yuk!" ajaknya lantas menggandeng tanganku.
Kami berjalan menuju rumahnya. Kupandangi wajah Kak Shaka dari samping. Dimataku dia lebih cerah dari matahari. Aku beruntung memilikinya, yang menemani dan mendukungku dalam masa sulit akhir-akhir ini. Tak bisa kubayangkan jika tak ada Kak Shaka yang berusaha keras menghiburku, mungkin aku bisa saja menyakiti diri sendiri.
Sesampainya di rumah, Amma dan Aska dengan hangat menyambutku. Lagi-lagi aku merasa beruntung memiliki mereka yang sangat peduli dan menyayangiku. Tidak hanya mereka, ada juga Mbak Yani, Caca, dan Gion yang selalu mendukungku.
Amma membuatkan menu spesial untuk kami. Nasi kuning. "Kan hari ini Nala pertama kali ke sekolah lagi. Biar semangat belajarnya," kata Amma tersenyum.
"Makasih, Ma," jawabku. Aku sangat terharu hingga tanpa sadar meneteskan air mata. Kak Shaka mengusapnya dengan ibu jari.
"Lo layak dapatin ini, Ren," tukasnya.
Tiba waktunya berangkat, aku bingung harus memilih bareng dengan Aska naik motor atau diantar Kak Shaka.
"Sok bingung segala lo! Udah bareng Bang Shaka aja. Sebenarnya itu kan mau lo?" cibir Aska. Aku senang dia tak berusaha bersikap manis. Dia tetap Aska yang senang membuatku kesal.
"Iya gue antar dengan selamat ke sekolah, deh. Kalau perlu sampai depan kelas," timpal Kak Shaka. Mereka berdua memang kompak sekali jika menggodaku.
"Udah dong kalian godain Nala-nya. Buruan berangkat. Udah siang, nih!" Seperti biasa Amma membelaku.
Kami lalu berangkat. "Silahkan tuan putri," ucap Kak Shaka seraya membukakan pintu mobil untukku.
Kucubit pinggangnya. "Aww!" ringis Kak Shaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Things About Renala [END]✔️
Teen Fiction🐼RORA X HAECHAN🐻 ⚠️DILARANG PLAGIAT!!!! DOSA!!! Renala Sabitha: Memang benar hadirnya aku adalah sebuah kesalahan. Tapi aku sama tak berdosanya sepertimu. Arshaka Argantara: Bagaimana bisa seseorang yang tak merasakan kasih sayang penuh bisa menci...