14. Tagged You

4.5K 703 72
                                    

Kafi mengangkat kacamata hitamnya ketika melihat Tara yang berjalan ke arahnya. Bibir perempuan itu menyungging senyum lebar sambil melewati jalanan khusus pejalan kaki yang cukup ramai di Orchard. Dari jauh saja, Kafi nyaris pingsan melihat kekasihnya. Ia mengenakan kemben putih dengan celana senada. Rambutnya digulung rendah—low bun, katanya. Cukup untuk menampilkan leher dan pundaknya yang luar biasa cantik. Melihat tak ada tanda di sana, Kafi yakin, Tara sudah membubuhkan banyak-banyak concealer untuk menutupi bekas yang ia lakukan semalam.

Bukan tanpa sebab mereka baru bertemu sekarang. Tadi, mereka berpisah sejenak. Kafi punya agenda meeting bersama salah satu partnernya di Singapura. Jadi, pagi-pagi sekali, ia sudah berangkat untuk breakfast meeting, meninggalkan Tara yang masih kelelahan akibat gempurannya. Dan tentu, sebagai gantinya, untuk menunggu Kafi, Tara menghabiskan waktunya dengan berbelanja.

Di belakang Tara, tampak seorang asisten sekaligus supir mereka yang tergopoh-gopoh mengikuti dengan segala kantong belanja di tangan. Kafi menghitung kantong belanja itu dalam hati. Satu... dua... tiga... berapa banyak? Ia hanya bisa tertawa kecil. Kafi sejujurnya tidak peduli. Jika Tara ingin membeli satu toko pun, Kafi akan membelikannya.

"Aku rasa kalau kita ke Milan, kamu bisa borong semua barang dari setiap toko, deh!" sindir Kafi ketika melihat Tara yang tersenyum lebar.

"Mumpung lagi break, nggak salah dong retail therapy!" Tara tertawa-tawa.

"Well, nggak salah, sih. Mau aku bawa ke Milan besok biar kamu lebih puas retail therapy-nya?" tawar Kafi sambil mengamit tangan kekasihnya dan berjalan di area pejalan kaki untuk menuju ke tempat mobil mereka terparkir.

"I wish! Sayangnya, aku nggak bisa pergi jauh-jauh." Tara mendumal sebal. "Kerjaanku masih banyak! Dan nggak tahu kalau-kalau aku disuruh balik tiba-tiba."

"Tapi kan, kamu di hold setelah apa yang terjadi sama Randy kemarin!" Kafi berkata cepat.

Tara memutar bola mata. Beberapa hari lalu, setelah insiden di podcast Fox Media, Kafi berbicara pada Salsa. Tidak tahu apa yang mereka bicarakan, Setelahnya, Jelita memberi tahu bahwa semua pekerjaannya dipadatkan di beberapa hari.

"Kalau kata Mbak Salsa, it's better for me to be under the radar for a while." Tara berkata pelan. Ia melakukan stretching ringan. "Karena gosip akan hilang dengan sendirinya."

"Yah..." Kafi berucap pelan. "Kemarin Mbak Salsa nanya kalau mungkin kita mau diundang ke salah satu podcast talk show gitu, sih."

"Ke mana? Tempat Mas Dodi?" Tara asal jeplak, menyebut nama pesulap yang kini sudah alih profesi itu.

"Mungkin? Nggak tahu!" Kafi mengangkat bahu. "Tapi, ya, aku bilang, lihat nanti, separah apa."

"Oke..." Tara mengangguk-anggukan kepala. "Gimana tadi kerjaan? Tumben banget kamu ada meeting. Biasanya, kalau aku break, kamu bisa cuti sampai Kaivan marah-marah karena cutimu kelamaan!"

Masa-masa break Tara adalah hal yang paling Kafi tunggu-tunggu sejak lama. Ia bahkan sengaja mengosongkan kalendernya hingga satu bulan hanya untuk menghabiskan waktu bersama kekasihnya padahal cuma pergi satu atau dua hari.

Ada banyak alasan kenapa Kafi menunggu-nunggu hari itu. Salah satunya, karena cuma ketika Tara beristirahat, perempuan itu menjadi 'kekasihnya'. Tara bukan lagi seorang aktris yang wara-wiri di televisi. Di saat seperti itu, Tara hanya perempuan biasa, yang bisa Kafi manjakan dan banggakan. Di saat libut itu, Kafi bisa mengajak Tara pergi jauh, ke tempat di mana perempuan itu tidak dikenali, supaya mereka bisa terus bersama tanpa harus ada paparazi membayangi.

FOREVER YOURS REGARDLESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang