Chapter 16. Ruangan BK

47 20 20
                                    

"Mencintai seseorang itu terlihat jelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mencintai seseorang itu terlihat jelas.
dari hal kecil seperti,kita yang tak
ingin dia terlibat dari masalah apapun.”
-Ara Sheana Maharani-

“UNTUK ANAK IPS BERRYL ATAS NAMA FAUZI,REGA,OGI DAN WAHYU. SEGERA KE RUANG BK. JIKA TIDAK JUGA HADIR DI RUANGAN BK, MAKA AKAN MENDAPATKAN HUKUMAN YANG JAUH LEBIH BERAT.”

Terdengar suara ibu Zahra selaku guru BK memanggil menggunakan mikrofon dari seberang kantor.

“Kenapa tuh?” Tanya Pandu.

“Wahyu,Rega,Ogi sama Fauzi mereka dipnggil ke ruang BK,” sahut Angga.

“Kenapa mereka dipanggil?” Tanya Naya.

“Itu mereka dipanggil kenapa?” Tanya Tania menghampiri.

“Iya,padahal tadi mereka gak ada ngapa-ngapain,kok dipanggil sama guru BK?,” balas Nelsa.

“We,ini guru BK we yang manggil sampai pakai mikrofon,biasa kalau gini pasti ada masalah. kalian tahu sendiri kan kalau guru BK udah memanggil dengan mikrofon begini,urusannya sama guru BK itu gak main-main,” balas Pandu.

“Bahaya kalau mereka di skor atau bahkan dikeluarkan. jangan sampai lah,” balas Via.

“Kenapa ya? apa mereka melakukan kesalahan? jangan sampai mereka dikeluarkan apa lagi Wahyu. semoga masalah mereka selesai,”  batin Ara

Kiana yang memperhatikan Ara seperti tengah memikirkan dan mencemaskan sesuatu itu pun membuka suara. “Jangan khawatir Ra,mungkin ada kelasahpahaman atau hal yang perlu di urus. itu mungkin alasan guru BK memanggil mereka,” ucap Kiana menenangkan Ara.

Ara menoleh pada Kia. “Gak lah,gue gak khawatir kok. cuma gue heran aja kenapa mereka dipanggil. dan berharap mereka nggak kenapa-kenapa bisa kembali sekolah dengan biasanya,” Ara mengelak tentang ia tidak mengkhawatirkan hal itu. nyatanya dia lah yang paling cemas.

“Ra,gue tahu lo khawatir Wahyu di skor atau di keluarkan dari sekolah kan? karena lo tahu sendiri jika guru BK memanggil pasti bakal ada masalah. uuah lo gak usah gengsi kalau mau cerita Ra,”

“Gak loh Ki,gue cuma berharap mereka bisa sekolah dengan biasanya tanpa terlibat masalah,secara kan mereka teman kita kalau khawatir dikit ya wajar gak sih Ki?” balas Ara.

“Iya deh Ra,kita doain aja mereka bisa menyelesaikan masalah ya.” balas Kiana.

“Ra,gue tahu lo cemas sama Wahyu kan,tapi lo tetap aja mengelak. Gue yakin lo punya perasaan sama dia gue bakal bantuin lo kok,lo tenang aja Ra,” batin Kiana.

Sementara di ruangan BK itu sudah ada Wahyu,Fauzi,Rega dan Ogi. dan juga adik kelas mereka di kumpulkan di dalam ruangan itu.

“Jelaskan sama ibu,apa alasan kalian memulai perkelahian?!” Tanya ibu Zahra selaku salah satu guru BK dengan nada sedikit tinggi.

“Bukan kami yang berkelahi bu,kami hanya melerai mereka yang berkelahi tetapi saat itu seolah yang terlihat kami yang  berkelahi,padahal tidak bu.” ucap Wahyu.

“Jangan membela diri,ibu melihat dengan mata ibu ya,” balas ibu Zahra.

“Bu,kami gak bohong. benar apa yang dikatakan Wahyu bu,” balas Fauzi.

“Saat itu kami lagi melihat adik kelas ini memulai perkelahian di toilet. tepat saat kami berempat melewati toilet,mereka sudah memulai perkelahian bu,” ucap Wahyu.

“Betul bu,tujuan kami bergabung saat itu mau memisahkan mereka,” balas Ogi.

“Tapi kenapa terlihat saat itu kalian ikut bergelut di dalam toilet ?!” Tanya ibu Zahra itu dengan nada yang masih sama.

“Karena di dalam toilet saat itu sempit bu,jadi terlihat seperti bergelut di dalam,” balas Rega.

“Betul apa yang dikatakan oleh mereka?” Tanya ibu Zahra pada salah satu adik kelas itu.

Adik kelas itu hanya menggangguk sebagai jawaban,tanpa berbicaramerasa bersalah karena telah melibatkan Abang kelasnya.

“Udah jadi jagoan kalian ya!” Bentak ibu Zahra pada adik kelas.

“Tidak bu,” balas adik kelas.

“Jelaskan sama ibu kenapa bisa terjadinya perkelahian diantara kalian,” adik kelas itu pun kembali membuka suara dan menjelaskan alasan dari perkelahian itu.

Di sisi lain,Ara dan ke tiga temannya saat ini sudah berada toilet. Dengan Ara dan Via yang menunggu di depan toilet itu. melihat awan yang begitu indah Ara segera mengambil ponsel dari saku roknya lalu merekam pemandangan itu.

Kiana dan Naya pun keluar dari toilet menghampiri Ara dan Via mengajak untuk pergi ke kantin. setelah selesai dengan kegiatan membelinya mereka pun kembali ke dalam kelas. “Ra,lo kenapa? gak biasanya,” Tanya Via.

“Biasa,Wahyu. siapa lagi,” balas Kiana.

“Eh iya Wahyu kan di ruang BK,” balas Naya.

“Udah Ra gak usah dipikirin,nanti kalau mereka udah kembali kita tanya aja,” balas Via.

“Betul Ra,jangan di pikirkan,” balas Kia sembari memegang pundak Ara.

“Gue lagi gak mood aja bukan karena Wahyu,” Alibi Ara.

“Yakin..?” Tanya Via memastikan.

Naya menatap Ara menyelidik. “Betul bukan karena Wahyu?”

“Benar-benar ya si Wahyu udah bikin lo kepikiran aja. tenang Ra nanti kita marahin dia,” balas Kiana.

Mereka duduk membentuk 1 kelompok berempat dengan posisi saling berhadapan dan berbincang-bincang membicarakan hal yang lain sembari menikmati jajanan yang sudah mereka beli sebelumnya.

1 jam kemudian..

Wahyu,Fauzi,Rega dan Ogi memasuki kelas yang pada saat itu tengah jam kosong.

Bisa dibilang kelas mereka paling sering dapat jam kosong,dimana hal yang paling dinantikan oleh setiap anak murid.

Didalam kelas yang awalnya berisik kini menjadi hening saat kehadiran keempat temannya yang kembali dari ruang BK. “We,kenapa?”

Berbagai pertanyaan muncul tanpa sempat mereka berempat menjelaskan.

“We jelaskan lah sama kami,kami khawatir ni,” balas Nelsa.

“Berhenti dulu,kalau kalian ngomong terus gimana gue mau jawab?” balas Wahyu. suasana  kembali hening saat Wahyu menjelaskan apa yang terjadi.

“Jadi bukan salah kalian berarti ya?” Tanya Pandu yang diangguki oleh mereka. setelah mendengarkan penjelasan itu semua teman-temannya pun merasa lega termasuk juga Ara.“Syukurlah akhirnya permasalahan dia selesai.” batin Ara merasa tenang.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OUR STORY IN THE WHITE GRAY [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang