7

459 85 5
                                    

Follow me on instagram @Sweetblue_baby

***

Mansion ini menyimpan sejuta kenangan indah tapi menyakitkan untuk diingat sekarang, karena sumber dari semua kebahagiaan yang Juliette terima sudah pergi meninggalkannya. Setiap sudutnya masih sama seperti yang terakhir kali Juliette ingat, furniture, pajangan, dan koleksi milik ayah dan ibunya tidak ada yang berpindah tempat dan semuanya terawat dengan sangat baik. Tiga orang maid memang diperkerjakan khusus untuk membersihkan mansion ini, selain itu juga ada dua orang penjaga yang bertugas menjaga mansion dan aviary.

Juliette meninggalkan Ace di bawah dan pergi bersama Jana ke lantai dua yang merupakan lantai di mana kamarnya berada, karena dia sudah terlanjur masuk ke dalam mansion dia sekalian saja melepaskan rindu dengan melihat kamar lamanya. Kamar Juliette cukup luas untuk ukuran kamar seorang gadis remaja, dia juga memiliki fasilitas yang sangat lengkap. Sebagaimana Ace sering meledeknya dengan sebutan Tuan Putri, seperti itulah kedua orang tua Juliette memperlakukannya dulu.

"Aku senang Nona kembali tinggal di sini, sayang sekali mansion sebesar ini hanya ditinggali oleh penjaga dan pelayan" ucap Jana.

"Kakekku ingin aku tinggal di sini, aku tidak punya pilihan"

Jana mengangguk paham, wanita itu tahu gadis kecil yang pernah dia asuh kini sudah tumbuh dewasa dan punya trauma yang mendalam menyangkut kecelakaan tragis yang menimpa kedua orang tuanya. "Saya baru saja membuat cookies di dapur apakah Nona ingin mencicipinya?"

"Boleh" ucap Juliette sambil memandangi pigura kecil di meja riasnya, pigura foto dirinya bersama ibunya.

"Baiklah, akan saya antarakan ke kamar Anda dengan segelas teh"

"Terima kasih, Jana"

Jana meninggalkan Juliette sendirian di kamarnya. Juliette membuka jendela kamar agar udara segar masuk ke dalam. Cahaya matahari langsung menimpa wajahnya begitu jendela dibuka, angin sejuk menerbangkan helaian rambutnya yang tergerai dan suara kicauan burung juga terdengar dari aviary.

Lewat jendela kamrnya pemandangan aviary dapat dilihat dengan jelas. Aviary itu dibangun mengelilingi mansion di atas tanah seluas 20.000 meter persegi, dirancang oleh ayahnya sendiri untuk menampung berbagai jenis satwa yang mereka pelihara dan juga mereka adopsi dari pusat penangkaran dan kebun binatang. Bukan hanya kandang, di dalam juga ada rumah pondok yang ayahnya bangun khusus untuk tempat Juliette bermain. Ada juga kolam yang menampung berbagai jenis ikan. 150 jenis burung dibiarkan terbang bebas di dalam aviary, sementara burung yang tidak dapat terbang seperti burung merak dan burung unta ditempatkan di dalam kandang mereka masing-masing. Selain itu, dulu mereka juga memelihara kura-kura aldabra, harimau albino, tiga spesies kelinci langka, Iguana, bekantan dan primata lainnya.

Aviary juga dipenuhi dengan pepohonan hijau yang asri layaknya hutan sungguhan. Jika cuaca sedang panas ada fasilitas hujan buatan, berbagai jenis tumbuhan dan tanaman langka juga terawat di bawah pengawasan ibunya yang merupakan seorang pencinta tanaman. Jadi sudah bisa dibayangkan masa kecil seperti apa yang dulu Juliette rasakan, dia bagaikan tinggal di dalam negeri dongeng.

Juliette mencintai semua binatang yang tinggal di aviary ayahnya. Sayangnya, sejak perusahaan ayahnya dituduh melakukan pengujian kosmetik terhadap hewan izin aviary dicabut dan semua hewan yang ada di dalamnya diambil oleh pihak yang berwenang untuk dialihkan ke kebun bintang. Kini yang tersisa di aviary hanyalah beberapa jenis burung dam ikan saja.

Mengingat kejadian itu membuat Juliette kembali merasa tercekik. Jujur dia tidak ingin memikirkan kejadian itu lagi karena semakin dia memikirkannya maka dia akan semakin terluka karena dari kejadian itu cukup banyak hal yang direnggut darinya, mulai dari orang tua, hewan-hewan yang dia sayangi, kebahagiaan hingga warna dari hidupnya.

Merasa tak sanggup berada di kamarnya lebih lama Juliette bergegas keluar. Di tangga dia berpas-pasan dengan Jana yang mengantar cookies dan teh ke kamarnya, "Oh, Anda sudah ingin pergi Nona?"

"Ya, aku akan mencicipinya lain kali saja" kata Juliette dengan raut wajah yang dingin dan pucat.

Jana memandangi Juliette yang berjalan melewatinya dengan kecewa, dia juga bertanya-tanya apa yang terjadi kepada gadis malang itu hingga dia menyadari bahwa Juliette mungkin belum bisa menemukan kenyamanan lagi di mansion ini, mansion yang setiap sudutnya mengingatkan Juliette kepada kedua orang tua yang amat dia sayangi.

Sesampainya di lantai bawah Juliette mencari Ace untuk mengajak lelaki itu pergi, namun saat dia menemukan Ace sedang berada di kamar orang tuanya bersama beberapa orang tukang dia pun merasa kesal. "Apa yang mereka lakukan di sini, aku tidak ingin ada yang menyentuh kamar orang tuaku!"

"Hei tenanglah, mereka hanya melakukan renovasi atas perintah kakekmu"

"Renovasi?"

"Langit-langit bocor, cat dinding mulai mengelupas, dan ada beberapa ubin yang retak"

"Oh" Juliette merasa lega sekaligus malu karena sudah marah-marah tanpa bertanya lebih dulu, "Aku tidak ingin ada perubahan apapun di sini, kau mengerti?"

Ace mendengus, "Katakan itu kepada kakekmu, aku hanya datang untuk memeriksa karena kamar ini akan menjadi kamar kita berdua"

"APA?!" suara Juliette kembali meninggi membuat beberapa tukang yang sedang bekerja langsung melihat ke arahnya. Juliette menarik Ace keluar dari kamar itu kemudian berkata dengan tegas, "Aku tidak akan tidur di kamar yang sama denganmu!"

"Lalu di mana kau ingin tidur tuan putri?"

"Aku akan tidur di kamar lamaku saja, kau bisa memiliki kamar ini"

"Uh?" Ace tampak tidak setuju dengan keputusannya, "Bagaimana jika ada keluarga yang datang, terutama kakek dan nenekmu? Mereka tidak akan senang mengetahui kita tidak tidur di kamar yang sama setelah menikah"

"Aku hanya akan tidur di kamarmu jika ada keluarga yang datang" ucap Juliette dengan entengnya. "Sekarang aku mau pulang, sudah cukup aku melihat-lihat"

Merasa tidak memiliki urusan di mansion ini lagi Ace menuruti keingian Juliette dan mereka pergi. Ace bisa merasakan betapa besar pengaruh mansion itu bagi Juliette, Frederick juga sudah memperingatakannya akan hal ini, pria itu mengatakan kalau akan susah membujuk Juliette tinggal di mansion milik kedua orang tuanya lagi. Namun Ace lega karena kali ini Juliette tidak keras kepala, tanpa perlu repot-repot dia bujuk wanita itu pasrah dengan keputusan kakeknya yang ingin mereka tinggal bersama di mansion kedua orang tuanya setelah menikah.

- TBC-

Bagi kalian yang mengalami kendala dalam pembelian di Karya Karsa seperti harga koin yang terlalu mahal, dan kendala dalam pembelian melalui web. Bisa melakukan pembelian pdf lewat email ya (hanya berlaku untuk karya yang aku jual di Karya Karsa saja). Caranya mudah kirim judul + alamat email kalian lewat kontak di bawah ini :

Instagram : @Sweetblue_baby
E-mail : authorrere@gmail.com
Karyakarsa : @Authorrere

Bound By Hatred Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang