Chapter 30. Pertemuan

24 10 8
                                    

"Indahmu bagaikan langit senja begitupun dengan isinya,namun aku menyerah jika harus tenggelam dengan gelapnya malam bersamamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Indahmu bagaikan langit senja begitupun dengan isinya,namun aku menyerah jika harus tenggelam dengan gelapnya malam bersamamu. maka memandang mu dari kejauhan adalah cara terbaikku untuk terus mencintaimu"
-Ara Sheana Maharani-

Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, sesuai dengan perjanjian mereka akan bertemu di pukul 4. saat ini Wahyu dan Arhan sudah sampai lebih dulu,mereka menunggu seseorang yang sebentar lagi akan tiba

"Bro,gue ke toilet sebentar," ucap Wahyu.

"Oke bro," balas Arhan.

Beberapa menit kemudian seorang perempuan tergesa-gesa datang menghampiri. "Maaf-maaf gue sedikit telat tadi macet banget," ucap perempuan itu yang tak lain adalah Ara.

"Nggak apa-apa Ra,aku fikir kamu gak bakal datang dan ingkarin janji," Arhan menatap lekat Ara. "Aku senang kamu datang dan nepatin janji," ucap Arhan menatap Ara dengan lekat dengan tatapan menyimpan kerinduan dalam matanya.

"Kalau gue udah janji gue pasti tepatin an. maaf karena gue telat datang jadi teman lo udah pulang duluan ya?" Tanya Ara seraya duduk pada kursi yang berhadapan tepat di depan Arhan.

"Ra," ucap Arhan dengan tatapan yang mendalam.

"Iya?" Heran Ara. "Teman lo marah ya an karena kelamaan nunggu gue jadi pulang duluan?" Tanya Ara dengan rasa sedikit bersalah.

"Bukan gitu,Ra gue-" ucapannya berhenti kala Arhan menoleh ke belakang melihat Wahyu yang sudah berjalan mendekat. "Nanti aja," lanjut Arhan lagi.

Deg!

Ara melihat seseorang yang berjalan mendekat seraya merapikan bajunya saat ini berada dibelakang Arhan,sungguh ia terkejut melihat kehadiran seseorang yang masih menetap dihatinya. "Wah-yu?" ucapnya pelan namun masih dapat di dengar oleh Arhan.

"Kamu kenal?" Tanya Arhan meminta jawaban.

Ara tak menjawab pandangannya yang tak lepas pada sosok lelaki yang masih fokus merapikan bajunya. selang beberapa detik Wahyu pun selesai merapikan bajunya lalu menatap fokus jalan ke depan. hingga mata mereka bertemu melihat sosok perempuan yang sudah ia nantikan akan kehadirannya. "Ara," gumamnya menatap lekat Ara dari kejauhan. senyum merekah terbit pada wajahnya.

Sadar tengah di perhatikan olehnya Ara dengan cepat memalingkan wajah ke arah lain. Wahyu duduk tepat disamping Arhan. pandangannya tak lepas dari sosok perempuan yang kini berada di depannya.

"Ra," ucap Arhan membuyarkan lamunan Ara.

Ara tersentak. "Ha? Eh iya an,”

"Kamu kenal Wahyu?" Arhan kembali mengulang pertanyaannya tadi.

"Hai Ara,senang bisa bertemu dengan lo lagi," sapa Wahyu.

Deg deg deg

Ara terpaku mendengar suara yang sudah sangat lama tak ia dengar,suara yang sangat ia rindukan. matanya mulai berkaca-kaca melihat sosok seorang yang ia rindukan selama ini.

OUR STORY IN THE WHITE GRAY [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang