20.

118 6 0
                                    

Seperti biasa saat ini teman-teman Reyden dan Salisha sudah berada di kantin kampus, tapi dari tadi hingga saat ini kehadiran Salisha belum terlihat

" Salisha kemana den? " Tanya Aleta

" Gak tau gw juga belum liat " Ucap Reyden

" Coba deh gw telpon " Ucap Nazeera yang segeralah mengambil ponselnya

Tak lama setelah Nazea menelpon ke hadiran Salisha mulai terlihat dan Salisha langsung mendudukkan dirinya di sebelah Nabiya

Reyden menatap Salisha yang seperti tidak biasanya, karena biasanya Salisha duduk di samping Reyden jika kursi sebelahnya kosong

" Dari mana aja lu sal? " Tanya Nabiya

" Tadi di kelas gw masih ribet pembagian kelompok sama yang lain, makanya aga telat ke sininya " Ucap Salisha yang membuat semuanya mengngukan kepalanya

" Syil persen mie ayam yok " Ucap Salisha

Syila mengangguk kepalanya, lalu mereka berdiri dan berjalan menuju tempat penjual mie ayam, dan setelah beberapa menit mereka kembali dengan membawa mangkok mie ayam di tangan masing-masing

" Beb kamu mau gak? ' Tanya syila kepada Devano

" Gak beb kamu aja " Ucap Devano dengan senyumnya yang membuat Syila juga tersenyum

Lalu setelah itu mereka menikmati hidangan ya masing-masing dan mengontrol ringan

Sedari tadi Nazea memperhatikan Salisha dan Reyden yang tumben sekali tidak ada interaksi, memang di antara semuanya Nazea lah yang paling peka dari yang lain

" Kou gak ada masalah kan sama sahabatku " Ucap Nazea sedikit berbisik kepada Reyden yang ada di sebelahnya

Reyden menggeleng kikuk " Gak "

" Kok dari tadi kuk perhatikan kalian diem aja, gak ada ngobrol-ngobrol duduk kalian juga jauh-jauh tak seperti biasanya " Ucap Nazea

" Perasan lu aja kali " Ucap Reyden dengan tatapan berusaha menyakinkan

" Oke " Ucap Nazea sambil menganggukkan kepala

••••

Malam ini sangat sunyi hembusan angin malam, menyelimuti tubuh Reyden yang baru saja keluar dari cafe tempat biasa ia mengung

" Kanya gak bakal terasa cape kalo lu ada di sini, tapi mau gimana pun di antara kita berdua harus terbiasa tanpa adanya satu sama lain " Ucap Reyden sambil menatap langit malam yang indah

Dia berjalan menuju motornya dan langsung menaiki motornya meninggalkan perkarangan cafe tersebut

Di sisi lain ada Salisha yang sedang berbelanja di mini market depan kompleknya

" Gini banget ya mood gw hari ini, udah Reed day hati juga lagi gak bersahabat, rasa gw mau nangis setiap saat " guramnya  sambil mengambil sebungkus pembalut

Setelah selesai memilih kebutuhannya, ia berjalan menuju rak minuman lalu memilih yang ingin ia beli

Saat tangannya ingin mengambil sebotol kopi dingin tangan seseorang menarik tangannya

" Jangan minum kopi kan lagi red day, apa lagi ini dingin lagi, minuman yang lain kan banyak sal " Ucapnya seseorang itu sambil terus memegangi tangan Salisha 

Salisha menarik tangannya, ketika ia melihat Wajah Reyden yang ada di hadapannya, ia Reyden mampir ke mini market sebelum ia kembali ke rumah

" Bukan urusan lu " Ucap Salisha dengan nada ketusnya

" Sorry " Ucap Reyden

Salisha berjalan melewati Reyden begitu saja menuju rak tempat snack, saat sedang ingin mengambil sebungkus ciki, ia mendengar suara telpon Reyden

" Hallo " Ucap Reyden

Reyden terdiam sesaat " hah kamu kenapa bilang sama aku " Ucap Reyden lagi yang membuat Salisha menatapnya

" Yaudah aku ke sana sekarang ya kamu tenang dulu ya " Ucap Reyden

Setelah sambungan telpon terputus Reyden melangkah buru-buru dan hal itu tidak jauh dari pandangan Salisha

Salisha terus menatap punggung Reyden yang mulai menghilang perlahan, entah kenapa ada rasa yang berbeda saat mendengar Reyden telpon tadi

" Apan si " Ucap Salisha yang terus menepis perasaannya

Setelah selesai belanja kebutuhannya ia langsung segera kembali ke rumah dan langsung menuju ke kamarnya

" Kenapa dua malam ini terasa berat " Gramnya sambil terus menghembuskan nafas

••••

Salisha baru saja merapihkan barang yang ia masukan ke dalam tas kembali, setelah dosen di kelasnya keluar

" Sal " Panggilan Nabiya membuat ia menatapnya

" Kenapa nab panik banget lu " Ucap Salisha yang melihat wajah panik Nabiya

" Reyden sal, dia berantem sama anak jurusan akuntansi di rooftop kampus " Ucap Nabiya masih dengan nada yang tergesa-gesa

" Ya terus "

Nabiya menatap sahabatnya dengan tatapan aneh dengan respon Salisha " Reyden loh sal "

" Ya kalo Reyden kenapa? " Tanyanya yang membuat Nabiya semakin bingung

" Kok kenapa ini Reyden loh sal, dari tadi dia berantem gak ada yang bisa memisahin dia mukanya juga udah pada babak belur " Ucap Nabiya dengan sedikit emosi

" Yaudah si biarin aja dia juga udah besar, udah tau mana yang baik dan gak, kalo berantem menurut dia baik biarin aja gw gak perduli " Ucap Salisha

" Lu gak perduli, sahabat lu loh sal " Ucap Nabiya dengan heran

" Gak " Ucapnya singkat

" Udah yu mendingan ke kantin gw laper gak usah urusin urusan yang gak penting " Ucap Salisha berdiri dan menarik Nabiya menuju kantin

Sesampainya mereka di kantin, di meja tempat biasa udah ada Reyden yang lukanya sedang di obatin dengan para sahabat cowoknya sambil sesekali meringis, sedangkan yang cewek hanya memperhatikan sambil sedikit-sedikit mengomel

Nalen menatap kehadiran Salisha" Sal obatin nih sahabat lu nih batu banget di bilangin " Ucap Nalen

Bukan menjawab Nalen, Salisha malah menuju kursi yang ada di sebelah Aleta dan duduk disana

Semua menatap Salisha dengan tatapan aneh, gak biasanya Salisha seperti ini ke Reyden biasanya ia yang paling keceng mengomel sambil mengobati luka Reyden

" Lu gak perduli sama Reyden sal? " Tanya Nazea yang membuat Salisha menatapnya

" Simpelnya begini ze, gw bakal berhenti perduli sama orang yang nyuruh gw buat berhenti perduli " Ucap Salisha membuat semua menatapnya

" Udah ah sana yu ta temenin gw " Ucapnya lagi ke pada Aleta

Aleta bangun dari duduknya sambil menatap Salisha dengan tatapan bingungnya, lalu Setelah itu Salisha pergi bersama Aleta menuju salah satu pedagang

" Sakit banget sal sumpah dengernya, tapi ini hal yang baik buat kedepannya " Ucap Reyden terus menatap punggung Salisha

" Lu ada Salisha ada cekcok? " Tanya Nalen yang membuat Reyden terdiam

" Maaf den, ini juga sakit buat gw tapi gw gak bisa buat terus maksa lu Karana ini juga yang lu mau " Ucap Salisha dalam batinya

APA ADA KESEMPATAN ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang