11

412 96 17
                                    

Dapatkan potongan harga pada setiap pembelian semua karyaku di KaryaKarsa dengan menggunakan kode voucher : DISKONOCT jumlah voucher terbatas jadi buruan klaim sebelum kehabisan!

Bagi kalian yang mengalami kendala dalam pembelian di Karya Karsa seperti harga koin yang terlalu mahal, dan kendala dalam pembelian melalui web. Bisa melakukan pembelian pdf lewat email ya (hanya berlaku untuk karya yang aku jual di Karya Karsa saja). Caranya mudah kirim judul + alamat email kalian lewat kontak di bawah ini :

Instagram : @Sweetblue_baby
E-mail : authorrere@gmail.com
Karyakarsa : @Authorrere


***

"Aku sudah menandatangani semuanya" Ace mengangkat wajahnya dari selembar kertas di atas meja kerja untuk melihat setumpuk dokumen yang Juliette letakkan di hadapannya.

"Semuanya?" tanyanya, dengan sebelah alis yang terangkat naik menatap Juliette dengan penuh selidik, memastikan bahwa gadis ceroboh itu tidak melewatkan satu kolom pun yang harus ia tanda tangani.

"Ya" sahut Juliette, acuh.

Ace mengambil setumpuk dokumen itu lalu meletakkannya di sebelah kiri meja kerjanya. Tidak seperti biasanya, Juliette tidak langsung pergi, setelah menyelesaikan tugasnya gadis itu masih berdiri di hadapan Ace sambil memainkan jemarinya di atas meja. Ace menatapnya dengan dahi yang berkerut dalam kemudian berkata, "Kau bisa pergi sekarang"

"Ada yang ingin aku tanyakan kepadamu" ya, Ace sudah menduganya begitu dia melihat wajah cantik yang diselimuti oleh keingintahuan itu, "Apa yang kau bicarakan dengan paman Malcolm kemarin malam?"

"Masalah bisnis dan perusahaan, kau tidak akan tertarik"

Juliette mendegus sebal, dia memang tidak tertarik dengan apa pun itu yang menyangkut bisnis tapi dia sangat penasaran. Mengetahui dirinya tidak akan mendapatkan jawaban dari Ace gadis itu hendak meninggalkan ruang kerja suaminya tapi sebelum dia berbalik suara dingin Ace terdengar jelas di telinganya, "Tunggu sebentar" Juliette menatap lelaki itu heran, "Duduklah ada hal penting yang ingin kubicarakan denganmu"

Juliette memandang kursi kosong di hadapan Ace dengan enggan. Dia tidak mau berlama-lama berada di ruangan ini, tapi pemikiran kalau lelaki itu akan menjawab pertanyaannya membuat Juliette bersemangat dan segera mendaratkan bokongnya di sana. "Katakan" ucapnya.

Ace menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, sambil melonggarkan dasinya lelaki itu bertanya, "Mengapa kau tidak pernah mau campur tangan mengurus perusahaan milik ayahmu?"

Juliette mengernyit tak suka mendengar pertanyaan itu, "Mengapa aku harus melakukannya?"

"Kau adalah satu-satunya anak dari Arthur Silverstone"

"Bisnis bukan hobiku"

"Tapi ini adalah tanggung jawabmu" sahut Ace, tak mau kalah.

"Apa yang kau inginkan dariku Frost!" suara Juliette mulai meninggi, tetapi Ace masih terlihat temang menghadapi harimau berbulu putih itu, "Aku berpikir untuk mengajarimu"

Juliette tersenyum masam, "Memberikanmu izin untuk bertingkah sebagai pemilik saja tidaklah cukup sekarang kau juga ingin menjadikanku sebagai budakmu?"

"Budak? Sungguh?" Ace semakin tidak mengerti jalan pikiran Juliette, apakah kepala cantik itu hanya berisi pikiran-pikiran negatif tentang dirinya?

"Apapun yang ada di otakmu lupakan, aku tidak pernah ingin ikut campur dengan semua omong kosong bisnis ini" Juliette bersiap untuk bangkit dan pergi dari hadapan Ace namun lelaki itu berkata, "Perusahaan ini adalah kebanggaan ayahmu, kau ingin melihatnya hancur?"

Tatapan tajam Juliette hunuskan ke arah suaminya. Dia tidak butuh nasehat dari seorang Frost, Juliette tidak akan membiarkan Ace bermain-main dengan trauma masa lalunya hanya agar lelaki itu dapat mencapai tujuan untuk membersihkan nama baik keluarganya. Juliette bangkit dari duduknya dan berdiri dengan penuh amarah di hadapan Ace, "Perusahaan itu yang merenggut nyawanya lewat tangan keluargamu Frost, aku tidak ingin berakhir sama sepertinya, aku tidak mau bekerja sama apalagi mempercayai seorang Frost seumur hidupku!"

"Jangan bilang kau berpikir aku ingin menghabisimu?" Ace ikut bangkit dan menantang gadis itu.

"Setelah mendapatkan semua yang kau inginkan, mungkin saja itu terjadi" cetus Juliette.

"Apa yang kulakukan sehingga kau berpikir sebuuk itu tentang diriku?"

"Kau seorang Frost, itu adalah kesalahan terbesar yang tidak akan pernah bisa aku maafkan"

Sejenak Ace terdiam dengan rahang yang mengetat. Dia kemudian memutari meja kerjanya dan berdiri lebih dekat dengan Juliette. Gadis bertubuh ramping itu tanpa ragu menatangnya dan menatapnya dengan kebencian nyata, Ace bersumpah dia bisa meremukkan tubuh kurusnya kapan saja tapi itu bukan sesuatu yang bijak untuk dilakukan sekarang karena dia membutuhkan Juliette untuk tetap hidup dan menjalankan bisnis ayahnya.

"Baiklah jika memang itu yang kau pikirkan lantas kau akan pasrah begitu saja? Kau sangat yakin aku akan menghabisimu setelah merebut perusahaan ayahmu tapi kau tidak melakukan apa-apa untuk mencegah hal itu terjadi? Atau kau memilih menyerah karena kau tahu kau tidak berdaya melawanku sama sekali?"

Kedua bola mata Juliette membesar dan mulutnya semakin mengencang, "Aku tidak-"

"Gadis manja, tidak bertanggung jawab, ceroboh, dan keras kepala, menghabisimu itu semudah menghabisi kecoak kau tahu, kau sangat gampang untuk disingkirkan Juliette" sela Ace, tak memberikan Juliette kesempatan untuk menyanggahnya.

Kedua lengan Juliette terkepal di sisi tubuh, gadis itu kehabisan kata-kata setelah Ace menghinanya. Dia tidak bisa menyangkal satupun hinaan yang keluar dari mulut pedas lelaki itu, dia tidak bisa membela dirinya sendiri di hadapan seorang Frost dan itu membuatnya merasa seperti diinjak-injak.

Menyadari Juliette tidak mampu melawannya, Ace tersenyum miring dan merasa puas. Dia mengikis jarak tipis di antara mereka lalu menunduk dan menyejajarkan bibirnya dengan telinga gadis itu, "Jadi bagaimana? Kau ingin berjuang atau mati sia-sia di tangan seorang Frost, Juliette Silverstone?" tantang Ace, semakin memprovokasinya.

Mata Juliette yang merah tak membuatnya takut, bagi Ace gadis itu tak ubahnya seperti seekor rubah saat sedang marah. "Aku akan melakukannya!" sahut Juliette, masih dengan nada bicaranya yang angkuh.

Ace berusaha untuk tidak tergelak sebab jika dia melakukannya Juliette pasti akan merasa malu dan mengubah keputusannya.

"Bagus. Keputusan yang bijak kau akan mulai belajar hari ini" Ace pergi menuju ke rak buku. Dia memilih lima buku dengan halaman yang cukup tebal lalu kembali ke hadapan Juliette dan menyerahkan buku-buku itu ke tangan istrinya, "Ambil ini"

Juliette nyaris terhuyung ketika buku-buku tersebut berpindah ke tangannya, "Apa ini?"

"Semua buku ini adalah buku yang harus kau baca jika ingin mempelajari bisnis sebagai pemula. Aku memberikanmu waktu selama satu minggu untuk membaca semuanya"

Juliette terbelalak, "Apa kau sudah gila?! Halaman buku-buku ini jauh lebih panjang daripada sejarah perang dunia kedua!"

Ace mengabaikan gadis itu. Dia kembali duduk di meja kerjanya dan berkata, "Kau bisa pergi sekarang, aku punya banyak pekerjaan"

"Brengsek" umpat Juliette pelan sebelum dia berbalik dan meninggalkan ruang kerja Ace dengan penuh rasa kesal sekaligus dengan semangat yang berapi-api untuk membuktikan kepada Archibald Frost bahwa menyingkirkan Juliette Silverstone tidak semudah menyingkirkan kecoak.

-TBC -

Jangan lupa untuk vote dan comment, perhatian dan dukungan sekecil apa pun dari pembaca sangat berarti untuk penulis dalam berkarya!

Bound By Hatred Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang