Chapter 19. Razia rambut

29 13 14
                                    

"Belum mengungkapkan sudah lebih dulu  mendapatkan penolakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Belum mengungkapkan sudah lebih dulu mendapatkan penolakan. kata 'IYA' mampu membuat seseorang merasa senang,dan kata 'TIDAK mampu membuat seseorang bersedih"
-Wahyu Radiansyah Cakrawangsa-

Pak Abhi yang tengah membawa gunting di tangannya berjalan mengarah ke kelas IPS Berryl. beberapa anak perempuan IPS Berryl yang berada di luar kelas melihat pak Abhi yang sedang berjalan sambil membawa gunting menuju ke kelasnya.

Tania segera masuk ke dalam kelas "We ada razia rambut. pak abhi bawa gunting," ujarnya memberi tahu anak laki-laki dikelasnya.

"Sumpah?" Panik Fauzi dengan wajah serius.

"Serius lo Tan?" Tanya Ogi.

Wajah Wahyu yang semula tenang kini berganti panik "Lo gak bercanda kan?"

"Pak Abhi bawa gunting?" Tanya Angga.

"Kesini bapak tu?" Tanya Rega.

"Habis lah rambut gue," ucap Ogi.

"We rambut gue gak panjang kan?" Tanya Fauzi.

"Panjang bodo,habis lah lo dibotakin pak Abhi ni." balas Ogi.

"Paling di potong mullet," balas Fauzi.

"Lo mau rambut lo dipotong?" Tanya Angga.

"Nggak lah,udah bagus-bagus gue pangkas di tempat langganan malah dibikin mulet nanti sama pak Abhi," balas Fauzi.

"Rambut gue pasti jadi sasaran lagi sama pak Abhi,we kabur yok," ajak Wahyu..

Rega melihat pak Abhi dari jendela. "Dimana woi? pak abhi udah dekat,"

"Ikut aja lah. lo mau botak?" Tanya Wahyu.

"Mana mau gue. yok lah," Rega berdiri mengikuti Wahyu.

Baru berjalan beberapa langkah,pak Abhi lebih dulu memanggil mereka dan membuat langkah mereka terhenti. "Mau kemana kalian? Masuk!" perintah pak Abhi.

"Pak izin kami mau ke toilet, kebelet nih pak," alibi Wahyu.

"Mau ke toilet berempat? alasan kalian mau kabur,masuk bapak bilang,"

"Pak udah kebelet ini," Wahyu memasang wajah tertahan.

"Gak ada. bapak bilang masuk,"

"Pak-," ucapan Wahyu terputus kala pak Abhi kembali membuka suara. "Sekali lagi bapak hitung sampai tiga dan kalian tetap gak masuk bapak botakin," balas pak Abhi final.

"Yah bapak gak seru ah," balas Ogi.

"Satu.. Dua.. Ti.."
"Iya pak,nih kami masuk," ucap mereka cepat,dengan berlari kembali memasuki kelasnya.

"Hayolah kalian di botakin," ucap Nelsa terkekeh kecil.

"Kalian mau kabur kan karena tahu bapak hari ini razia rambut," ucap pak Abhi.

Wahyu dan ketiga temannya itu cengengesan kecil karena sudah ketahuan lebih awal.

"Lihat ni rambut kalian panjang-panjang semua,kalian mau jadi preman?" Tanya pak Abhi.

"Gak panjang loh pak," balas Wahyu.

"Iya tapi poni kamu itu panjang. sini bapak potong,"

Wahyu menjauh dari jangkauan pak Abhi. "Jangan lah pak nanti kami gak ganteng lagi,"

"Ini sudah aturan sekolah,"

"Pak Abhi yang ganteng jangan lah ya pak," bujuk Wahyu.

"Potong mullet aja pak," ujar Angga.

"Diam lo ngga,pak rambutnya lebih panjang dari saya," Wahyu menunjuk jarinya pada Angga.

"Iya dia juga nanti, sekarang kamu dulu," balas pak Abhi sembari memegang poni Wahyu dan mempersiapkan gunting nya.

Ara yang melihat itu terkekeh kecil "setakut itu dia rambutnya dipotong," batin Ara.

"Pak jangan lah," mohon Wahyu.

"Kenapa kamu takut gak ganteng lagi,emang disini ada cewek kamu?" Tanya pak Abhi.

"Ada pak. si Ara," kadu Fauzi.

Ara terkejut saat namanya tiba-tiba saja disebut oleh mereka. "Kapan gue pacaran sama Wahyu coba," batin Ara.

Pandangan pak Abhi beralih pada Ara "Betul Ara,kamu pacaran sama anak nakal ini?" Tanya pak Abhi.

"Hah? tidak pak." balas Ara cepat.

"Mak.. sakitnya hati Wahyu Ra," balas Fauzi.

Angga terkekeh. "Belum confes udah ditolak duluan," ledeknya.

"Sakit hati abang dek," ledek Ogi.

"Yaudah lah pak. bapak potong aja rambut saya,tapi jangan banyak-banyak ya pak," ucap Wahyu pasrah."Njir dada gue sakit dengar jawabannya." batin Wahyu.

"Sakit hati dia Ra jahat banget gak nganggap dia," balas Fauzi.

Pak Abhi mengambil gunting dan mulai memotong perlahan rambut itu,rambut yang selalu Wahyu ia rawat berhamburan di lantai. "Udah lah pak,banyak kali nih pak. lama-lama botak saya pak," ucap Wahyu menghentikan kegiatan pak Abhi.

Melihat hasil potongan pak Abhi Angga membuka suara. "Untung gak botak lo yu,"

 "Untung gak botak lo yu,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OUR STORY IN THE WHITE GRAY [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang