6

526 87 10
                                    

Follow me on instagram @Sweetblue_baby

***

Juliette memandangi dirinya dalam balutan gaun pengantin yang sederhana melalui pantulan kaca. Tidak ada yang istimewa, seperti yang dia inginkan, gaun pengantin ini sangat cocok digunakan di hari pernikahan yang tidak dia dambakan. Mungkin butuh ada sedikit percikan darah buatan di bagian depan sebagai makna bahwa dia menikah dengan anak dari pembunuh kedua orang tuanya. Namun itu terlalu dramatis, kakeknya pasti akan mengalami serangan jantung mendadak jika Juliette nekat menggunakan gaun seperti itu di hari pernikahannya.

"Sepertinya perlu ada sedikit tiara di bagian pinggang, gaun pengantinmu terlalu sederhana"

"Bukan masalah, aku menyukainya"

"Aku tahu kau sengaja ingin tampil biasa-biasa saja karena kau tidak menginginkan pernikahan ini bukan?" Juliette meletakkan kedua tangannya di pinggang sambil terus memandangi dirinya di cermin tanpa memedulikan Agnes yang mulai mengoceh, "Juliette lupakan dengan siapa kau akan menikah, itu akan menjadi hari yang spesial kau harus terlihat istimewa"

"Agnes, kau tidak perlu-"

"Bisakah kau tunjukan koleksi Vivienne Westwood Bridal Spring tahun ini?" kata Agnes kepada pegawai butik.

"Agnes!"

"Diam, biar aku yang mengurusnya. Bukankah kau sudah menyerahkan tugas ini kepadaku?"

Juliette akahirnya hanya bisa merengut dan terdiam. Pegawai butik datang membawakan koleksi gaun pengantin Vivienne Westwood tahun ini. Semua gaun pengantin itu menunjukan ciri khas dari brand mereka, atasan korset, siluet yang menjuntai, dan bentuk yang berlebihan ditonjolkan di kedua lini.

Agnes mengambil satu gaun pengantin setelah dia memilah yang terbaik, gaun berpinggang rendah dengan korset berukir yang menampilkan garis leher V yang dalam, "Lihat ini, pasti sangat cocok untukmu, tolong bantu calon pengantin kita mencobanya"

Pegawai itu mengangguk dan mengambil gaun pilihan Agnes sebelum dia menghampiri Juliette dan berkata, "Mari, Ms Silverstone"

Juliette hanya bisa pasrah dan menuruti keinginan asistennya. Jujur saja sebagai bos justru dia yang kerap kali merasa tertekan menghadapi Agnes. Namun wanita itu selalu melakukan pekerjaan dengan baik dan membantu Juliette dalam banyak hal di luar urusan pekerjaannya, seperti membantu Juliette mengurus persiapan pernikahan ini contohnya.

Setelah pegawai membantu Juliette mengenakan gaun pengantinya, Juliette tidak lagi bernafsu untuk melihat dirinya lewat cermin. Dia ingin cepat menyelesaikan ursannya agar dia bisa segera pulang ke rumah. Juliette keluar dari ruang ganti dibantu oleh dua orang pegawai. Dia pergi ke hadapan Agnes dan langsung berkata, "Kau sudah puas sekarang?"

Akan tetapi ternyata Agnes tidak sendiriam, wanita itu bersama seorang lelaki yang baru saja datang, dia bersama Ace yang terpaku melihat Juliette dalam balutan gaun pengantin. Juliette berdeham agar lelaki itu berhenti menatapnya, entah mengapa dia selalu saja merasa gugup setiap kali kata biru itu tertuju kepadanya.

Agnes tersenyum puas sambil mengacungkan ibu jari, "Perfect!" serunya, "Bagaimana menurut Anda Mr Frost, tidakkah Juliette terlihat cantik dengan gaun itu?"

Tanpa menjawab pertanyaan Agnes Ace melangkah menghampiri Juliette dengan mata yang kembali tertuju kepada gadis itu. Juliette berdiri di tempatnya dengan gugup sampai lelaki itu tiba di hadapanya, bibir Ace berkedut seolah dia ingin mengatakan sesuatu tapi kemudian dengan raut mukanya yang datar dan kaku dia hanya berkata, "Jika kau sudah selesai, temui aku di mobil"

Ace meninggalkan Juliette di dalam butik dan kembali ke mobilnya. Kedua tangan Juliette mengepal di sisi tubuh saat dia memandangi punggung Ace yang menjauh sampai lelaki itu menghilang di balik pintu keluar.

"Woah dia benar-benar dingin, kau harus menghabiskan hidupmu bersama pria es itu" ucap Agnes sambil mendekatinya. Wanita itu membenarkan posisi tudung Juliette, "Tidak perlu merasa sedih aku akan selalu menemanimu"

Juliette menatap asistennya dengan galak, "Diam atau kau akan kupecat sekarang juga"

Agnes terkekeh pelan, sedangkan Juliette kembali ke ruang ganti bersama pegawai butik untuk melepaskan gaun pengantin yang membuatnya merasa sesak.

Setelah semua urusan Juliette seputar gaun pengantin selesai, gadis itu menyusul Ace di mobilnya yang terparkir di depan butik. Dia masuk dan tanpa banyak bicara duduk di samping kursi kemudi.

"Di mana Agnes?"

"Dia pulang membawa mobilku"

"Oh" Ace melajukan mobilnya, Juliette tidak bertanya ke mana lelaki itu akan membawanya pergi. Di sepanjang perjalanan dengan keheningan yang menyelimuti Juliette sudah bisa membayangkan bagaimana rumah tangga mereka nantinya, komunikasi pasti hanya dilakukan saat mereka sedang berdebat saja.

Kejanggalan mulai Juliette rasakan saat mobil yang Ace kendarai memasuki kawasan Wells Way, dari kejauhan dia sudah bisa melihat sebuah Mansion besar yang dikelilingi oleh Aviary.

"Mengapa kau membawaku ke mari?" tanya Juliette dengan suara yang rendah dan tajam. Ace hanya diam dengan mata yang menatap lurus ke arah jalanan sehingga Juliette merasa semakin kesal, "JAWAB AKU SIALAN?!"

Mobil mengerem dengan keras. Tatapan tajam Ace langsung tertuju pada Juliette begitu mereka tiba di depan mansion tempat di mana Juliette menghabiskan masa kecilnya. "Turun" titah lelaki itu.

"TIDAK."

"Kakekmu ingin kita menempati mansion ini setelah menikah. Dia bersikeras" kata Ace, memberitahu.

Kedua tangan Juliette mengepal di pangkuan, dia memalingkan wajah dan memutus tatapan mereka yang saling beradu ketika matanya mulai terasa perih. Kakeknya tidak pernah merasa cukup membuat Juliette tertekan padahal Frederick tahu betul Juliette trauma kembali ke Mansion ini, Mansion di mana dia selalu teringat pada kedua orang tuanya dan juga masa kecil yang dia habiskan bersama mereka.

"Aku tidak mau tinggal di sini" kata Juliette dengan suara yang tercekik. Dia dapat merasakan tatapan Ace yang terus tertuju kepadanya namun laki-laki itu tidak mengatakan apa-apa, Ace turun lebih dulu dan meninggalkan Juliette di mobil seorang diri.

Saat itu juga air mata Juliette menetes. Dia meraih selembar tisu dan segera mengelap wajahnya yang basah. Dari dalam mobil dipandanginya mansion itu, di dalam benaknya di bertanya-tanya apakah dia sanggup tinggal di tempat ini lagi? Bersama seorang Frost?

Juliette melihat Ace yang sedang berbincang dengan penjaga mansion, Tuan Coye, tak beberpaa lama kemudian seorang pelayan keluar dari dalam mansion dan menghampiri mereka. Itu adalah Jana, wanita yang mengasuh Juliette sejak dia berusia 5 tahun. Ace menunjuk ke arah mobil ketika Jana tiba di hadapannya, tatapan mereka bertiga langsung tertuju ke arah mobil lebih tepatnya ke arah Juliette yang masih belum mau keluar dari persembunyiannya.

Juliette langsung menatap lurus ke depan begitu dia melihat Jana mendekati mobil Ace. Dia mendengar jendela di sampingnya diketuk dan itu membuatnya terpaksa harus keluar.

"Oh, Nona Juliette akhirnya saya bisa bertemu dengan Anda lagi!"

"Jana" sapa Juliette. Dia sedikit membungkuk untuk memberikan wanita itu pelukan yang dia harapkan. Jana memeluknya erat, Juliette mengerti wanita itu sangat merindukannya karena terakhir kali Juliette mengunjungi mansion ini adalah 3 tahun yang lalu, itupun dia hanya berdiri di luar saja dan enggan masuk ke dalam.

"Mari masuk, mataharinya sangat terik jangan sampai kulit Anda rusak" Jana dengan penuh semangat membawa Juliette masuk ke dalam rumah. Juliette tidak bisa menolak, melihat hal itu Ace tersenyum penuh kemenangan dan mengikuti Juliette masuk ke dalam mansionnya.

- TBC-

Bagi kalian yang mengalami kendala dalam pembelian di Karya Karsa seperti harga koin yang terlalu mahal, dan kendala dalam pembelian melalui web. Bisa melakukan pembelian pdf lewat email ya (hanya berlaku untuk karya yang aku jual di Karya Karsa saja). Caranya mudah kirim judul + alamat email kalian lewat kontak di bawah ini :

Instagram : @Sweetblue_baby
E-mail : authorrere@gmail.com
Karyakarsa : @Authorrere

Bound By Hatred Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang