14.

83 9 0
                                    

Beberapa hari berlalu, kini kondisi Reyden semakin membaik dan ia juga sudah di perbolehkan pulang ke rumah

" Barangnya udah lu masukin semua kan den? " Tanya Salisha

Karena kedua orang tua Reyden, sibuk jadi salisha yang menjemput lagi pula salisha libur kampus hari ini

" Kata mama si udah semua " Ucap Reyden

" Lu yakin bakal bawa mobil sal " Ucap Reyden sambil menatap salisha

" Iya lah masa lu yang bawa, katanya masih aga lemas " Ucap Salisha

" Tapi "

" Udah gak usah tapi-tapian mendingan pulang biar lu cepat istirahat " Ucap Salisha sambil menarik tangan Reyden

Kini Reyden dan Salisha sudah berada di dalam mobil yang di kendarai Salisha, mereka hanya terdiam dan hanya suara musik yang terdengar

Sampai akhirnya suara ponsel Reyden terdengar, Reyden melihat ponselnya dan terlihat nama Reynal yang ada di sana

" Hallo den " Ucap Reynal dari ujung  telpon

" Iya nal hallo " jawab Reyden

Salisha menatap Reyden sekilas lalu menatap jalan lagi

" Gimana kondisi lu udah baik-baik aja apa belum? " Tanya Reynal

" Emangnya gw kenapa? " Reyden malah bertanya balik kepada Reynal

" Udah lah gak usah pura-pura gw tau kok kalo lu kecelakaan terus masuk rumah sakit "

" Gw udah baik-baik aja ini juga udah arah balik rumah "

" Sama siapa lu? "

" Sama saliha dia lagi nyetir mobil "

Reynal kaget kita mendengar Salisha yang membawa mobil, pasalnya gadis itu baru bisa membawa mobil di tempat sepi tapi kali ini ia bisa bahkan lancar dari perkiraan mereka

" Hah demi apa si lu " Ucap Reynal, lalu ia mengubah panggilan jadi panggilan video call

Salisha menatap layar ponsel Reyden dan menuju wajah Reynal " Kenapa lu gak percaya sampai Vidio call gitu " Ucapnya

" Iya gw gak percaya, kanra terakhir lu aja belum bisa ke jalan yang rame tapi ini udah bisa aja " Ucap Reynal masih tidak percaya

" Bisa lah kan gw sering latihan sama ayah " Ucapnya dengan nada jemawanya 

" Kanya gw banyak banget ketinggalan info tentang kalian ya, ini aja gw baru tau kalo nih anak masuk rumah sakit " Ucap Reynal sambil menggelengkan kepalanya

" Makanya kalo orang telpon di angkat " Ucap Salisha

" Ia nih lu semenjak di jepang sok sibuk banget " Ucap Reyden

" Eh gw buka sok sibuk, tapi emang tugas kuliah gw lebih banyak di sini dari pada di sana " Ucap Reynal membela dirinya

" Iya udah percaya " Ucap mereka berdua dengan kompak

Perjalanan mereka di isi dengan mereka yang tukar rasa rindu sampai tiba di depan rumah Reyden

Setelah memarkir mobil dengan benar ia langsung menuju masuk ke dalam rumah dengan barang yang di bawa oleh asisten rumah tangga keluarga Prakasa

" Assalamualaikum " Ucap mereka berdua

" Waalaikumsalam " ucap semua yang ada di dalam rumah

Di ruang keluarga Prakasa tidak hanya ada kedua orangtuanya Reyden, tapi di sana juga ada kedua orangtuanya Salisha

" Beneran anak cantik mama yang bawa mobil? " Tanya Areta

" Iya mah beneran Salisha yang bawa mobilnya " Ucap Reyden

" Kenapa si semua orang pada gak percaya " Ucap Salisha cemberut

" Bukan gak percaya tapi kan kita tau kalo kemarin kamu belum lancar " Ucap Dean

" Tapi Salisha udah lancar kok, makanya gw benari lepas dia bawa mobil ke jalan raya " Ucap Arav sambil mengusap kepala Salisha yang ada di sebelahnya

" Mantap " Ucap Dean sambil menunjukkan jempolnya

" Udah yu kita makan mama sama bunda udah masak tadi " Ucap Areta

" Makan ke sukan aku ada gak mah? " Tanya Reyden

" Ada dong " Ucap Keya yang membuat Reyden menunjukan muka berseminya

Mereka berjalan menuju ruang makan, sesampainya di sana mereka langsung menyantap makanan sambil mengobrol-ngobrol ringan

••••

Tiga hari berlalu, Reyden baru saja kembali dari kampus ia memarkir mobilnya dengan benar ia melangkah kakinya masuk ke dalam rumahnya

Sesampainya di dalam rumah ia mendengar suara seseorang yang sedang menangis, tanpa menunggu lama ia langsung menuju ke sumber suara, ia melihat mamanya yang di ruang keluarga sedang menangis

" Mah, mama kenapa? " Tanya Reyden yang mendekat dan mengusap punggung mamanya

Areta mengencangkan tangisnya ketika Reyden bertanya dan membuatnya semakin panik, Reyden mengusap punggung mamanya dengan sayang

" Mah, mama kenapa, bilang sama aku jangan buat aku bingung " Ucap Reyden dengan sangat lembut dan terus mengusap punggung mamanya

" Tadi ada perempuan yang Dateng ke rumah kita, dia bilang kalo dia adalah istri sirih papa, dia juga sempat lontarkan kata-kata yang membuat perasaan mama sakit " Ucap Areta yang terus meneteskan air mata

Reyden mendengar semua cerita mamanya langsung murka, apa lagi ia terus melihat mamanya meneteskan air mata

" Papa benar-benar keterlaluan, ini benar-benar gak bisa di biarin, apa lagi sampai mama nangis " Ucap Reyden dalam batinya

" Mama gak nyaka kalo selama ini papa punya istri sirih, bahkan itu sampai bertahun-tahun " Ucap Areta lirih

" Terus di mama papa sekarang " Ucapnya mencoba menahan emosinya, sedangkan tangannya terus mengusap punggung mamanya

" Dari tadi pagi papa belum pulang" Ucap Reyden

Setelah itu Reyden dan Areta terdiam dengan pikiran masing-masing, sampai Areta mulai tenang

••••

Saat malam hari Reyden dan Areta sedang menatap layar televisi sambil menunggu kepulangan papanya

" Assalamualaikum " Ucap Dean memasuki ruangan dan membuat mereka berdua menoleh ke arah suara

Reyden menghampiri papanya tanpa menjawab salam dari dia dan membungkam satu pukulan

" REYDEN "  Ucap Areta sambil berteriak, ia tidak percaya bahwa anaknya melakukan itu pada papanya sedikit

" Kamu apa-apa si den " Ucap Dean dengan emosinya

" Anda dengar saya ya, tadi istri anda datang ke rumah memakai mama saya dan membuat mama saya terluka dengan kata-kata yang ia lontarkan, jadi saya mohon jaga istri ada dengan baik " Ucap Reyden dengan nada yang penuh emosi

Dean yang mendengar semua perkataan Reyden hanya terdiam, lalu menatap istrinya dengan tatapan sedu, sedangkan Areta hanya menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan

" Mama " Panggil Dean dengan mata penuh harapan

" Aku mau kita bercerai " Ucap Areta dengan tatapan dinginnya

" Mah papa mohon dengerin penjelasan papa dulu " Ucap Dean menahan tangan istrinya yang ingin pergi

" Gak ada yang perlu kamu jelasin lagi, aku udah dengar semua dari Reyden, jadi sekarang aku minta kita pisah " Ucap Areta menarik paksa tangannya lalu pergi

Setelah kepergian Areta, Dean menatap anaknya yang pergi begitu aja

APA ADA KESEMPATAN ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang